Ketika membaca berita di detik mengenai Metro Mini terguling , perasaan saya agak bercampur aduk antara menangis dan ketawa.
Menangis, karena selama puluhan taon perilaku bis kesayangan warga Jakarta tak kunjung pula berubah. Dari dulu sampe sekarang, kendaraan umum yang dekat dengan rakyat kecil di Jakarta ini tak kian membaik, malah memburuk.
Ketika saya SMP, setahu saya kasus penumpang disuruh pindah bis itu tak terjadi; seingat saya, penumpang Metro Mini masih bisa agak nyaman duduk dengan ditemani AC alami dari tempat ia naik (dimanapun, tak harus di halte :D) sampai dengan tujuan (dimanapun pula, tak harus di halte :D).
Tapi, kini, kenyamanan itu terancam punah; kini transfer penumpang antar Metro Mini sudah lazim terjadi. Bahkan, menurut saya sudah terhitung brutal.
Pernah suatu ketika, saya sedang naik S-75, yang dikenal sebagai Metro Mini paling brutal sedunia, ketika saya sedang khusyuk menikmati indahnya daerah Mampang, tiba-tiba oleh kondektur saya dan kawan-kawan diturunkan ditengah jalan.
Ya, tengah jalan dalam arti sesungguhnya.
Belum lagi kebut-kebutan antar Metro Mini yang kian parah.
Di rumah keluarga kami di Tanah Kusir, Metro Mini sudah beberapa kali menubruk rumah tetangga. Dan, ketika nyang empunya marah, sang kenek hanya berujar dengan polos: “Bu … saya mau diapain juga silakan deh … ini badan sayah … ”
(Anda bayangkan itu diucapkan dengan lugu dari mulut supir atau kenek dengan logat Batak.)
Dan yang terkini adalah berita mengenai terbaliknya Metro Mini di depan RSPePeh, yang baru saja ada hajatan besar bulan lalu.
Doa saya, semoga Pak Fauzi Bowo dkk dapat membuat para supir Metro Mini pada tobat ke jalan yang benar.
(Amiiin …)
Semoga para supir dan kenek yang mayoritas dari Medan dapat memperhalus akhlak mereka menuju akhlaqul karimah, sehingga dapat melayani penumpang dengan baik.
(Amiiin …)
salam kenal mas …
sebenernya yang bikin istimewa dari metro mini itu ya, cara nyetir sopirnya yang ngawur itu, habis mereka pakenya insting ….
akibatnya ya ada kejadian nyebur kali, nabrak rumah, ngguling di RSPP, and so on …
akhir tahun 90an, MM nyungsep di kali sunter. penumpang yang tewas paru2nya bukan hanya terisi air tapi juga oli dan limbah lainnya di kali sunter.
motor suamiku, ditabrak MM, biar STNKnya ditahan, tapi tetep aja itu MM kabur…saat disusul ke alamatnya, si supir ga pulang ke rumah. itu STNK ga paernah diambil sampai sekarang. berarti banyak MM bodong ya?
MM 604 yg aku tumpangi pernah menabrak mobil kijang di pancoran. saat si pemilik minta penyelesaian, sopir bilang didepan aja. tapi malah kabur…
masih di MM 604, saya sering diturunkan di tengah jalan, alasannya sepi. bener2 ga ada komitment. apalagi kondisi saya saat itu sedang hamil besar…duh…
ga ada kenangan indah naik MM…
menyebalkan memang
tapi kadang kl penumpang nya sepi, kasihan jg sih mereka,
kl dr segi ekonomi tindakan ‘tak berperikemanusiaan’ mereka itu wajar
tp ya bukan alasan, kl gitu nanti rampok jg minta dimaklumin
Wah S75 juga ya. Masih ingat pertama kali naik benda ini saat tarifnya 50 Rupiah dengan atap yang masih rendah.
kebanyakan kali… jd nya dulu-duluan nyampe pool dan nyari penumpang
Meski leluhur saya dari Medan, saya tetap mangkel juga ngeliat kelakuan para sopir dan kenek metro mini.
Sepertinya mereka perlu diadakan penataran kelakuan yah 🙂
siapa yang mau menatar ?
yaa bener tuh segeralah bertobat para sopir metro mini…
pihak polisi mestinya …ngadain program misalnya mendata semua perusahaan angkutan beserta sopirnya trus ngadain bareng hajatan “Pelatihan berlalulintas yang benar dan sopan”…
paling sebel klo ketemu sopir yang pasang badan *kendaraan saya pernah di serempet dan dia cuma bisa komen”maklumlah bang cari uang buat anak istri, sambil ngeloyor tanpa itikad baik”…*gimana ngga dongkol coba…
padahal sepengetahuan saya dengan menzolimi orang lain pintu rezeki bakal dipersempit….jadi apakah begitu cara mencari uang?…halaah ngga usah ngomong Dzolim lah..NGERTI APA MEREKA TENTANG AGAMA *maaf emosi…saya juga bukan ahli agama kok*
hehehehe salam Om, bukan perilaku bisnya yang gak berubah, melainkan para awaknya!…
Menurut saya, justru para awaknya ini yang berjasa besar, selalu mengingatkan kita akan Allah SWT. Karena setiap si sopir metro mini ini mau nyalip kerap gak pake sen, atau belok tanpa tengok kiri-kanan, atau nyaris nabrak pengendara lain, saya pasti membaca istighfar.
Kan bagus tuh Om…..
Medan memang jadi keranjang sampah sumpah serapah orang jakarta. Saya orang jakarta yang pernah merantau di Medan. Medan itu bagus kok, banyak orang melayu dan jawa. Namun coba perhatikan lagi, supir metro itu bukan orang Medan karena Medan identik dengan melayu. Melainkan orang (maaf) etnis batak.
Untuk orang batak, saya gak buka konfrontasi, justru bertanya, kenapa sih kalian kayak gitu ?
bukan cuma metromini tapi mikrolet juga.. ibu saya pernah naik metromini yang berputar diudara 2 kali gara-gara ngebut2an.. ..
Amien
wah betul nih….
Udah berkali-kali tobat naik metromini.
Teman gw ada yang belum selesai naik udah ditancap gasnya. sampe keseret-seret, jatuh, dan pingsan. Si sopirnya cengar-cengir doang ngasih Aqua terus kabur!
Harusnya busway diperbanyak. Memang bukan solusi macet yang baik. Tapi paling ga bisa bikin supir metromini pada nyadar, ga ada yang mau naik moda transportasi yang perilakunya biadab begitu.
Ada temennya yang bernama Kopaja, Kowanbisata, Koantas Bima (masih ada ngak ya?) atau mayasari bakti…..
angkot emang top dah, kacrut bgt
jangankan metro mini, jalanan aja coba liat.. pembangunan kian brutal tanpa drainase yang baik disekeliling bangunan…
temen pernah naya gini : ” siapakah orang yang paling banyak amalnya ? “..jawabnya : ” supir metromini. Alasanya…karena die udah banyak bikin orang mengurut dada dan beristighfar…kan bagus tuh ngejadiin orang berdzikir ,,,he he he…aya-aya wae….