Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Oktober, 2007

Sebuah Saran kepada Para Calon Pembunuh Diri Sendiri

[Surat ini ditujukan kepada para Bapak, Ibu, dan para hadirin yang sedang mempertimbangkan membunuh sanak keluarga dan dirinya sendiri, dikarenakan sangat sayangnya terhadap mereka; seperti yang terjadi pada seorang Ibu di Malang atau seorang Ibu di Bandung yang terjadi tahun lalu]

Assalamu’alaykum wr. wb.,

Bapak, Ibu, dan hadirin yang saya hormati,

Pertama-tama perkenankan saya memperkenalkan diri.

Nama saya adalah Agung Trisetyarso.

Saya adalah marbot [yunior] di masjid Darul Istiqomah, kelurahan Tanah Baru, kecamatan Beji, Depok.

Menurut seorang marbot senior di masjid kami, pekerjaan mabot didefinisikan sebagai:

“Pekerjaan memakmurkan masjid yang jam kerjanya dimulai sebelum subuh dan diakhiri sesudah isya. Diantara luang lingkup pekerjaannya adalah:

1. Membersihkan masjid [menyapu dsb]
2. Mengajak masyarakat untuk shalat berjamaah [termasuk membangunkan masyarakat]
3. Menjadi Muazin
4. Menjadi Imam Masjid
5. Menjadi penceramah/pengganti penceramah
6. Menjaga masjid”

Pengkelasan Marbot [Marbot Senior dan Marbot Yunior] adalah berdasarkan kuantitas dan kualitas dari tugas-tugas tersebut. Misal, seorang Marbot Senior harus datang ke Masjid beberapa jam sebelum shalat shubuh dimulai. Di tempat kami, biasanya seorang Marbot Senior sudah datang pada jam 3 pagi. Sedangkan yang yunior baru datang beberapa menit sebelum azan shubuh.

Gaji Marbot dalam bentuk uang mungkin sangat jauh sekali dibawah UMR; seperti yang saya terima sebagai marbot junior di masjid ini hanyalah 20 ribu rupiah per bulan [Marbot Senior bisa mencapai 300 ribu rupiah per bulan]

Sebelum menjadi Marbot Masjid Darul Istiqomah, saya telah berpengalaman menjadi marbot di Masjid As-Saakinah [Tanah Kusir, Jakarta] dan Masjid Al-Lathief [Dago Kanayakan, Bandung].

Pada surat ini saya, yang mencoba mewakili profesi marbot masjid dan mushalla, mengimbau para hadirin untuk berfikir kembali jika terlintas difikiran untuk menghabisi diri sendiri dan sanak keluarga, karena dirasakan tidak mampu menghadapi masa depan.

Penyebab utama dari penyakit sosial yang satu ini adalah selama ini kita salah dalam mengambil panutan; selebriti lebih kita jadikan panutan daripada para ustadz, marbot masjid dan rohaniawan. Sehingga ukuran utama hidup kita sekarang ini adalah materi dan popularitas. Keberhasilan hidup selalu diukur dalam kedua kerangka tersebut.

Kalau ingin bertanya masalah hidup, termasuk permasalahan ekonomi dan keluarga, cobalah kita belajar ke para marbot senior, janganlah kita bertanya ke para selebriti atau para tokoh kapitalis yang lainnya.

Marbot Senior adalah para pekerja yang dianggap sepele di mata makhluq, tapi sangat besar di mata Khaliq
Mereka bekerja di kegelapan malam dunia, tapi di gemerlapnya cahaya akhirat
Mereka tidak terkenal di mata makhluq, tapi sangat terkenal di kalangan malaikat
Ucapan mereka adalah Dzikir, tidak mengguncang dunia, tapi mengguncang Arasy Allah SWT
Mereka berpenghasilan kecil, tapi berbahagia dunia akhirat, lahir dan bathin

Sebaliknya, para selebriti adalah para pekerja yang dianggap besar di mata makhluq, tapi sangat kecil di mata Khaliq
Mereka bekerja di gemerlapnya cahaya dunia, tapi di dalam kegelapan akhirat
Mereka terkenal di mata makhluq, tapi [karena kemaksiatan yang mereka lakukan] tidak terkenal di kalangan malaikat
Ucapan mereka adalah kelalaian, mengguncang dunia, tapi tidak mengguncang Arasy Allah SWT
Mereka berpenghasilan sangat besar, tapi sengsara dunia akhirat, lahir dan bathin

Maka dari itu profesi Marbot lebih mulia dan utama di mata Allah SWT; jika para marbot di seluruh dunia menghentikan pekerjaannya dalam beberapa hari, maka seluruh alam semesta ini akan berhenti beraktifitas, yang berujung pada terjadinya kiamat.

Kiamat tidak akan berdiri sehingga di bumi tidak pernah disebut lagi nama ‘Allah’, ‘Allah'”[Hadist riwayat Muslim dari Anas]

Sebaliknya, apakah itu akan berlaku pada profesi selebriti?

Cobalah kita lihat selebriti yang kita jadikan tuntunan selama ini; mayoritas dari mereka adalah para pengkhianat terhadap diri sendiri. Bahkan mereka tidak dapat memenuhi janji terhadap mereka sendiri; mereka tidak dapat berkomitmen terhadap pernikahan, pasangan hidup, anak, dst. Para selebriti adalah golongan yang ucapannya tidak dapat dipegang [dipercaya]; sekarang berkata A, besok berkata B, besoknya lagi berkata C, dst. Sekarang berkata setia terhadap pasangannya, besok ia telah menceraikannya. Sekarang ia teguh memegang keyakinannya, besok pula ia menanggalkan keyakinan tersebut.

Sebaliknya, para marbot masjid adalah kelompok masyarakat yang istiqomah [konsisten], karena pekerjaan mereka menuntut kejujuran kepada Al-Khaaliq, baik ada makhluq maupun tidak ada makhluq.

Seorang Marbot Senior, dengan uang 200 ribu rupiah per bulan dapat menghidupi 7 orang anak. Tapi, seorang selebriti, dengan penghasilan miliaran rupiah per bulan, tak dapat menghidupi seorang anak pun, bahkan tidak cukup untuk dirinya sendiri. Marilah kita renungi kisah Michael Jackson, Mike Tyson, Elvis Presley, Marlyn Moenroe, dst.

Itu semua tidak bisa dilepaskan dari sifat industri selebriti dan kapitalis yang sebetulnya sangat kejam.

Industri kapitalis adalah industri dengan uang kiblatnya
yang mengharuskan seseorang menghalalkan segala cara

Demi kesuksesan

Begitu juga, harus saling menyikut dan mengalahkan
Demi popularitas dan kekayaan

Industri ini sangat cepat mengangkat seseorang,
begitu juga cepat menghempaskan sekeras-kerasnya ke dasar yang paling dalam

Industri ini hanya untuk orang-orang tertentu;
yaitu mereka yang bersedia berbuat kejam dengan dibungkus kemanisan

Industri kapitalis [yang berbasis kepada keyakinan bahwa uanglah segala-galanya] yang serba kejam ini, mengakibatkan para tokoh kapitalis, seperti para selebriti, banyak mengumbar senyum di depan publik, tapi sebetulnya hati nuraninya telah mati karena kemaksiatan yang mereka lakukan.

Sebaliknya, para marbot masjid dihasilkan dari ‘industri dzikir’ yang sangat mulia.

Industri dzikir adalah industri dengan Allah kiblatnya
yang mengharuskan seseorang menghalalkan yang halal
dan mengharamkan yang haram


Begitu juga, harus saling membantu

Demi ketenangan hati

Industri ini selalu terbuka bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya.

Industri dzikir adalah industri yang berbasis kepada dzikir; malam hari dihiasi dengan berdzikir lisan, sedangkan di siang hari dihiasi dengan dzikir hati, yang dimanifestasikan dalam bentuk pelayanan kepada para makhluq. Rasulullah SAW bersabda:”Sayangilah yang di bumi, maka engkau akan disayangi oleh yang di langit.”

Para selebriti bekerja kepada raja-raja kapitalis yang tamak dan haus akan uang, sehingga mereka tidak sadar karena pada hakikatnya mereka tengah diperah separah-parahnya, sebelum nantinya dihempaskan ke jurang yang paling dasar.

Para marbot masjid bekerja kepada Maha Raja alam semesta, sehingga tidak khawatir akan masa depan diri dan keluarganya, sekecil apapun upah dari makhluq yang mereka terima. Allah SWT sendiri yang menjamin rezeki kepada mereka.[20:132, 24:32, 65:4,7]

Maka dari itu, hendaknya marilah kita membagi masalah kita kepada para marbot masjid, jangan ke para selebriti. Acuan hidup kita menjadi rusak berantakan, karena para selebriti dengan hidup yang serba kejam yang kita jadikan panutan. Marilah kita merubah panutan hidup kita kepada para penjaga moral, yang hidup di masyarakat.

Para marbot masjid selalu memancarkan cahaya,
karena mereka selalu berinteraksi dengan Maha Cahaya [An-Nuur]

Sedangkan, para selebriti, pada hakikatnya bermuka masam,
sekalipun ditutupi bedak setebal apapun.

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah diantara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur … ”

[Al-Hadiid:30]

Wassalamu’alaykum wr. wb.,

Agung Tri

Read Full Post »

Eliica: Mobil Masa Depan?

Rekan-Rekan yth.,

Hiroshi Shimizu, seorang Profesor dari Keio, baru-baru ini memimpin grup riset yang membuat terobosan baru dalam bidang teknik otomotif; yaitu mobil berkecepatan tinggi yang sangat bersih lingkungan.

Berikut beberapa beritanya:

http://www.greencarcongress.com/2004/11/8wheeling_with_.html

http://www.keio.ac.jp/news/010628e.html 

 http://www.popsci.com/popsci/automotivetech/8c773bcc2eb84010vgnvcm1000004eecbccdrcrd.html

Read Full Post »

Sebuah renungan Pengembangan IPTEK di Indonesia

Agung:

IPTEK terdiri dari dua kata:

1. Ilmu Pengetahuan; bidang ini lebih dekat dengan budaya. Fakultas
yang terkait dengan bidang ini seperti Fakultas Pendidikan dan MIPA
(Sains)

2. Teknologi; bidang ini lebih dekat dengan industri. Fakultas Teknik,
Desain dst.

Mana yang harus lebih dulu?

1. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan, kemudian baru teknologi.

2. Mengembangkan Teknologi kemudian Ilmu Pengetahuan.

Sekarang silakan lihat beberapa kasus:

I. Bangsa Indonesia.

Sejak Pak Harto berkuasa, Pemerintah Indonesia lebih mendahulukan
pembangunan ekonomi barulah membangun bidang-bidang lain seperti
Pendidikan. Dampaknya:

1. Proyek Mercusuar.

Pak Habibie memiliki Jargon :”Membangun dari akhir dan mengakhiri di awal”

Maksudnya, membangun kekuatan teknologi dahulu, kemudian barulah
membangun pendidikan dan riset dibidang sains. Akhirnya, dana
triliunan rupiah disalurkan ke BUMN-BUMN seperti IPTN, PT. PAL dst.
Sementara itu lembaga pendidikan tetap lah menjadi lembaga yang
miskin; dosen-dosen yang jujur tetaplah miskin (sekali), apalagi para
guru.

Disaat yang sama, BUMN-BUMN menjadi sarang korupsi, karena proyek
infrastruktur, pesawat dll.

Berbarengan dengan itu, perusahaan-perusahaan Amerika juga
dipersilakan mengeruk kekayaan alam Indonesia sepuas-puasnya,
sebagaimana yang dilakukan oleh Freeport dan Exxon. Orang Indonesia
juga ada sih yang menguasai teknologi mereka, tapi teknologi kelas
teri, sehingga jadilah mereka sebatas buruhnya Amerika dan Israel.

Perusahaan-perusahaan ini juga merupakan proyek mercusuar; sementara
mereka menghasilkan miliaran dolar perbulannya, begitu banyak warga
disekitar perusahaan tersebut yang sangat miskin. Contohnya Freeport.

2. Banjir barang impor

Karena rezim Soeharto mendahulukan ekonomi, maka para insinyur yang
lulusan dari luar negeri, seperti Amerika Serikat dan Jepang,
berlomba-lomba menjadi agen barang dari negara tempat mereka
bersekolah. Akhirnya maraklah negeri ini dengan mobil buatan Jepang,
TV buatan Belanda dll.

Kebetulan, almarhum Bapak saya (Sutomo Susito) juga lulusan
Universitas Kyoto, dan pernah menjabat sebagai Direktur di Toyota
Astra Motor (1982-1985), jadi sedikit banyak tahu juga mengenai
industri otomotif di Indonesia.

Sebetulnya, industri otomotif, relatif termasuk industri yang lumayan
berkontribusi di Indonesia. Dari tahun 1960-an s/d sekarang, orang
Indonesia tidak sebatas jualan mobil, tapi juga ada manufakturnya.
Tapi, setelah berpuluh-puluh tahun, tetap saja alih teknologi tidak
terjadi.

Setelah 40 tahun bangsa kita menganut paham di atas, yang terjadi adalah:

1. Pengangguran semakin meledak.
2. Sumber Daya Manusia semakin menurun kualitasnya.
3. Sumber Daya Alam rusak serusak-rusaknya.(Banjir, longsor, dst)
4. Rakyat semakin miskin dan semakin tidak makmur.
5. Gaya hidup semakin meningkat.(Gaya hidup selebriti menjadi anutan
mulai dari pelajar s/d ustadz. Ustadz yang dihargai masyarakat adalah
Ustadz yang Selebriti)

II. Malaysia

Setahu saya, Malaysia membangun bangsanya dengan memajukan pendidikan
terlebih dahulu. Gaji guru dan dosen diperbaiki. dst.

BUMN2x mereka, seperti PETRONAS, bukanlah prioritas utama. Ketika itu,
tahun 1970-an, PETRONAS masih nothing dibanding PERTAMINA. Setelah
30-an tahun, kita bisa melihat bagaimana kemajuan yang mereka capai.

III. Amerika Serikat

Orang bilang, Amerika Serikat tertolong oleh Hitler. Karena perang
dunia ke-II, banyak ilmuwan Eropa lari ke Amerika Serikat.

Selain itu juga, Pemerintah AS berlomba membuat senjata yang lebih
canggih dengan Jerman. Riset tidak bisa dilakukan di Eropa, karena
mereka sedang dalam perang. Untuk membuat senjata yang lebih canggih
itu, dibutuhkan ilmuwan yang dapat membuat senjata yang belum pernah
dibuat oleh kompetitornya; disinilah para fisikawan berperan. Munculah
bom atom.

Setelah PD II selesai, fisikawan banyak yang nganggur. Tapi, karena
fisikawan ketika itu cukup terkenal, maka suara mereka cukup didengar.
Ketika itu fisikawan di AS sepakat, untuk ramai-ramai melakukan
penelitian mengenai fisika atom. Jadilah dana riset (yang tadinya
diperuntukkan membuat senjata) dialokasikan ke riset fisika atom.

Ternyata riset fisika atom ini pun dampaknya ke bidang teknologi;
munculah transistor. Dst … Dst.

=============================

KESIMPULAN:

Kita hidup di zaman transisi.

Kita sekarang hidup di era setelah orde baru, yang mengagungkan
ekonomi. Dampak baik-buruknya kita sudah tahu bersama.

Memulai dari perkembangan (bubble) ekonomi, dengan mendahulukan
teknologi mercusuar dan mengesampingkan pendidikan dan sains, hanyalah
membawa bangsa ini ke bencana.

Hendaknya sejarah suram ini bisa dijadikan pelajaran. Mari kita
majukan sains dan pendidikan untuk masa depan anak-anak kita yang
lebih baik.

Selain itu, kita juga hidup diawal abad 21; biasanya setiap awal abad
akan terjadi trend baru. Misal, awal abad 20 terjadi transisi dari
fisika Newtonian ke fisika kuantum yang berdampak pada transisi
teknologi mekanik ke teknologi elektronik.

Sekarang ini kita belum tahu trend apa yang akan terjadi; maka dari
itu kita harus berfikir melakukan riset di bidang sains, agar
kesalahan tertinggal dibanding bangsa lain tidak terulang lagi.

Kalau perlu, umat Islam harus membuat suatu ijtihad baru, yang dapat
menyebabkan revolusi sains, sehingga kita tidak menjadi umat yang
pariah alias pecundang dalam percaturan dunia.

Wass.,

Agung

Read Full Post »

Heran saya,

Kenapa jutaan Amerika masih percaya kepadanya?

Kemana para Professor di Amerika Serikat?

Read Full Post »

Gejala Aneh di Jepang

http://www.nytimes.com/2007/10/20/world/asia/20japan.html?em&ex=1193112000&en=1017507665faa42d&ei=5087%0A

Gejala apakah ini?

Masyarakat Jepang kayaknya butuh banyak dai, untuk menjelaskan arti hidup …

Read Full Post »

Prof. Rodney Van Meter dari Keio masuk kedalam list berikut:

http://www.quantiki.org/wiki/index.php/Who’s_Who_in_Quantum_Information

Read Full Post »

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0710/18/utama/3929169.htm

Pelayanan Publik


Yudhoyono: Rakyat Sering Lupa Berterima Kasih

Jakarta, Kompas – Presiden prihatin karena banyak dari rakyat kerapkali lupa berterima kasih kepada aparat dan petugas di lapangan yang bekerja di hari raya meninggalkan keluarga. Apa yang dibesar-besarkan adalah kesalahan yang jumlahnya makin menurun.

“Terima kasih dan penghargaan kepada semua saudara-saudara kita yang nonstop bekerja di lapangan, baik petugas lalu lintas, pemadam kebakaran, palang merah, dan rumah sakit. Mereka hampir tak ada waktu untuk bertemu keluarga karena habis waktunya di jalan kepanasan dan kehujanan. Mereka adalah pahlawan. Dengan penuh tanggung jawab, agar saudara-saudara kita dapat melaksanakan Lebaran tahun ini,” ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (17/10) di Jakarta.

Kemarin, setelah shalat dzuhur, penumpang dan sopir bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, mendadak dikejutkan dengan kedatangan Presiden Yudhoyono. Sebelum Yudhoyono tiba sekitar pukul 12.45, Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto sudah lebih dulu tiba.

Presiden bersyukur, fakta lapangan yang dilihat dan penjelasan umum yang diperolehnya memperlihatkan makin baiknya pelayanan.

Untuk memperbaiki pelayanan aparat pemerintah selama Idul Fitri 1428 H, Presiden sudah minta laporan menyeluruh dari menteri terkait, untuk disampaikan dalam rapat evaluasi dua minggu setelah hari raya. Laporan itu juga akan digunakan sebagai bahan menyusun langkah perbaikan pelayanan aparat pemerintah pada hari raya berikutnya.

Mengenai pelayanan aparat pemerintah, secara umum, Presiden mendapat penjelasan di Markas Besar Kepolisian Negara RI yang bertindak sebagai Pos Komando Operasi Ketupat 2007.

Keamanan dan keselamatan rakyat yang melakukan perjalanan membaik. Namun, ada peningkatan kecelakaan sepeda motor. Peningkatan ini seiring dengan makin banyaknya pemudik yang menggunakan moda angkutan ini.

Soal arus mudik dan balik, meskipun libur, Presiden mengaku akan memantau terus, baik melalui media massa maupun melalui layanan pesan singkat yang diterimanya langsung dari rakyat.

Soal meningkatnya kecelakaan pengendara kendaraan roda dua, Presiden akan mencari solusinya. Dari sisi lain, banyaknya pengendara roda dua dimaknai Presiden sebagai ekonomi Indonesia yang terus tumbuh.

Kecelakaan

Menurut data Mabes Polri, kecelakaan kendaraan roda dua meningkat dari 64 persen tahun 2006 menjadi 74,29 persen tahun 2007 atau berjumlah 27.928 kasus. Tingginya kasus kecelakaan motor dianalisa Mabes Polri karena terlalu mudahnya cara memiliki motor dan rendahnya penguasaan sepeda motor.

Kepala Operasi Ketupat sekaligus Kepala Badan Pembinaan dan Keamanan Mabes Polri Komisaris Jenderal Iman Haryatna mengatakan, wacana jalur khusus motor perlu dipikirkan kembali. Sebab, realita pertumbuhan motor di pasaran yang demikian tinggi sulit dibendung. Oleh karena itu, perlu ada solusi untuk mengurangi dampak buruknya.

Direktur Lalu Lintas Polri Brigjen (Pol) Yudi Sushariyanto mengatakan, Lebaran ini pergerakan kendaraan bermotor dari Jakarta dikuasai sepeda motor. Sebanyak 1,97 juta sepeda motor melaju ke luar Jakarta dan sekitarnya. (INU/SF/FUL/A09/A18)

Read Full Post »

Rekan2x yth.,

Pada saat-saat ini, ada satu pertanyaan yang menggelayut di pikiran saya: “Bisakah terjadi saling penghargaan diantara sesama bangsa ini?”

Bisakah yang muda menghargai yang tua, begitu juga sebaliknya?

Bisakah yang yunior menghargai yang senior, begitu juga sebaliknya?

Bisakah murid menghargai guru?

Dsb.

Pertanyaan ini muncul di era ketika pelecehan dan fitnah merebak dimana-mana.

Semoga kita terlindung dari kedua hal tersebut … Amiin.

Wass,

Agung

Read Full Post »

Sejarah Islam di Eropa

http://video.google.com/videoplay?docid=-768956312207897325

Read Full Post »

 

   

Rekan-Rekan yth.,

Mungkin tulisan ini cuma sedikit curhat lagi dari saya.

Beberapa tahun lalu, saya ingat, ada beberapa orang (bahkan orang
Jerman!), yang meremehkan kualitas Research Center Juelich.

Tapi kini, agaknya anggapan tersebut tidak benar.

Kini, Research Center Juelich memberikan kontribusi sangat besar,
tidak saja bagi dunia riset di Jerman, tapi juga dunia. Seorang
perisetnya yaitu Peter Gruenberg, menjadi peraih hadiah Nobel tahun 2007.

(Prof. Artur Baumgaertner meng-email saya tadi malam. Kebetulan
Baumgaertner satu departemen dengan Prof. Gruenberg.)

Seperti dapat kita lihat di situsnya Prof. Peter Gruenberg, risetnya
adalah mengenai GMR, yang berbasis kepada konsep Spin-Current
(http://www.fz-juelich.de/iff/e_iee_research_3).

Saya tidak ingin bercerita mengenai spin-current disini; hanya saja
ingin menunjukkan, bahwa dunia terus berputar; kelompok yang tadinya
diunderestimate, seringkali atas izin Allah SWT, dapat menjadi
pemenangnya.

Research Center Juelich yang tadinya dianggap sebelah mata oleh banyak
orang, bahkan termasuk oleh orang Jerman, kini telah menjadi pusat
riset yang sangat terkemuka.

Wass.,

Agung

– Mantan kandidat PhD di Solid State Institute di Research Center Juelich

– Mahasiswa PhD di Department of Applied Physics &
Physico-Informatics, Keio University

http://www.agungtrisetyarso.com

Read Full Post »

Older Posts »