Feeds:
Pos
Komentar

Archive for April, 2009

Rekan2x yth.,

Sekarang mari kita bahas, apakah Tuhan tunduk kepada logika yang berdiri di atas
NAND, AND, NOT, OR, dan XOR.

Seperti sudah dibahas sebelumnya, bahwa kalimat berikut:

2.”Tuhan Maha Kuasa, dapatkah Tuhan membuat batu yang ia tak sendiri mampu
mengangkatnya?”

Adalah GERBANG NOT.

Jika inputnya adalah “Tuhan mampu mengangkatnya”, maka outputnya adalah “Tuhan
tidak maha kuasa”.

Jika inputnya adalah “Tuhan Maha Kuasa”, maka outputnya adalah “Tuhan tidak
mampu mengangkatnya”

Kesalahan mendasar dari paradoks ini adalah menganggap Tuhan adalah sesuatu yang
terbatas.

Sekarang mari kita menganggap Tuhan adalah sesuatu yang tak terbatas, atau
“Infinity”.

Seperti kita tahu dari pelajaran SMA tahun 1990-an,

“Infinity” x bilangan = “Infinity”
“Infinity” + bilangan = “Infinity”

Apa representasi “Infinity” dalam bilangan biner? JAWAB = “Infinity”

Seperti kita tahu GERBANG NOT = f(a) = 1 + a

Sehingga,

f(0) = 1 + 0 = 1
f(1) = 1 + 1 = 0

Maka jika inputnya adalah “Infinity”

f(“infinity”) = 1 + “infinity” = “infinity”

Artinya, infinity tidak tunduk kepada GERBANG NOT.

Kalau dikembalikan ke kalimat di atas, kalimat tersebut gagal mengukur Tuhan.

Salam,

Agung

Read Full Post »

Kalimat berikut:

1. “Jangan percaya orang Bandung, karena semua orang Bandung adalah pembohong;
dan saya adalah orang Bandung”

paradoks, jika menggunakan logika klasik, yaitu sikap kita hanya “percaya” atau
“tidak percaya”.

Jika kita “percaya” kepada si pembicara, maka kita “tidak percaya”. Maka, input
“percaya”, memiliki output “tidak percaya”

Tapi, kalau “kita tidak percaya”, maka pada hakikatnya kita “percaya”. Artinya,
input “tidak percaya” memiliki output “percaya”.

Kalau dianalogikan,

“percaya” = 1
“tidak percaya” = 0

dan f(x) adalah kalimat “Jangan percaya orang Bandung, karena semua orang
Bandung adalah pembohong; dan saya adalah orang Bandung”, maka:

f(1)=0
f(0)=1

atau dengan kata lain, kalimat tersebut adalah GERBANG NOT.

Gerbang NOT, bentuknya bisa bermacam-macam; misal Gerbang Identitas dinyatakan
dengan {{1,0},{0,1}}, maka Gerbang NOT dapat dinyatakan dengan {{0,1},{1,0}},
dengan

“1” = {1,0}
“0” = {0,1}

Kalau proses komputasi ini kita jalankan dalam bahasa matriks, maka

f(1) = 0, adalah {{0,1},{1,0}}*{1,0}= {0,1}

Begitu juga sebaliknya.

Pertanyaannya, dapatkah GERBANG NOT tidak menegasikan suatu keadaan?

Jawabnya, DAPAT!

Misal keadaan itu adalah superposisi dari “1” dan “0”, seperti berikut:

1/2*{1,0}+1/2*{0,1}

Maka dari itu: ({{0,1},{1,0}})*(1/2*{1,0}+1/2*{0,1}) = (1/2*{1,0}+1/2*{0,1})

Konsekuensinya, kalimat “Jangan percaya orang Bandung, karena semua orang
Bandung adalah pembohong; dan saya adalah orang Bandung” menjadi TIDAK PARADOKS
jika inputnya adalah 1/2 PERCAYA dan 1/2 TIDAK PERCAYA.

Salam,

Agung

Read Full Post »

Indonesia 2010

Rekan2x yth.,

Agaknya akan ada gambaran agak mengerikan pada tahun 2010:

Presiden RI adalah militer-Jawa

Anggota dewannya dipenuhi oleh para pelawak, penyanyi, dan pemain sinetron.

RSJ dipenuhi oleh caleg yang gagal. Tapi, disatu sisi, pendidikan bertambah baik mengingat gaji guru membaik. Begitu juga peneliti agaknya lumayan membaik; mungkin ketika itu Indonesia dikenal dengan citra ilmiah dan pendidikan yang cukup bagus.

Kekhawatiran kita adalah: apakah Presiden RI ini punya cukup keimanan untuk menghadapi godaan dunia di depan mata … mengingat terdapat potensi besar untuk menyetir para anggota dewan tersebut … ?

Wallahu`alam …

Salam, Agung

Read Full Post »

Assalamu`alaykum ww

Konon kabarnya Silicon-based electronic devices yang menggunakan MOSFET akan
berakhir pada 2012 (http://www.aep.cornell.edu/pdf/gox-comment.pdf). Sayangnya
Hukum Moore mengatakan, chip devices akan mengkerut ukurannya s/d tahun 2060
(http://barrett-group.mcgill.ca/teaching/nanotechnology/moore2.jpg).

Sependek pengetahuan saya, kandidat paling kuat adalah spintronics, sebagaimana
terdapat di artikel2x berikut dibawah.

{kalau berminat paper2xnya, dapat saya kasih}

Semoga revolusi teknologi yang satu ini, orang Indonesia dan umat Islam secara khusus, tidak ketinggalan. Melihat
kesungguhan Jepang, rasanya kita harus iri. Jagoan dibidang Quantum Computing
dan Spintronics, Jepang punya banyak pemain. Mereka punya banyak ahli yang
berkali-kali publish di Nature, Science, Physical Review Letter dsb.

The transmission of One of the central themes of this Special Issue is that 
engineers and scientists are now entering into a golden age of quantum
measurement theory and experiment. Today’s “informatic” technologies are
required to operate at maximum speed, and achieve maximum sensitivity, while
consuming minimal power. As the engineering community presses against the
quantum limits to speed, sensitivity, and power, they are scrutinizing the
physics literature for practical guidance on how to approach these limits. The
resulting cross-disciplinary fertilization is good for both physicists and
engineers.

{Scanning the issue special issue on spintronics
Wolf, S.A. Treger, D.M.
Strategic Analysis, Inc.;
This paper appears in: Proceedings of the IEEE
Publication Date: May 2003
Volume: 91, Issue: 5
On page(s): 647- 651
ISSN: 0018-9219
Digital Object Identifier: 10.1109/JPROC.2003.811809
Current Version Published: 2003-05-21}

“Perhaps the mechanism for driving the next new technology based
on semiconductor spintronics is already known, and among the wide
variety of interesting device physics effects produced from the past
decade of intensive research. It may now be time for circuit designers
and systems engineers to take a closer look at these demonstrated
mechanisms to see how a semiconductor spintronics architecture
should be assembled. Even if that is not yet possible, systems and
circuit engineers may greatly help the field of semiconductor
spintronics by identifying those areas that most need progress in
order to achieve a commercially viable technology.”

Nature Physics 3, 153 – 159 (2007)
doi:10.1038/nphy

Wassalamu`alaykum ww

Agung

Read Full Post »