Kami di Depok memiliki sesepuh yang sangat dihargai oleh masyarakat kelurahan Tanah Baru; namanya Haji Kotong.
Salah satu prestasi salah seseorang sesepuh kami tersebut adalah kebiasaan membangunkan masyarakat di kelurahan Tanah Baru dan sekitarnya di pagi hari dengan mengggunakan speaker di Masjid; tepatnya setiap jam 3 pagi setiap hari. Dulu, seantero kelurahan Tanah Baru, hanya beliau sendirianlah yang mengamalkan hal tersebut; namun kini puluhan masjid di sana telah mengamalkan hal tersebut.
Salah seorang anaknya pernah berkata kepada saya, bahwa ayahnya itu kalau bangun setiap jam 1 malam; hampir setiap malamnya dihabiskan dengan tahajud dan membaca Al-Quran sampai dengan jam 3 pagi.
Jadi, bagi orang seperti beliau, hari dimulai ketika jam 1 pagi, dan diakhiri setelah jam 7 malam, tepatnya setelah shalat isya.
Semoga kita semua dapat menjaga tradisi yang bersangkutan … amiiin …
membangunkan jam 3 pagi tiap hari, menurut saya kok ga etis ya, orang2 kan kesibukannya beda2, tidak semua orang siklus hidupnya sama dengan beliau, ada yang perlu istirahat jam segitu
ada yang justru malah tidak bisa khusyuk atau jadi lupa bacaan karena terinterferensi suara spiker
dan di Qur’an sendiri juga dibilang
“Dan ingatlah kepada RABB-mu di dalam hatimu dengan merendahkan diri dan merasa takut, dengan tidak meninggikan suaramu.” (QS al-A’raf:205)
Arya, azan subuh itu kalo ngikuti sunnah adalah sebanyak dua kali:
إن بلالا يؤذن بليل فكلوا واشربوا حتى تسمعوا أذان ابن أم مكتوم
Maksudnya: “Sesungguhnya Bilal akan azan pada malam hari (sebelum terbit fajar), makan dan minumlah kamu (pada bulan puasa), sehinggalah kamu semua mendengar azan Ibn Ummi Maktum…”
(hadits ini diriwayatkan oleh beberapa ulama hadits dengan berlainan lafadh tetapi satu makna, seperti Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’I, Syafi’I, Ad-Daarimi, Baihaqi, Ibnul-Jarud, Ath-Thabari, dan lain-lain).
kok saya merasa komentarnya ga nyambung ya
Iya, kayaknya pertanyaan Khim belum kejawab mas Agung.