Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Februari 17th, 2008

Dialog inkarnasi

http://groups.yahoo.com/group/debate_religious/message/43938

WD sedang bicara dengan ibunya dengan menggunakan HP.

Begini percakapannya:

Ibu WD: Nak, apa kabar? Ibu kangen, nih …
WD: Ibu, di dalam HP sempit gak?
Ibu WD: Hah ??? Sapa yang ngajari itu nak?
WD: Menurut logika inkarnasi, Tuhan dapat menjelma menjadi kayu, dan
dapat menjelma jadi manusia. Tuhan saja harus inkarnasi jadi manusia
lain atau jadi kayu untuk berbicara. Apalagi Ibu; pasti Ibu inkarnasi
jadi HP …

Ibu WD langsung koit …

——————————-

Pesan moral:

Di dalam konsep Islam, Allah SWT pernah berbicara melalui Nabi Musa a.s melalui kayu; kayu hanya menjadi media, bukanlah penjelmaan Allah SWT.

Di surat Al-Qashash, Allah SWT berfirman:

(19) Maka tatkala musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”.
( سورة القصص , Al-Qasas, Chapter #28, Verse #29)
(Arabic, Transliteration, Urdu, Yusuf Ali, Shakir, Picthal, Mohsin Khan, French, Spanish, Indonesian, Melayu, German, Russian)

(20) Maka tatkala musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam .
( سورة القصص , Al-Qasas, Chapter #28, Verse #30)

29    
       
  31  

Melihat Allah SWT saja manusia tidak mungkin (karena itu berarti melacurkan ke-Maha-an-Nya), apa lagi menjelma …

(17) Dan tatkala musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu , dijadikannya gunung itu hancur luluh dan musapun jatuh pingsan. Maka setelah musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”.
( سورة الأعراف , Al-Araf, Chapter #7, Verse #143)

http://www.eramuslim.com/ustadz/aqd/5c23175203-apakah-nabi-adam-melihat-langsung-zatnya-allah.htm

Ketika Tuhan dianggap sudah dapat menjelma menjadi manusia (dan objek fisika lain yang tunduk kepada hukum fisika), maka akan dimulailah serangkaian paradoks … semisal:

“Apakah Tuhan dapat membuat batu yang Dia sendiri tak mampu mengangkatnya”

dsb …

Iklan

Read Full Post »