Penjelasan dibawah mengenai tafsir surah Al-Baqarah ayat 102. Intinya, mengenai penyelewengan yang dilakukan oleh syaithan, yang mengklaim bahwa dia mengajari Nabi Sulaiman AS, sehingga Nabi Sulayman menjadi sangat sukses. Ilmu yang dikuasai syaithan tersebut adalah ilmu sihir, yang dapat menyebabkan “pasangan suami istri menjadi cerai”. Ilmu ini berkembang di Babylon, yang merupakan tempat cikal bakal penulisan talmud dan dari sinilah Freemason berkembang untuk menyebarkan ilmu sihir tersebut, dari generasi ke generasi.
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfa’at. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. “
Salah satu ritual anak organisasi Freemason, yaitu Bohemian groove:
Nak, tersebutlah sebuah daerah, di pinggiran kota Jakarta.
Sebuah kampung yang bersahaja; masih sejuk, karena masih belum terlalu terjamah oleh tangan-tangan tamak.
Sebuah daerah, yang masih asri, agak jauh dari sumpeknya kota Jakarta.
Daerah tersebut dihuni secara padat oleh hamba-hamba Allah SWT yang shaleh. Mereka tidak terkenal di bumi ini; tapi insya Allah terkenal di langit, karena mereka adalah para superstar dalam hal ibadah.
Mereka menghabiskan waktu untuk bermunajat kepada Allah SWT di sepertiga malam, sementara begitu banyak manusia lalai darinya, karena lebih memikirkan perut mereka untuk esok.
Majelis2x mereka adalah majelis2x dzikir, majelis2x kasih sayang, yang selalu dirahmati oleh Allah SWT.
Tokoh2x mereka adalah pahlawan2x bagi masyarakat; setiap dini hari selalu menjaga masyarakat dan senantiasa mengiringi tugasnya itu dengan banyak2x berdzikir kepada Allah SWT. Selain agar hati tidak lalai, tapi juga dengan harapan semoga setiap jengkal tanah kampung tersebut selalu dicucuri rahmat dari Allah SWT.
Kampung itu bukanlah kampung dalam angan2x … tapi ia benar2x hadir di tengah2x kita … namanya “Tanah Baru”.
Pertanyaan ini datang dari seorang ignorant bin tolol seperti saya, kalau agak mengganggu kenyamanan hidup rekan-rekan harap dilupakan saja:
“Penampakkan Black Hole-kah di Norwegia?”
Sebelum kita mendiskusikan lebih jauh, mari kita nikmati lagi penampakkan spiral tersebut:
Keterangan pertama yang dikeluarkan adalah dari CNN yang menyatakan itu adalah efek dari rudal Russia yang gagal sebagaimana dinyatakan disini. Beberapa ilmuwan di Amerika Serikat pun mengamini pendapat ini. (Lihat ini).
Bagaimana pun, ada berita yang menyatakan, bahwa Rusia *menyangkal* bahwa mereka meluncurkan Roket, sebagaimana dinyatakan disini.
Menurut saya, asumsi spiral tersebut terbentuk dari roket Rusia yang gagal sangat absurd. Bayangkan, ketika itu ada Copenhagen Summit dimana para pemimpin dunia hadir. Tentu, jika benar Rusia meluncurkan misil ke arah Summit tersebut, seharusnya AS akan sangat heboh untuk memberikan sangsi yang berat ke Rusia; bandingkan dengan kehebohan AS terhadap Iran yang sebatas mempersiapkan misil, belum sampai diluncurkan. Lagipula, misil macam apa yang diluncurkan oleh Rusia, sehingga mampu menghasilkan gambar yang begitu menakjubkan? Bukankah seharusnya penampakkan spiral dapat dihasilkan kembali melalui peluncuran misil tersebut?
Bagaimana jika kita membuka kemungkinan lain sebagaimana dipaparkan disini:
matahari yang ketika itu terbit, memancarkan radiasi, dan kemudian radiasi tersebut dihisap oleh Black hole.
Kemunculan spiral menjadi sangat mudah dijelaskan dalam skema ini. Kalau kita punya secangkir kopi hitam pekat, kemudian kita masukan sedikit susu murni dan diaduk, sehingga terbentuk spiral sebelum akhirnya susu tersebut sepenuhnya tercampur dengan kopi.
Itulah analogi bagi penyerapan radiasi dari matahari oleh Black Hole. Black Hole secara natural tidak terlihat oleh kasat mata, karena tidak memproduksi atau memantulkan cahaya. Kemudian, radiasi dari matahari tersebut terserap oleh Black Hole. Dalam proses penyerapan, tentu tetap saja ada cahaya yang terpancar, sebelum akhirnya radiasi tersebut terserap total oleh Black Hole; oleh karenanya, spiral cahaya terbentuk secara bertahap mulai dari kecil di pusat-nya hingga membesar di ujung-nya. Dalam proses penyerapan radiasi matahari ini, Black Hole dan radiasi tersebut berperan seperti “matahari kecil” yang mampu memancarkan cahaya, tapi sangat terlokalisasi, sehingga terlihat menerangi daerah tersebut.
Penyempurnaan proses penyerapan radiasi matahari oleh Black Hole diawali dari pusat spiral yang kemudian diteruskan menuju ekor spiral; itu sebabnya cahaya menghilang berawal dari pusat spiral yang diteruskan ke ujungnya.
Kalau benar skema ini yang terjadi, bisa jadi bahwa sesungguhnya bumi kita mengorbit diantara Black hole dan matahari, sebagaimana digambarkan berikut:
Tulisan ini sama sekali bukan bermaksud untuk membuat panik; sebagaimana fenomena alam lainnya, seperti gerhana, fenomena ini justru untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan semesta alam, Allah SWT. Kita tidak tahu apa konsekuensi serius dari kedekatan bumi dengan black hole, bisa saja terjadi bencana dalam waktu dekat, atau atas izin Allah SWT bencana tersebut bisa saja ditangguhkan.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (Fussilat: 53)
Menurut saya, yang kita saksikan hari ini adalah sebuah kezhaliman berdampak sistemik, ketika hukum menjadi ajang tawar-menawar, sehingga keadilan ditegakkan secara setengah2x.
Jaksa penuntut umum menuntut: MATI.
Realita persidangan meringankan Antasari.
Tapi, Hakim memvonis Antasari bersalah dengan hukuman tidak Mati.
Seharusnya, kalau mengikuti logika yang benar,
1. Antasari bersalah -> Mati
2. Antasari tidak bersalah -> Tidak mati -> Tidak dihukum
Lha, sekarang, Hakim ini rada nggak enak membebaskan, karena takut kepada konspirator yang punya pistol; disatu sisi Hakim juga rada enggak enak ke masyarakat yang sudah memahami bahwa ini benar2x kental konspirasinya.
Akhirnya kesimpulan Hakim benar2x membuat bingung dua kelompok yang berkepentingan:
1. Pihak Nasrudin merasa dizhalimi, karena kok Antasari BERSALAH, tapi cuma 18 tahun, bukan MATI?
2. Pihak Antasari dan masyarakat, juga merasa dizhalimi, karena kok divonis BERSALAH dan divonis 18 tahun, padahal nyata2x pengadilan menunjukkan Antasari TIDAK BERSALAH?
Akar masalah ini adalah ketika Hakim masih malu2x kucing mengakui ADANYA KONSPiRASI di kasus ini.
Seorang Ustadz yang menristek pula, ide2x cemerlangnya dipinggirkan, hanya
dikasih 100 milyar. Padahal dibelakangnya banyak Ph.D2x.
ASTAGHFIRULLAH …
Dengan hanya 100 milyar ini, tentu dampaknya sistemik.
Pengangguran riset akan bertambah, teknologi semakin tertinggal yang berakibat
ketertinggalan ekonomi dari bangsa lain, sehingga pengangguran di level grass
root meledak, akibatnya kriminalitas meningkat dst …
Ini BENAR2x bencana SISTEMIK!
Ironis memang, sementara itu seorang maling bernama Robert Tantular ketika
banknya collapse, ada rapat yang membahas hingga dini hari, padahal dampaknya
SISTEMIK SEMU. Si Robert cuma diganjar sekian tahun penjara, dan kelak akan
dengan mudah menaklukan lagi Bank Mutiara …
Maka dari itu saya bilang dari dulu, ekonom kita itu pada sesat; dosa ekonominya
menumpuk.
Mereka pegang duit, pegang kebijakan, tapi memprioritaskan kebijakan yang
bersifat calo, tidak berfikir transfer teknologi dst …
Inilah yang disebut dengan mapia brekele bin ekonomi neolib.