http://groups.yahoo.com/group/debate_religious/message/43938
WD sedang bicara dengan ibunya dengan menggunakan HP.
Begini percakapannya:
Ibu WD: Nak, apa kabar? Ibu kangen, nih …
WD: Ibu, di dalam HP sempit gak?
Ibu WD: Hah ??? Sapa yang ngajari itu nak?
WD: Menurut logika inkarnasi, Tuhan dapat menjelma menjadi kayu, dan
dapat menjelma jadi manusia. Tuhan saja harus inkarnasi jadi manusia
lain atau jadi kayu untuk berbicara. Apalagi Ibu; pasti Ibu inkarnasi
jadi HP …
Ibu WD langsung koit …
——————————-
Pesan moral:
Di dalam konsep Islam, Allah SWT pernah berbicara melalui Nabi Musa a.s melalui kayu; kayu hanya menjadi media, bukanlah penjelmaan Allah SWT.
Di surat Al-Qashash, Allah SWT berfirman:
(19) Maka tatkala musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”.
( سورة القصص , Al-Qasas, Chapter #28, Verse #29)
(Arabic, Transliteration, Urdu, Yusuf Ali, Shakir, Picthal, Mohsin Khan, French, Spanish, Indonesian, Melayu, German, Russian)
(20) Maka tatkala musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam .
( سورة القصص , Al-Qasas, Chapter #28, Verse #30)
29 | |||
31 |
Melihat Allah SWT saja manusia tidak mungkin (karena itu berarti melacurkan ke-Maha-an-Nya), apa lagi menjelma …
(17) Dan tatkala musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu , dijadikannya gunung itu hancur luluh dan musapun jatuh pingsan. Maka setelah musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”.
( سورة الأعراف , Al-Araf, Chapter #7, Verse #143)
http://www.eramuslim.com/ustadz/aqd/5c23175203-apakah-nabi-adam-melihat-langsung-zatnya-allah.htm
Ketika Tuhan dianggap sudah dapat menjelma menjadi manusia (dan objek fisika lain yang tunduk kepada hukum fisika), maka akan dimulailah serangkaian paradoks … semisal:
“Apakah Tuhan dapat membuat batu yang Dia sendiri tak mampu mengangkatnya”
dsb …
kayu, batu, dsb kan materi yg tersusun atom2. teorinya harus dilengkapi dengan ilmu kimia.
au ah gelap..
bingung
lalala…
anggap saja saya manusia naif. bila saya tidak dapat melihatnya, mendengarkannya, dan merasakannya, maka saya anggap tidak ada. dalam pemikiran seperti inilah konsep penjelmaan dibutuhkan untuk menyatakan bahwa tuhan itu benar-benar ada. kalau tidak ia menjelma ya kita buat saja patungnya, atau lukisannya.
bener ga?
Hapal banget, cocok kayaknya jadi ustadz.. eniwei, kalau ALLOH SWT ada dimana saja, yang kadang jadi pertanyaan adalah, saat shalat apakah harus mengadahkan tangan sampai ke atas sekali?? Wah, membingungkan klo ngomongin teologi… out of reach deh,,, cuma bisa dilihat sesudah kita mati,, mudah2 mati tak membawa oleh2 dosa yang banyak.. amien
::hmmm Allah tidak boleh disamakan dengan makhluq ciptaanNYA..
tapi..kalau ini, Allah yang mau menyamakannya..ya… “bukankah telah kusejajarkan namu dengan namaKU”… good posting
Sebelum menjawab, mungkin lebih pas saya bertanya dulu. Adakah manusia yg tahu makhluk apa yg hidup di galaksi lain selain bimasakti?? atau berapa banyak galaksi yg punya kehidupan di semesta ini?? Kalau hal sesederhana itu tidak bisa kita jawab dgn akurat dan bukti2, bagaimana kita bisa mengerti mengapa Tuhan mau menjelma jadi manusia ataupun membagi dirinya menjadi 3 ato 4 ato bahkan 10?? Sanggupkah dgn otak manusia yg bahkan seperti debu tak terlihat diantara semilyar galaksi yg ada di semesta ini mengerti apa maksud Tuhan dgn segala keanehanNya yg bahkan tidak bisa dijelaskan dgn akal sehat manusia?? Mungkin manusia harus menyadari ketidakmampuan itu sebelum mengklaim sesuatu… 🙂
@ CY
Makhluk di galaksi lain pasti juga tunduk kepada hukum alam.
Selama galaksi tersebut masih didefinisikan sebagai objek fisika, pastilah galaksi tersebut dan juga anggota-anggotanya tunduk kepada hukum alam.
Ketika Tuhan didefinisikan sebagai objek fisika, seperti Tuhan menempati ruang dan waktu, sebagaimana objek-objek fisika yang lain, sekalipun ia terletak di galaksi lain, maka serangkaian paradoks akan mengikuti.
Sebagai contoh, mungkinkah sebuah objek di galaksi lain, kini ada bersama kita padahal pada saat yang bersamaan ia tetap berada di galaksi lain ?(-> paradoks spatial)
Mungkin saja.., dulu org2 juga bilang ga mungkin nulis diary (baca blog) di dunia antah berantah /maya, atau naik ke bulan. Semua hal kita anggap tak mungkin hanya krn tak terjangkau otak manusia yg cuman secuil debu dihadapanNya. Dan perlu diingat, hukum alam kita dgn hukum alam Dia berbeda jauh. Itu karena tingkat intelektual kita berbeda milyaran tahun cahaya dgn tingkat intelektual Sang Raja Langit. 🙂
@ CY
Berarti anda bulum paham hukum alam kalo gitu. 😀
Mungkinkah CY berada di dua tempat sekaligus?
Oh ya, pernah dengar ga bro ttg satu roh bisa terpecah ke dua atau lebih tubuh fisik saat inkarnasi ke alam semesta (atau bumi), ini ditemukan oleh Michael Newton. Dan kondisi seperti ini mirip dgn legenda dari Tiongkok kuno yg menyatakan bhw setiap manusia lahir kedunia rohnya pasti akan terpecah ke 3 tubuh fisik, sehingga di dunia pasti ditemukan 3 org yg wajahnya mirip sekali. Hal seperti ini mmg ga bisa dibuktikan secara fisika (atau belum krn tingkat intelektual kita belum sampai ke sana).
Bagi saya semua hal mungkin saja, yg tak mungkin adalah kemampuan otak kita yg terbatas (atau belum terbuka) utk mencerna semua itu agar disebut “masuk akal” dan “terbukti”.
@ CY
Bung CY, anda udah salah menggunakan asumsi disini … yaitu anda mengatakan roh adalah objek fisika.
Kalau Roh adalah objek fisika, maka beratnya berapa? ada dimana?
Perlu anda ketahui, roh itu bukan objek fisika. 😀
Kalau roh itu objek fisika, maka roh bisa direkayasa, sehingga tak akan ada manusia yang mati. 😀
bukan belum paham bro.., inti dari semua itu adalah “otak manusia belum mampu mencerna/melogiskan” semua hal2 ajaib tersebut. Dan Tuhan juga tidak mau lsg memberikan semua itu ke manusia krn beresiko gila atau mati kaget. Jadi bertahap diperkenalkan pada manusia.
@ CY
Bro, oleh karena itu mustahil bagi Tuhan menjadi objek fisika.
Tuhan itu sesuatu yang tak terjangkau (infinity).
Ketika Tuhan sudah melacurkan diri kepada finiteness, maka ketika itu Tuhan sudah tak menjadi infinity lagi.
Oleh karena itu, bagi yang memahami Tuhan pernah menjadi sesuatu yang berhingga alias finite, Tuhan sudah lama mati, seperti kata Nietzsche.
Kalo Tuhan itu sesuatu yang berhingga, untuk apa diagung-agungkan?
@ CY
Kalo dulu Tuhan pernah menjelma menjadi manusia, pohon, batu dsb, terus manusia, pohon, batu dsb itu kemudian hancur, apakah berarti Tuhan itu telah mati?
Kemudian, jika sekarang Tuhan menjelma menjadi manusia, pohon, batu dsb, yaitu ada di zaman kita ini, bisakah anda tunjukan manusia, pohon, batu dsb yang mana yang merupakan penjelmaan Tuhan?
Berarti Tuhan mati, hidup, mati, hidup dst …
Kalo Tuhan serendah itu, untuk apa disembah? 😀
ah hahaha… kalo gitu pernyataannya berarti akan bertolak belakang dgn kepercayaan manusia selama ini yaitu “tiada yg mustahil bagi Tuhan”. Bingung kan?? 🙂
@ CY
Hehehe … anda kok jadi bingung sendiri sih? 😀
Itukan pertanyaan di awal; cuba dilihat lagi posting utamanya.
Jelas mustahil, karena ketika “Tuhan menjadi selain Tuhan, maka Tuhan bukan lagi Tuhan.”
Selain Tuhan bukan Tuhan itu sendiri, melainkan representasi Tuhan.
Makhluk Tuhan aja dengan gampang membuat representasi dirinya, kok Tuhan gak mampu membuat representasi bagi diri-Nya.
Kalo anda memahami “selain Tuhan = Tuhan” nanti anda gila sendiri. 😀
Cuba dipahami dulu posting utamanya. 😀
Mungkinkah Tuhan menghilangkan diri-Nya menjadi tidak ada?
@ Mas Budi Sulistiyo
Hahaha … kalo jadi makhluk aja mungkin, menjadi tak ada juga mungkin dong …
Itulah mas … kalo kita menganggap Tuhan adalah objek fisika yang terjebak kepada keterbatasan …
Btw, top banget untuk contohnya … mantabs … 😀