Dua kelompok yang saling mencaci-maki, saling berkeinginan untuk membunuh, memiliki logika yang serupa, yaitu logika sesat. Mereka lebih mendahulukan slogan, menggunakan kata2x yang digunakan untuk menyihir para pengikutnya dengan cara memelintir logika dan mengaburkan fakta. Secara kasat mata, dua golongan ini terlihat saling bermusuhan, berada dalam pihak yang beda; tapi pada dasarnya, mereka berdua memiliki kesamaan, yaitu berlogika sesat.
Kelompok pertama adalah G.W. Bush, Obama, dan segelintir elit yang menggunakan logika sesat, yang berkeyakinan bahwa peristiwa 9/11 2001 dikerjakan oleh Al-Qaeda. Mereka merasa bahwa Al-Qaeda harus dikejar di Irak dan Afghanistan, karena telah membunuh 3000 manusia pada tanggal 11 September 2001; Al-Qaeda-lah yang menubrukan pesawat ke twin tower, mereka pula yang meruntuhkan 2 gedung sehingga ribuan orang tewas. Dengan berbasis kepada asumsi ini, maka dilancarkanlah pembantaian terhadap orang Irak dan Afghanistan. Hingga detik ini, sudah jutaan manusia Irak dan Afghanistan terbantai, dan ribuan tentara AS harus mati, disebabkan asumsi yang salah: 2 gedung yang runtuh di peristiwa 11 September 2001. Faktanya yang runtuh melainkan 3, dan mereka runtuh tidak karena pesawat, melainkan karena controlled demolition, yang hanya mungkin dikerjakan oleh pihak2x yang memiliki akses yang tinggi ke 3 gedung WTC; bukan Al-Qaeda yang tinggal di gua2x di Afghanistan itu.
Kelompok kedua, adalah gerakan reaksi dari apa yang dilancarkan oleh Bush dkk., sebagaimana yang dipimpin oleh Ust. Abu Bakar Baasyir, sebagaimana diungkapkan disini:
Sungguh disayangkan, seorang Ustadz yang memiliki pengikut begitu banyak, begitu ceroboh dalam mengungkapkan sesuatu. Kalau merujuk ke kbbi:
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
te·ro·ris /téroris/ n orang yg menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik: gerombolan — telah mengganas dng membakar rumah penduduk dan merampas hasil panen
Terlepas bagaimanakah kedudukan Imam Samudra, Amrozi dkk di sisi Allah SWT, tapi mereka jelas2x menempuh jalan sebagai peneror; bahkan tidak malu2x mengungkapkan secara terang2x-an diberbagai kesempatan, sebagaimana dibukunya “Aku Melawan Teroris” dan juga wawancaranya dengan CNN. Jangan salahkan kalau ada sekelompok ulama yang akhirnya menyebut mereka dengan “teroris khawarij“.
Dua kelompok yang sangat berpotensial untuk berperang, melakukan propaganda, memelintir logika, mengaburkan fakta, sehingga yang terjadi adalah kerusakan di muka bumi; sejak tahun 2001 hingga kini, telah jutaan rakyat Afghanistan dan Irak, maupun ribuan tentara Amerika Serikat, Inggris dsb menjadi korban akibat propaganda Bush, Obama, dkk; sebaliknya dikelompok Islam ada pula manusia seperti Abu Bakar Baasyir, Imam Samudera, dkk yang secara tidak sadar menggunakan logika2x sesat dalam menggelorakan terorisme di Indonesia. Akibat provokasi Abu Bakar Baasyir dkk, tidak sedikit manusia2x tidak berdosa, banyak diantara mereka kaum muslimin, menjadi korban baik jiwa maupun cacat fisik.
Untuk menghentikan terorisme ala Bush, Obama dkk maupun ala Imam Samudra, obatnya sebetulnya sangat mudah: yaitu dengan ilmu.
Pelajarilah peristiwa 11 September 2001 dengan akal waras dan ilmu pengetahuan. Pelajarilah konspirasi dibalik peristiwa 9/11 2001. Educate yourself by googling conspiracy 9/11, 9/11 was an inside job, etc.!
Jangan termakan oleh propaganda mainstream media yang menyebarkan kebohongan bahwa ada 2 gedung WTC yang runtuh karena ditubruk pesawat, dsb. Propaganda2x ini menyebabkan logika sesat beredar dikalangan umat manusia.
Pelajarilah Hukum-Hukum Fisika dan Matematika dengan benar … dengan begitu terorisme akan muspra dengan sendirinya.
Betul sekali..
Ilmu itu memang tidak ternilai harganya.
Dan perlu diingat pula, dalam mencari ilmu pun kita harus berhati-hati, bukan? 😀
Karena saat ini, terkadang ilmu bisa dikuasai oleh mereka yang memiliki kepentingan dan uang, rekayasa ilmu, rekayasa sejarah 🙂
@trisetyarso
Saya fikir andalah yg keliru. Anda saya lihat terlalu mudah dan sepertinya terlalu terburu dalam mengambil suatu kesimpulan. Anda ikut latah alias setuju stigma Teroris persis sama sebagaimana stigma Teroris yg dikumandangkan Amerika, Israel dan sekutu-sekutunya.
Ustadz Abu tegas menjelaskan bahwa yg mencap mujahid Teroris adalah sama dengan Kafir, karena memang orang2 kafir mencapnya seperti itu. Mujahid jelas bukan Teroris (menurut versi Islam), tapi menurut versi KAFIR HARBI, Mujahid itulah Teroris yang sebenarnya.
Saya sangat sependapat dengan Dr. Zakir Naik (seorang Kristolog dari India), bhw orang Islam itu memang harus sudah semestinya menjadi Teroris, yaitu Teroris bagi orang2 yg anti sosial, Teroris bagi orang2 kafir yg memusuhi Islam dan menghalangi da’wah Islam, Teroris bagi kemaksiatan, Teroris bagi Koruptor, Teroris bagi Pembantai kaum Muslimin dan pembantai orang2 yg tertindas lainnya dalam membela hak2nya, serta Teroris bagi hal-hal yg munkarat lainnya. Itulah Islam yg sebenarnya, yang ditakuti lawan dan disegani kawan.
Islam itu harus keras (baca: Tegas) sekaligus lembut. Bukan sosok yang menampilkan kelembutan semata.
Wallahu a’lam
@Sejuki: “tegas” tidak sama dengan “teror”. Contoh menteror adalah membunuhi orang tidak berdosa dipinggir jalan. Sedangkan “tegas” tidak ada urusannya dengan bunuh membunuh manusia tidak berdosa.
Jangan terpancing dengan usaha kaum kuffar dalam menjerumuskan umat ke lembah terorisme.
@trisetyarso
Mohon maaf, saya lihat anda masih dangkal dalam memahami Islam secara kaffah.
Informasi yg tersebar (tepatnya disebar) ke khalayak adalah argumen yang kontranya saja terhadap gerakan perlawanan Mujahidin, sementara pendapat yg pro termasuk yg bersimpati tidak pernah sama sekali diekspose, sehingga wajar masyarakat umum (saya kira termasuk anda) juga ikut-ikutan latah mencap Mujahidin = Teroris.
Pernahkah Media (lebih khusus lagi media TV) mengekspose pendapat Mujahid? Mewawancarai mereka, adu argumen, mengoyak habis apa latar belakang mereka melakukan perlawanan, dll. Pernah gak? Kalau gak pernah, kenapa? Di mana letak keadilan yang katanya didapat melalui corong demokrasi? Dimana letak demokrasinya, jika hanya sepihak?
Check and balancesnya di mana? Adilkah kesimpulan kita yang terkadang mengaku paling benar, jika bahan yg dikumpul hanya sepihak saja sementara bahan dari pihak lain tidak diramu?
@Sejuki: yang mencap Mujahidin = Teroris itu siapa? Justru anda yang termakan oleh media. Begitu banyak Mujahidin yang bukan teroris, justru yang diangkat adalah teroris yang disebut2x sebagai Mujahidin, seperti Imam Samudera dkk, yang mengaku2x membom Bali, padahal oleh pengacaranya sendiri dikatakan mustahil manusia sekelas mereka melakukannya. Alias, mereka orang tidak waras. Paham?
@trisetyarso
Itulah sempitnya pandangan Islam anda. Yang dimaksud Teroris oleh Israel, Amerika dkk (bahkan paling Teroris) adalah kelompok seperti Imam Samudra, Amrozi dan yang sejenisnya di wilayah manapun di muka bumi ini, dan sebagian rakyat kita (termasuk andapun) juga latah mengatakan dg bangganya (mungkin sambil tepuk dada) bhw mereka itu bukan Mujahid, tetapi Teroris.
Bahkan anda mengatakan bhw mereka itu sekelompok orang yang OTAKNYA TIDAK WARAS. Na’uudzu billaahi min dzaalik.
Anda sudah baca belum buku-buku karya mereka seperti karya Imam Samudra “AKU MELAWAN TERORIS” dll?
Masih ingatkah anda beberapa tahun y.l. ketika MUI lewat KH Ma’ruf Amin mau membedah buku tsb gara-gara Kejagung ingin mencekalnya, namun sampai detik ini tidak pernah terrealisasi? Masih ingatkah pula anda ketika itu Imam Samudra selaku penulis buku tsb begitu gembira dan antusiasnya bahkan menantang kapan bedah buku tsb digelar, karena memang itulah yang dia (Syuhada, Insya Allah) inginkan agar tidak ada lagi polemik bahwa Bom Bali itu kegiatan Teroris atau bukan. Tapi kenapa MUI tidak merealisasikan rencana bedah buku tsb (atau tidak berani?).
Saya yakin, MUI bukannya tidak mau merealisasikan bedah buku tsb, tetapi justeru TIDAK BERANI. Saya yakin pula mereka tidak akan mampu mendebatnya, bahkan jika jadi digelar Insya Allah mereka akan menjadi pihak yang diipecundangi karena buku tsb sarat dengan dalil ayat dan hadits yg sulit dipatahkan oleh MUI sekalipun.
Sementara anda dan yang sepemahaman bekoar-koar layaknya bak ahli agama (baca: Islam) sambil mengatakan bahwa kelompok mereka tsb adalah Teroris persis seperti mulutnya Vampire bin Dajjal George W Bush bahkan ditambah dengan embel-embel kelompok yang otaknya tidak waras? Ck… ck… ck…
Anda sudah baca belum buku “AKU MELAWAN TERORIS” karya Asy Syahid Imam Samudra (Insya Allah) dari A sampai Z? Saya yakin anda belum membaca seutuhnya.
@Sejuki: Anda kalau sudah baca buku “AKU MELAWAN TERROIS” justru semakin yakin Imam Samudera itu orang tidak waras; orang tidak waras koq dijadikan rujukan. Jelas2x dibuku itu ada perbedaan keyakinan: disatu sisi TPM dan penerbit meyakini Imam Samudera bukan pelaku bom Bali, tapi si Imam Samudera bersikukuh, keras kepala, dengan bangga meyakini dialah pelakunya. TPM tentu beralasan seperti itu bukan tanpa ilmu, melainkan dengan riset yang dalam … lha kenapa si Imam Samudra ngaku2x?! Atas dasar apa dia ngaku2x, terkecuali diatas kebodohan?!
Coba baca lagi tulisan saya di atas; saya tidak menafikkan Amerika dan Israel itu teroris. Justru merekalah teroris sejati. Tapi ingat, peristiwa 11 September 2001 itu adalah INSIDE JOBS, kerjaan mereka sendiri. Ngerti artinya?
Mereka menyerang Irak, Afghan dst dengan alasan peristiwa 9/11 2001, padahal yang meruntuhkan gedung WTC sebanyak 3 buah yg menyebabkan kematian 3000 orang lebih rakyat Amerika adalah Pemerintah mereka sendiri, bukan Osama bin Laden! Mereka yang meyakini bahwa Osama dibalik serangan 9/11 adalah FITNAH terhadapa Osama … hati2x! Kelak Osama akan menuntut diakhirat siapa saja yang memfitnahnya di akhirat kelak!
@trisetyarso
Nampak sekali kesannya bhw anda tdk/belum membaca buku “AKU MELAWAN TERORIS” karya Asy Syahid (Insya Allah) Imam Samudra tsb secara keseluruhan dan utuh, tapi gayanya… wah selangit. Luar biasa…! Bulan puasa, hare gene kok masih tidak bersikap jujur? (*Melongo dg posisi mata agak juling*)
Katakanlah benar anda telah membaca buku tsb, tapi dari uraian anda di atas anda sengaja melakukan pembiasan alias pemelintiran materinya. Benar memang, bhw TPM dan redaktur buku tsb tdk mengakui bom Bali tsb adalah ulah dari Imam Samudra dkk, tapi tdk keseluruhan bom. Yang tdk diakui mereka (termasuk juga Imam Samudra) hanya bom yg ledakannya amat besar yg diakui para ahli mengandung TNT. Bom tsb ikut dompreng, tapi ini tidak digubris oleh Pemerintah, dan tetap di timpakan kesalahannya di pundak mereka (Imam Samudra Cs) dan dituduhkan merekalah sebagai pelakunya.
Anda sedang berpuasa kan? Nah, sebelum berlanjut ke hal yang mendalam lagi, apakah Bom Bali tsb termasuk operasi Jihad ataukah Teroris, saya ingin klarifikasi dulu. Kenapa anda telah berbuat culas dalam konteks buku “AKU MELAWAN TERORIS” tsb tepatnya dengan melakukan pembiasan bahkan pemelintiran isi buku tsb, padahal bulan puasa lho? Atau memang benar bahwa anda sebenarnya tidak/belum pernah membaca buku tsb secara utuh, tapi berpura-pura sudah membacanya?
@sejuki: sbgmana jdl di atas, akar terorisme adalah logika sesat. Permasalahan Imam Samudra selesai jika dia mengikuti saran TPM. Tapi, krn ybs punya logika sesat, logika aneh, maka urusan jadi njlimet.
Tentang buku imam samudera, saya tdk melihat yg istimewa. Jgn dibandingkan dgn Risalah Pergerakan Imam asy-syahid Hasan Al-Banna; jauhlah. Anda berlebihan memandang ybs.
@trisetyarso
Kenapa melenceng lagi Mas? Fokus saja sih, apa susahnya?
Berarti anda setuju ya atas tudingan saya bhw anda telah membiaskan atau memelintir isi buku karya Imam Samudra tsb sesuai keinginan hawa nafsu anda sendiri, atau memang anda benar-benar tidak/belum membaca buku tsb? Ini dulu dong dikomentari.
Jangan merembet-rembet ke masalah Hasan Al Banna segala macam, malah tambah melebar lagi.
Argumentasi ilmiahnya mudah sekali bukan, wahai sahabatku si Calon Doktor?
Masalahnya kan sederhana sekali. Anda sudah baca belum buku Imam Samudra tsb? Jika sudah tolong tunjukkan pada halaman berapa TPM dan Redaktur menolak bahwa bom yang di Bali tsb bukan ulah Imam Samudra Cs. Itu saja kok. Hal yang sangat mudah sekali, kenapa malah dipersulit dan dibikin melebar ke mana-mana?
@sejuki: baca pengantarnya, anda akan temukan pernyataan TPM tsb. Lagipula, pernyataan tsb dapat ditemui di media. Klihatannya imam samudra tlah membutakan anda.
@trisetyarso
Nampak sekali dan kloplah sudah kebohongan anda bhw sebenarnya anda belum membaca secara utuh buku ‘AKU MELAWAN TERORIS’ karya Asy Syahid (Insya Allah) Imam Samudra. Atau mungkin sudah membaca tetapi tidak secara utuh.
Saudaraku, Insya Allah saya memahami isi kepala anda. Kelemahan anda cuma satu (maaf sebelumnya) yaitu anda tidak balance, tidak adil sekaligus tidak kaffah dalam menilai gerakan Mujahidin, sehingga kesimpulan anda terkesan terlalu dipaksakan. Ke depannya saya sarankan, berlaku adillah dalam menilai sesuatu, analisa yang pro dan analisa pula yang kontra (jangan yang dianalisa hanya sepihak), baru kemudian anda membuat kesimpulan. Insya Allah kesimpulan anda akan utuh dan menyeluruh tidak sepenggal-sepenggal sebagaimana saya lihat yang sudah ada.
Bagaimana anda tau yang jahat jika tidak tau yang baik, bagaimana anda tau yang sesat jika tidak tau yang lurus, bagaimana anda tau yang salah jika tidak tau yang benar, bagaimana anda tau tentang THAGHUT jika tidak tau tentang Allah? Dst… dsb…
Semoga menjadi renungan.
@Sejuki: karena bukunya si imam samudra tidak laku, maka edisi PDF-nya pun sangat mudah ditemui di internet. Silahakn googling buku tersebut.
Sangat mudah menemukan perbedaan yang tajam antara imam samudra dengan TPM dkk mengenai siapa pelaku sesungguhnya bom Bali.
Kalau anda bersikukuh bahwa memang imam samudra plaku bom Bali, dan anda bangga kepadanya, kenapa anda masih saja berasyik-masyuk dengan internet? Kenapa tidak sesegera mungkin mengebom kantor polisi, misalnya?
@trisetyarso
Buku Imam Samudra tidak laku? Ah, yang bener aja. Satu lagi kekeliruan, kepicikan, bahkan kedangkalan pengetahuan anda. Itulah jika orang bodoh tapi ngaku sok pinter. Begini nih jadinya. Orang yang benar-benar otaknya tidak waras bukannya Asy Syahid (Insya Allah) Imam Samudra Cs, tetapi adalah orang yang suka menuding dengan tanpa dasar ilmu yang mumpuni, orang yang suka bohong, sok pinter, diskusi tidak nyambung, dan segala ketidak-warasan lainnya. Jadi ketidak warasan otak yang anda tudingkan kepada Imam Samudra Cs tsb sebenarnya memukul balik ke diri anda sendiri.
Begini saudaraku yang mestinya harus lebih banyak lagi belajar sebelum cuap-cuap.
Tudingan anda bahwa buku ‘AKU MELAWAN TERORIS’ karya Asy Syahid (Insya Allah) Imam Samudra itu tidak laku di pasaran adalah fitnah keji yang tidak berdasar sama sekali. jangan suka memutar-balikkan fakta, itu adalah gaya-gaya kaum kuffar seperti Zionis Israel dan Amerika Cs. Dalam hal ini satu lagi ketidak-warasan otak anda. Buku tsb justeru masih diburu-buru orang sampai saat ini, namun dijamin tidak bakalan bisa lagi mendapatkannya, karena sudah habis beredar di pasaran. Kenapa sudah habis? Karena sudah dibeli orang dan sudah tidak dicetak ulang lagi. Tidak dicetak ulang tsb justeru atas permintaan almarhum Imam Samudra sendiri karena beliau tidak ingin ujub ataupun ria. Beliau takut sekali dengan adanya buku tsb akan membuat dirinya takabur. Padahal momen tsb sangatlah penting dan kesempatan emas untuk membela diri jika beliau mau. Buku itu hanya sempat dicetak 2 (dua) kali edisi, setelah itu tidak diizinkan lagi oleh almarhum untuk cetak ulang. Itu yang saya ketahui.
Itulah sikap seorang Mujahid murni yang otaknya anda tuding dengan sikap arogan dan kesombongan yang nyata sebagai ‘OTAKNYA ORANG-ORANG TIDAK WARAS’. Padahal ketidak-warasan otak tersebut justeru ternyata memukul balik ke diri anda sendiri tanpa anda bisa bela sedikitpun.
Sebagai sesama muslim, saya ingin menyarankan kepada anda, itupun jika anda mau diberi saran. Sebaiknya ke depan anda harus lebih kaffah lagi dalam menilai sesuatu, kaji dari semua sisi (yang pro dan yang kontra) sebelum menetapkan satu kesimpulan final, jujur, adil, sampaikan yang hak meski pahit, katakan itu benar jika memang benar, dan katakan itu salah jika memang itu salah, jangan suka bersilat lidah karena bersilat lidah itu bagian dari kemunafikan. Hiduplah apa adanya, karena Allah semata, bukan karena yang lain namun jangan lupa tetap tegas dalam koridor al Qur’an dan al Hadits.
Saudaraku. Apa yang anda ungkap tentang buku Imam Samudra tsb tidak berdasar sama sekali dan hanya rekaan anda semata. Nampak sekali bahwa anda tidak membaca buku tsb secara utuh, atau boleh jadi sudah membaca namun belum utuh menyeluruh dari A sampai Z. Gimana mungkin anda sudah berani membuat kesimpulan begini dan begitu tentang buku tsb? Sungguh menyedihkan lagak seorang yang katanya pendidikannya sudah Doktoral.
Dalam kata pengantar, tidak ada TPM menolak tentang pelaku bom Bali itu adalah Imam Samudra CS. Yang ada adalah, TPM meragukan Imam Samudra Cs pelakunya. Demi Allah, saya tidak suka merekayasa sebagaimana anda. Saya mempunyai buku tsb dan saat ada di meja saya. Kesaksian Imam Samudra, dia memang mengakui sebagai pelakunya tetapi tidak dengan bom yang berdaya ledak tinggi. Imam samudra juga sempat kaget, kok ada bom yang dompreng? Itulah zaman edan, zaman yang Kejahiliyahannya lebih parah dari zaman Jahiliyah sebelum dan atau saat Nabi Muhammad diutus. Kita sekarang ini berada di zaman fitnah yang kadarnya lebih dahsyat lagi dibanding dulu karena didukung sarana dan prasarana Media yang serba canggih seperti internet, TV dll. Berhentilah berlagak yang tidak sesuai dengan yang anda punya.
Tentang saya masih berasyik-masyuk dengan internet, dan kenapa tidak ikut mengebom sebagaimana Imam Samudra CS. Lho, emang elo itu komandan gue, pake lapor-lapor segala? Kita diskusi atau ingin perang-perangan? Anda mengatakan mereka itu sesat, tapi dengan tidak mau mendengar, mengkaji, membaca apa dan bagaimana latar belakang mengapa mereka melakukannya. Sementara saya secara syar’i sulit menolak unsur kebenaran dari apa yang mereka lakukan, karena semua itu mereka sandarkan dengan dalil ayat dan hadits-hadits Rasulullah. MUI saja pada akhirnya tidak jadi (tidak berani?) membedah buku tsb.
Begini saudaraku. Saya dan kita semua tidak ada seujung kukupun dibanding mereka (Imam Samudra Cs). Bahkan orang yang mengaku paling alim sekalipun di Indonesia ini, saya berani jamin, belum ada seujung kukunya Imam Samudra Cs. Kenapa saya katakan demikian, makanya silahkan anda baca buku ‘AKU MELAWAN TERORIS’ tsb secara utuh dan menyeluruh. Insya Allah anda akan berfikir lain, setidaknya merenung akan apa yang telah anda tuduhkan kepada kelompok mereka selama ini sebagai orang-orang yang otaknya tidak waras.
Saya akan coba cuplik satu ayat berikut :
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” (QS al Hujuraat [49]:6)
Kita tahu bhw Mass Media baik cetak apalagi elektronik dikuasai oleh kaum kuffar. Oleh karenanya ummat haruslah cerdas dalam menyimak segala berita apalagi yang menyangkut dunia Islam. Banyak fitnah yang terkandung di dalamnya baik secara vulgar maupun tersembunyi. Ayat di atas patut untuk menjadi rujukan agar kita Insya Allah tidak termasuk golongan orang-orang yang menyesal di kemudian harinya.
Sering-seringlah bermuhasabah (bercermin dan menghitung-hitung diri) sebelum dicermini dan dihitung orang lain. Kekeliruan anda yang lewat, jadikanlah pengalaman yang berharga untuk evaluasi dan perbaikan ke depan.
Terus terang saya salut dengan anda. Bersemangat dan sepertinya punya prinsip yang kuat, namun masih banyak yang harus anda perbaiki ke depan. Antara lain anda terlalu mudah mengambil kesimpulan yang sebetulnya masih belum matang untuk dijadikan keputusan, dan cenderung kurang beretika dalam penyampaian. Maaf sebelumnya, Rasulullah diutus Allah adalah untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Akhlak inilah yang harus kita pupuk dan kita jaga hingga akhir hayat. Akhlaq bukan hanya yang lembut-lembutnya saja, tetapi semua keseluruhan sejarah hidup Rasul adalah akhlaq. Cara diskusi beliau adalah akhlaq, cara berperang beliau juga adalah akhlaq. Cara bermasyarakat, berhukum, berekonomi beliau juga adalah akhlaq. Kelembutan beliau adalah akhlaq, dan kekerasan (baca: ketegasan) beliau juga akhlaq. Dst…
Semoga menjadi renungan. Amin…
@Sejuki: sulit memang diskusi ke orang yang sudah termakan propaganda imam samudra. Seperti saran saya, kalau anda setuju dengan imam samudra, tinggal lakukanlah apa yang pernah dilakukan oleh ybs: buatlah bom serupa dengan bom bali dan silahkan lanjutken mimpi ybs untuk membunuhi org2x tak bedosa. Logikanya sudah tulalit. 😀
@trisetyarso
Siapa yang termakan propaganda Imam Samudra? Lagi-lagi anda menuding tanpa ilmu sama sekali. Dikasih saran utk bercermin, eh malah semakin ngelantur. Payah memang jika hati udah ketutup akan kebenaran.
Saya tetap menghargai pendapat anda, karena itu hak anda. Namun menuding Mujahidin Imam Samudra Cs sebagai sesat, tetapi tidak mau mendengar dan mengkaji apa latar belakang mereka melakukan semua itu, sungguh satu kepicikan yang nyata. Bagaimana mungkin anda bisa menilai mereka itu sesat sementara suara mereka, argumentasi mereka, sandaran syar’i yang mereka pakai tidak pernah anda dengar dan kaji sama sekali? Anda kan bagian dari masyarakat ilmiah, tingkat Doktoral lagi, kok cara berfikir anda seperti anak TK begitu, berat sebelah, tidak mau mengkaji secara balance dan menyeluruh? Rupanya ayat 6 Surah al Hujuraat (49) yang telah saya cuplik di atas sudah menjadi angin lalu begitu saja bagi anda.
Bagaimana mungkin lagi jika saya tunjukkan ayat-ayat lainnya yang menjadi sandaran syar’i Imam Samudra Cs dalam melakukan aksi jihadnya?
(*Semakin melongo keheranan*)
@Sejuki: Silahkan tunjukan landasan syar’i imam samudera disini; mari kita test argumennya.
@trisetyarso
Mestinya saya yang bertanya di mana letak sesatnya, tentunya secara ilmiah dan itu tidak bisa asal-asalan saja, tetapi harus melalui debat langsung dengan ybs almarhum Imam Samudra, apa latar belakang kenapa para Mujahid tsb melakukannya, apa landasan syar’inya, kenapa di Bali, kenapa tidak langsung saja di daerah konflik (Palestina, Iraq, Afghanistan, Chechnya dll), dst. Pokoknya debat langsung lah begitu.
Baiklah, sebelum kita lanjut saya ingin analisa anda dulu, karena saya lihat anda jago dalam menganalisa, sudah tingkat Doktoral kan?
Hingga akhir hayat Imam Samudra Cs, kenapa tidak pernah diadakan debat terbuka dalam artian mendengarkan langsung argumen-argumen mereka, pemikiran mereka dst. Yang ada kan cuma pandangan yang kontranya saja. Sementara statement langsung dari mereka malah tidak pernah ditayangkan sama sekali.
Nah, menurut analisa anda kenapa kira-kira itu tidak pernah sama sekali dilakukan baik oleh Pemerintah maupun oleh para ‘ulama’ kita atau oleh para penuding teroris lainnya? Padahal kelompok mereka kan dituding sesat?
Silahkan…
@Sejuki: Imam Samudera sering diberikan ruang terbuka untuk mengungkapkan pendapat2xnya. Anda cari saja di youtube, google dsb.
Tentang logika sesat, kembali lagi ke diskusi di awal, yang menyatakan itu TPM; jelas2x TPM menegaskan bahwa manusia sekelas Imam Samudera mustahil mendalangi bom Bali, eh ybs koar kemana2x sbg pelaku bom Bali … inikan namanya bloon …
Nah, kalau anda ingin mengadu landasan syar`i-nya silahkan kita adu disini … berani?
@trisetyarso
Adu landasan syar’i, itu sudah pasti, nanti, Insya Allah.
Imam Samudra mustahil mendalangi Bom Bali, itu kan pendapat anda, sedang TPM tidak ada memustahilkan, hanya meragukan. Beda lho anda memustahilkan dan meragukan. Sementara Imam Samudra sendiri mengakui kok dengan sangat gamblang dalam bukunya tsb, namun hanya bom yang dengan daya ledak sangat besar saja yang dia tidak akui. Semua jelas tertuang dalam buku tsb. Dari fakta ini saja sudah bahwa anda tidak pernah baca buku tsb, tapi sudah berani menilai dengan gagahnya begini dan begitu tentang Imam Samudra. Debatur kelas apa anda ini?
Oh ya sebelum saya lanjut, satu hal lagi yang ingin saya mintai pendapat anda. Kenapa kira-kira menurut anda MUI tidak jadi membedah buku ‘AKU MELAWAN TERORIS’ karya Imam Samudra tsb, padahal Imam Samudra sangat antusias menunggu realisasinya. Dan, dia siap melayani bedah buku tsb sesiap-siapnya. Namun, tunggu tinggal tunggu sampai ajalnya pun ternyata bedah buku yang ditawarkan MUI tsb kok malah tidak pernah terrealisasi hingga saat ini.
Padahal bisa saja kan dilaksanakan meski Imam Samudra sudah almarhum sekalipun.
Gimana pendapat anda kok bisa seperti itu?
@Sejuki: TPM berulang kali menegaskan Imam Samudra dkk mustahil membuat bom yang besar, yang membunuh ratusan nyawa orang tak berdosa itu; tapi si Imam Samudra dkk justru malah mengaku2x sbg pihak yang bertanggungawab terhadap bom yang besar tersebut, padahal kemampuan mereka hanya bikin petasan.
Seperti saya katakan, itu dikoar2xkan oleh Amrozi cs diberbagai kesempatan, semisal dalam wawancara ini:
Ngapain juga membedah buku itu? Seperti saya katakan, tidak ada yg istimewa dalam buku tersebut, kecuali curhat2x tidak jelas si Imam Samudra. Buku itu bukannya menjelaskan bahwa ybs tidak bersalah dalam kasus bom Bali, eh malah curhat2x tak jelas.
Dampaknya jelas sangat buruk bagi kaum muslimin, demi nafsu ybs ingin disebut sebagai mujahid.
@trisetyarso
Bener-bener sombongnya gak ketulungan. Sok pinternya na’uudzu billaah. Tidak ngerti tapi berlagak ngerti. Tidak membaca, tapi berlagak membaca. Tidak memahami, tapi berlagak memahami. Saya punya bukunya, anda tidak punya bukunya. Lebih valid mana? Tingkat Doktoral kok begini kualitasnya? Ck… ck… ck…
Memang benar kata para ahli bahwa 2 (dua) hal yang sudah mulai hilang dari tubuh ummat Islam saat ini adalah KEJUJURAN dan KEIKHLASAN. Sangat sulit saat ini mencari orang yang bener-bener JUJUR, dan juga sangat sulit untuk mencari orang yang bener-bener IKHLAS. Segalanya dinilai hanya berdasar ukuran materi dan duniawi semata. Punya mata, tidak digunakan untuk ‘melihat’, punya telinga tidak digunakan untuk ‘mendengar’, punya hati tidak digunakan untuk ‘merenung’. Tidak siap mengaku salah serta meminta maaf jika sudah melakukan kesalahan. Sikap kemunafikan sudah menjadi epidemi, bahkan dianggap menjadi hal yang benar lagi wajar. Mengerikan…!!!
Apa sih sulitnya berlaku jujur dengan menulis, umpamanya seperti ini:
“Sejuki, memang benar saya tidak punya buku ‘AKU MELAWAN TERORIS’ karya Imam Samudra tsb. Jadi saya tidak bisa berbicara banyak tentang isi buku tsb. Untuk itu saya mohon maaf. Bisakah anda menceritakan atau menjelaskan secara garis besar mengenai buku tsb? Saya sangat senang jika anda bersedia berbagi”
Mudah sekali bukan? Bagaimana mungkin suatu diskusi dapat berjalan baik dan lancar, apalagi yang didiskusikan penyangkut kebenaran Allah, jika salah satu pihak tidak melandasinya dengan kejujuran?
(*Melongo lagi*)
Oh ya tentang “NGAPAIN MEMBEDAH BUKU”? Lho? Saya bener-bener terheran-heran.
Faham gak kenapa saya menjadi heran? Karena kebodohan anda semakin anda nampakkan sendiri dengan statement tsb.
Buku adalah sarana paling jitu untuk mengetahui isi kepala seseorang, wa bil khusus tentang isi kepala si penulisnya. Jika anda ingin mengetahui Allah dan Rasul-Nya, maka anda harus faham al Qur’an dan al Hadits. Jika anda ingin tau siapa itu Imam Samudra Cs, apa benar dia itu Mujahid atau bahkan Teroris, tentu anda harus membaca buku-bukunya.
Bagaimana mungkin anda bisa mencap Imam Samudra Cs Mujahid atau Teroris, sementara anda sendiri belum pernah membaca buku-bukunya atau tulisan-tulisannya?
(*Geleng-geleng kepala lagi*)
@trisetyarso
Berikut saya cuplikkan beberapa bagian dari buku “AKU MELAWAN TERORIS” karya Imam Samudra. Sementara yang di Google sebagaimana yang anda sebutkan, itu tidak lengkap. Hanya bagian-bagian awalnya saja yang anda sebut sebagai CURHAT doang dari Imam Samudra. Anda tidak salah, cuma belum kaffah saja pengetahuannya tapi belagak sok taunya minta ampun. Ibarat orang buta menebak bentuk seekor gajah.
Jika dalam cuplikan saya ada tertulis sisipan seperti ini (***………bla bla bla……..***), itu adalah tambahan saya sendiri sebagai komentar khusus untuk anda.
Saya cuplik dari halaman 107 sampai 114 (mungkin agak panjang, tetapi mudahan dapat memberikan gambaran lebih lanjut tentang kasus bom Bali) apakah termasuk jihad fii sabilillah ataukah kegiatan teroris. Keseluruhan halaman buku tsb berjumlah sebanyak 279 halaman + 2 halaman sampul muka dan belakang.
Mari kita simak bersama-sama.
=========================================
BOM BALI, JIHADKAH?
Memahami masalah ini tidak bisa hitam putih begitu saja. Ada spektrum permasalahan dengan segenap wacananya yang harus dimengerti secara mendasar dan fundamental. Topik di atas memang cukup serius untuk dibahas. Tetapi sebenarnya mengasyikkan untuk ditelusuri. Seorang yang educated (terdidik) tidak akan mengatakan “Jihad kok merusak bangsa sendiri, jihad kok membunuhi orang sipil, ngapain jihad kok di Bali… Itu sih bukan jihad, soalnya menghancurkan ekonomi Indonesia. Kalau mau jihad ya di Amerika sana! Masa iya, jihad kok membunuh sesama muslim?” Dan seabreg lagi ungkapan-ungkapan senada yang berangkat dari ketidak-tahuan alias asbun! (***Ini persis seperti anda dan yang sepemahaman, tau dikit tapi lagaknya sok taunya seabreg-abreg***)
Coretan-coretan berikut barangkali dapat membantu memahami konsep jihad yang kuyakini sehingga terlahirlah peristiwa jihad di Bali (***Jelas ini pengakuan polos dan gamblang bahwa Imam Samudra Cs adalah pelakunya yang anda sangkal setengah idup dengan tanpa pengetahuan memadai***). Besar kemungkinan hal ini akan berlawanan atau tidak seiring dengan mainstream kaum muslimin Indonesia pada umumnya, tapi cobalah fahami terlebih dahulu. At least, dengan ini terungkap latar belakang sebenarnya dari peristiwa yang membuat monster Amerika dan sekutunya sewot.
PENGERTIAN JIHAD
– Dari segi bahasa (etimologi), secara simpel jihad berarti bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga untuk mencapai satu tujuan. Dalam hal ini seseorang yang bersungguh-sungguh dalam mencari jejak bisa dikategorikan jihad.
– Dari segi istilah, jihad berarti bersungguh-sungguh memperjuangkan hukum Allah, menda’wahkannya serta menegakkannya.
– Dari segi Syar’i, jihad berarti berperang melawan kaum kafir yang memerangi Islam dan kaum muslimin. Pengertian syar’i ini lebih dikenal dengan sebutan ‘jihad fii sabilillah’.
Seingatku, ketiga definisi di atas telah menjadi ijma’ (konsensus) para ulama salafush shalih, terutama dari kalangan empat mazhab (Syafi’i, Hambali, Maliki, Hanafi). Jadi, tidak ada perselisihan pendapat pendefinisian jihad dalam hal ini.
Mereka yang ingin mengkaji lebih mendalam tentang hal ini, dapat membaca buku berjudul Al-Jihaadu Sabiilunaa (Jihad Jalan Kami) karya Syaikh Abdul Baqi Ramdun. Juga Kitaabul Jihaad, karya Syaikh Ibnul Mubarak, atau Fii At-Tarbiyah Al-Jihaadiyah Wal-Binaa (Pendidikan dan Pembinaan Jihad) karya Syaikh Asy-Syahid Dr. Abdullah Azzam. Atau bisa juga buku-buku lain yang berhubungan dengan jihad serta ditulis oleh ulama-ulama yang berkompeten dan terlibat aktif dalam dunia jihad (Ulama ‘Aamiliin).
Dalam kaitan dengan peristiwa bombing di Bali, pengertian ketiga (Jihaad fii sabiilillaah) lebih tepat dan pas untuk kita bahas dan analisis.
Pada tataran tertentu ada semacam 2 (dua) kebingungan besar yang menjadi teka-teki peristiwa bom di Bali. KEBINGUNGAN PERTAMA adalah “adanya korban dari kalangan bangsa Indonesia sendiri khususnya kaum muslimin”. KEBINGUNGAN KEDUA adalah, “mengapa dilakukan di Bali?”
Sekali lagi, ini bukan persoalan enteng yang bisa asal jawab. Harus ada dasar hukum yang jelas sebagai landasan sebelum beramal (al-’ilmu qablal ‘aamal), atau sebelum mengadakan aksi jihad tsb. Dua kebingungan besar akan kita analisa terlebih dahulu setelah mendapat penjelasan yang tegas; jihad atau bukan, peristiwa 12 Oktober 2002 tsb?
(***Sampai disini, saya harap anda merenung dulu sebelum melanjutkan bacaan anda ke halaman berikutnya yang saya kutip***)
BOM BALI = JIHAAD FII SABIILILLAAH
Berdasarkan niat atau rencana target, jelas bom Bali merupakan jihaad fii sabiilillaah, karena yang jadi sasaran utama adalah bangsa-bangsa penjajah seperti Amerika dan sekutunya. Ini menjadi semakin jelas dengan adanya pembantaian massal terhadap ummat Islam di Afghanistan pada bulan Ramadhan tahun 2001 yang disaksikan oleh hampir seluruh ummat manusia di segala penjuru bumi. Bangsa-bangsa penjajah pembantai kaum lemah dan bayi-bayi tak berdosa itulah yang disebut kaum musyrikin (kaum kafir) yang berhak diperangi sebagaimana tersebut dalam firman Allah,
“….dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa” (At Taubah [9]:36)
(***Harap direnungkan lagi sebelum anda lanjutkan bacaan anda. Perlu anda ketahui, Islam sudah diperangi secara telanjang dan kasat mata, meski si Vampire bin Dajjal George W Bush dan kroninya tidak mengakui. Bukankah dari mulut Vampire tsb telah keceplosan ucapan CRUSADE [Perang Salib], meski ucapan tsb dicabut kembali? Alasan apalagi untuk TIDAK mengatakan bahwa setiap jengkal bumi Allah ini sebenarnya adalah area perang?***)
‘SIPIL’ BANGSA-BANGSA PENJAJAH JADI SASARAN?
Telah menjadi pengetahuan umum, bahwa Amerika, Australia, Singapura, Thailand dan beberapa negara lainnya memiliterisasi rakyat sipil. Jadi omong kosong kalau dikatakan bahwa turis dari bangsa-bangsa tersebut yang melancong ke Indonesia dianggap sebagai warga sipil. Apalagi beberapa bulan sebelum 12 Oktober 2002, Amerika telah gembar-gembor tentang kondisi di Indonesia. Hal ini tentu menjadi momok yang menakutkan bagi ‘warga sipil’. Dus, ‘warga sipil bangsa manapun tidak punya keberanian untuk melancong ke Indonesia yang telah diramaikan oleh kasus bom di beberapa kota. Logikanya, orang yang berani datang ke kancah bom pada umumnya bukan terdiri dari warga sipil, termasuk bangsa-bangsa penjajah seperti Amerika dan sekutunya.
Jadi, si John Howard sesaat setelah attack 12 Oktober 2002 yang menyatakan bahwa ‘ratusan rakyat sipil’ Australia telah menjadi korban ‘teroris’ di Bali, pada hakekatnya adalah jeritan drakula monster berdasi yang telah memutar-balikkan fakta demi memperoleh simpati dari bangsa-bangsa lain.
Iktikad di atas barangkali masih dianggap sebagai ‘asumsi ngambang’ yang belum bisa diterima sepenuhnya. Penjelasan tentang hal tersebut perlu diberikan untuk mementahkan tuduhan bahwa operasi jihad di Bali pada 12 Oktober 2002 murni ditujukan kepada rakyat sipil seperti yang digembar-gemborkan si John Howard.
Selain itu, penjelasan tsb juga diperlukan untuk mengimbangi dakwaan bahwa warga Australia yang tewas di Bali adalah sebagai inocent alias rakyat yang tidak tahu-menahu tentang urusan perang, alias rakyat tak berdosa, seperti juga dinyanyikan oleh si Bush. Si Bush dan si John Howard barangkali ingin mengatakan, “Kalau mau memerangi kami, ya jangan rakyat sipilnya dong, perangi saja tentaranya itu baru gentle!”
(***Jika Amerika Cs ngomong seperti itu, kenapa mereka sendiri malah memborbardir sipil 2 negara sekaligus, Afghanistan dan Iraq bahkan dengan segala persenjataan termutakhirnya? Jutaan sipil Muslim dibantai dengan hanya sekitar 200 orang di Bali, sudah sebandingkah? Dan, masih terpenuhikah Qishashnya? Dasar, Monster teriak Monster. Terakhir malah dengan Pesawat tanpa awak memborbardir seenak udelnya. Dasar Pengecut, berani main bom dari atas. Tanpa awak lagi. Coba lewat darat, berani gak?***)
Konyolnya lagi, ada ulama dari kalangan kaum muslimin yang termakan celotehan vampire-vampire tersebut sehingga dengan seenaknya berfatwa, “Apa pun alasannya, Islam mengutuk tindakan tersebut. Islam tidak membenarkan memerangi warga sipil dari bangsa dan agama apapun!”
Ucapan senada terdengar pula ketika terjadi operasi jihad WTC dan Pentagon pada 11 September 2001. Lalu ulama-ulama yang tak pernah angkat senjata dan tak pernah berjihad itu, yang kehidupan mereka dipenuhi dengan suasana comfortable (serba nyaman), segera menjilat penjajah Amerika dan mencari muka sambil ketakutan dituduh sebagai ‘teroris’ dengan mengeluarkan ‘fatwa’ agar kaum muslimin mendonor darah bagi korban tragedi WTC dan Pentagon, sekalipun korbannya jelas-jelas bangsa kafir penjajah. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan kondisi pada 12 Oktober 2002.
Yang paling ironis, menjengkelkan dan menjijikkan adalah bahwa ‘ulama-ulama’ itu tidak berbuat hal yang sama tatkala ratusan ribu ummat Islam dibantai oleh Amerika dan sekutunya. Tidak ada sepatah kritik pun yang keluar dari mulut mereka demi menghentikan kebiadaban kafir Amerika dan sekutunya, apalagi ‘fatwa’ untuk mendonor darah. Mata dan telinga mereka sesungguhnya melihat dan mendengar tragedi menyayat hati yang diderita ummat Islam itu, tetapi bibir mereka bungkam sejuta bahasa. Hati mereka terbalik sudah, lebih takut kepada manusia bernama kafir Amerika dan sekutunya ketimbang takut kepada Allah dan membela saudara mereka seiman dan seaqidah.
(***Sampai disini saya harap anda merenung lagi sebelum lanjut. Oke?***)
BOLEHKAH MEMERANGI SIPIL BANGSA-BANGSA ‘PENJAJAH’?
Bangsa yang paling brengsek, licik, bejat dan amoral dalam memblow-up isu sipil adalah bangsa Israel. Ketika mujahid dan anak-anak kecil intifadhah membalas serangan tentara Israel, diisukan bahwa Palestina menyerang sipil Israel. Sebaliknya ketika tentara bangsa keturunan monyet itu menghancurkan ribuan penduduk Palestina dan memusnahkan segala infra struktur mereka, Yahudi terkutuk itu melarang media massa apapun untuk menyiarkan kebinatangan mereka.
Trik kotor, curang, culas, licik, pengecut ini kemudian diikuti oleh si Bush ketika terjadi attack terhadap WTC dan Pentagon. Begitu juga si John Howard melakukan hal yang sama ketika terjadi peristiwa 12 Oktober 2002. Taruhlah bahwa memang yang tewas pada peristiwa bom Bali adalah rakyat sipil dari bangsa-bangsa penjajah alias drakula itu, secara hukum bolehkah mereka diperangi?
Limabelas abad lebih yang lalu, Islam telah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, baik secara eksplisit maupun implisit. Ini terdapat dalam Al Qur’an dan Sunnah yang kemudian diterangkan dalam bentuk Fatwa ataupun ijtihad oleh ulama yang berkompeten dalam bidangnya.
Namun sebelum merujuk kepada nash-nash syar’i, ada baiknya kita membuat perbandingan dan pertanyaan sederhana terhadap beberapa peristiwa pembantaian sipil muslim yang dilakukan oleh penjajah Amerika dan konco-konconya di beberapa negara Muslim.
1. Pada Tahun 1991 Amerika melalui PBB telah meng-embargo Irak dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal dan tidak bisa diterima dengan akal sehat. Ini mengakibatkan kematian lebih 600.000 bayi di Irak. Angka ini kemudian berkembang menjadi 1,5 juta bayi menjadi korban (Jakarta Post, 4 Desember 2002).
2. Dalam periode kepemimpinan Taliban (1994-2001), Amerika meng-embargo Afghanistan melalui trik PBB dengan alasan yang juga tidak mungkin bisa diterima oleh akal waras manusia. Ribuan sipil Afghanistan kembali menjadi korban. Dunia bungkam.
3. Ratusan ribu sipil Palestina dibantai oleh Israel dengan restu dari Pentagon. Amerika juga membantu peralatan perang sekaligus finansial. Kebiadaban telanjang itu disaksikan oleh seluruh penjuru dunia. Dunia tetap bungkam.
4. Pasca WTC dan Pentagon 2001, salibis Amerika dan bala tentara sekutunya mementaskan kebrutalan dan kebiadaban sangat luar biasa yang hanya bisa dilakukan oleh Amerika yang di hatinya penuh dendam dan permusuhan abadi.
Situs http://www.khurasan.com menyebut angka 200.000 jiwa dari kalangan sipil Afghanistan yang tewas akibat dijatuhi ribuan ton bom bangsa-bangsa penjajah itu. Dunia tahu bahwa semua yang jadi sasaran itu adalah murni rakyat sipil muslim.
(***Silahkan sampai disini direnungi dulu lagi sebelum melanjutkan bacaan anda. Itu baru data per th 2004 saat buku ini ditulis***)
Amerika sengaja meng-ekspose WTC secara berlebih-lebihan. Sebaliknya mereka menihilkan serangan terhadap Pentagon pada hari, bulan dan tanggal, serta tahun yang sama. Mengapa?
Di satu sisi mereka menderita ‘hilang muka’ yang luar biasa karena markas militer yang menjadi mitos terhebat dan terampuh serta tercanggih di dunia itu akhirnya jebol oleh serangan yang tak terdeteksi sama sekali. Secara praktis kepercayaan dunia terhadap sistem pertahanan Amerika menjadi anjlok alias runtuh sama sekali.
Karena itulah mereka sengaja menutupi rasa malu mereka dengan meng-ekspose berita WTC melebihi data sebenarnya. Tujuannya adalah untuk membentuk opini bahwa korban di WTC adalah ‘sipil’ yang tidak pantas dibunuh. Karenanya, pelakunya harus dihukum oleh pengadilan Internaional. Setelah sebelumnya mereka bersungut-sungut merasa diri sebagai Polisi Dunia, pasca tragedi WTC secara tiba-tiba mereka berubah menjadi Hakim Dunia, sehingga dengan seenak perutnya sendiri, mereka menggelar operasi pembantaian berjudul infinitive justice (perang salib).
(***Saya sependapat dengan anda bahwa serangan 11 September 2001 adalah rekayasa kaum kafir sendiri, bukan oleh kelompok muslim. Sampai sekarang tidak jelas siapa-siapa penumpang pesawat tsb jika itu memang benar pesawat sipil. Saya curiga, itu pesawat tanpa awak dikendalikan dengan Remote Control, bukan oleh ‘teroris’ muslim***)
Dari sekian pentas keangkuhan dan kebrutalan yang dipamerkan para penjajah itu, Amerika dan sekutunya dengan jelas meninggalkan pesan telanjang dan berkata:
1. Kami adalah kebenaran, dan selain kami adalah salah.
2. Hanya kami yang boleh membunuh dan memerangi siapa pun, bangsa mana pun, yang kami anggap salah.
3. Mereka yang melawan kami adalah teroris dan wajib kami perangi bersama seluruh bangsa dunia yang “berperadaban”.
4. Apapun yang kami lakukan adalah atas dasar “kebenaran, keadilan dan peradaban”.
5. Kami boleh, sah, dan dibenarkan membunuh warga sipil terutama Muslim di mana pun dan kapan pun kami suka dan mau. Sedangkan warga sipil kami tidak boleh dibunuh atau diperangi.
6. Memerangi warga sipil kami dalam bentuk apapun adalah dilakukan oleh ‘teroris’ dan bangsa yang tak berperadaban.
Wahai siapa saja yang bisa mendengar, bangsa muslim telah dianggap binatang. Darah dan nyawa mereka sama sekali tiada harga. Ada di sana, seorang drakula berjubah putih. Di depannya ada seekor kambing tak berdaya yang telah diikat empat kakinya. Kambing mati disembelih si drakula. Jubah drakula terpercik darah kambing. Tiba giliran kambing yang lain, sang kambing melawan dan meronta. Apa kata si drakula? “Kambing ini biadab! Kambing ini teroris! Lihatlah jubahku penuh darah!”
Jadi, perlawanan bangsa-bangsa muslim atas penindasan yang telah dilakukan oleh Amerika dan sekutunya adalah TINDAKAN TERORIS. Aturan siapa itu? Undang-undang siapa itu? Anehnya, dunia membisu dan setuju atas semua kecurangan dan ketidak-adilan ini. Tidak sedikit dari kalangan muslim yang ikut latah dengan tindakan biadab Amerika itu.
Sungguh, semua kejahatan dan kezhaliman para penjajah itu tidak boleh dibiarkan begitu saja. Ummat Islam harus bangkit melawan mereka dengan segala daya dan upaya. Perlawanan yang disyari’atkan oleh Islam adalah dengan cara jihad.
Maka, bom Bali adalah satu bentuk jawaban yang dilakukan oleh segelintir kaum muslimin yang sadar dan mengerti akan arti sebuah pembelaan dan harga diri kaum muslimin. Bom Bali adalah satu diantara perlawanan yang ditujukan terhadap penjajah Amerika dan sekutunya. Bom Bali adalah salah satu jihad yang harus dilakukan, sekalipun oleh segelintir kaum muslimin.
(Cuplikan buku ‘AKU MELAWAN TERORIS’ karya Imam Samudra saya lanjutkan lagi pada halaman 116-118)
MEMERANGI SIPIL BANGSA-BANGSA PENJAJAH SEBAGAI TINDAKAN SETIMPAL DAN ADIL
Akan tetapi, yang terjadi adalah bangsa-bangsa penjajah itu telah, sedang, dan akan terus membantai warga sipil bangsa-bangsa muslim. Akan tetapi Amerika dan sekutunya telah melampaui batas.
Allah Maha Suci, Allah Maha Benar! Allah tidak membiarkan hamba-hamba-Nya diperlakukan curang oleh kaum kafir. Perang dibalas perang, darah dibalas darah, nyawa dibalas nyawa, pelampauan batas dibalas dengan setimpal.
“Barang siapa melampaui batas terhadap kamu, maka balaslah serangan mereka seimbang dengan yang mereka lakukan terhadap kamu….” (Al-Baqarah [2]:194).
Maka memerangi warga sipil (kalau memang benar sipil) dari bangsa-bangsa penjajah adalah tindakan yang wajar dilakukan demi keseimbangan dan keadilan. Darah dibalas darah, nyawa dibalas nyawa, dan … sipil dibalas sipil! Itulah keseimbangan dan itulah keadilan.
“Dan jika kamu mengadakan pembalasan, maka balaslah dengan balasan yang setimpal dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu ….” (An-Nahl [16]:126).
(***Sampai disini, sudah bisakah anda memahami bahwa pada kondisi ubnormal di mana sipil muslim dibantai habis-habisan maka kitapun dibolehkan melakukan hal serupa, tapi ditarget sipil musuh yang sedang bermaksiat ria seperti di Sari Clubs dan Paddys Pup di Bali?***)
Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa ‘sipil’ bangsa-bangsa penjajah, yang pada asalnya tidak boleh diperangi, berubah menjadi boleh diperangi karena adanya tindakan yang melampaui batas, yaitu pembantaian atas warga sipil yang dilakukan oleh bangsa penjajah.
Dengan demikian tercapailah keseimbangan hukum dalam perlawanan. Dan dengan demikian, jihad bom Bali tidak dilakukan secara asal-asalan dan serampangan.
Di belakang semua peristiwa itu, berdiri hukum-hukum dan pertimbangan yang didasarkan atas Al-Qur’an dan As-Sunnah. Lengkap dengan tafsir dan fatwa dari beberapa ulama yang berkompeten akan hal ini. Bom Bali hanyalah setitik reaksi terhadap sekian banyak aksi yang dilakukan oleh bangsa-bangsa penjajah bernama Amerika dan sekutunya terhadap ummat Islam di seluruh dunia.
Perang memang kejam, perang memang mengerikan, perang memang menyakitkan dan perang memang menakutkan. Tetapi, akan tetapi… membiarkan kekejaman bangsa-bangsa penjajah terhadap bangsa-bangsa muslim adalah jauh ‘LEBIH KEJAM’. Membiarkan kengerian, ketakutan dan kesakitan yang terus menimpa kaum muslimin akibat kebiadaban drakula-drakula monster itu adalah juga (bahkan malah) ‘LEBIH KEJAM LAGI’.
Kebiadaban barbarian seperti itu (apalagi main keroyokan) hanya lazim dilakukan oleh kaum musyrik dengan segala kesyirikannya. Kesyirikan itulah yang disebut fitnah. Dan ketahuilah bahwa fitnah yang dilakukan oleh para agresor itu adalah ‘lebih kejam’ dari peperangan biasa. Karenanya Allah mewajibkan perang. Demi keseimbangan, demi pertahanan, demi pembelaan diri, dan demi keadilan serta kemuliaan, Allah mewajibkan perang.
“Telah diwajibkan berperang kepadamu, padahal perang itu sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Al-Baqarah [2]:216).
=========================================
Demikian, segelintir tulisan dari Imam Samudra dalam bukunya ‘AKU MELAWAN TERORIS’. Dari yang segelintir ini, Insya Allah akan dapat membuka mata hati anda bagaimana kedudukan peristiwa bom Bali tsb ditinjau dari sudut pandang syar’i apakah termasuk jihad fii sabiilillaah ataukah terorisme.
Silahkan anda simpulkan sendiri.
Bagi teman-teman lainnya yang kebetulan ikut membaca, baik yang pro maupun yang kontra apalagi yang menghujat (khusus bagi yang muslim), semua kita nanti akan mempertanggung-jawabkannya kelak di hadapan Allah Yang Maha Tahu lagi Maha Perkasa. Alangkah baiknya lagi jika kawan-kawan semua mempunyai buku tersebut dan mau membaca serta menghayatinya secara seksama dengan penuh kejujuran.
Bagi yang non muslim, kiranya dapat memakluminya. Kalian juga berhak untuk pro dan kontra karena pro dan kontra adalah dinamika kita hidup di alam dunia ini. Dan itu adalah wajar. Namun perlu diingat bahwa kebiadaban, keculasan, kekejaman, pembantaian sipil (bahkan dengan cara keroyokan) yang tak tanggung-tanggung dipertontonkan drakula vampire bin monster bangsa Israel dan Amerika Cs adalah bukan hanya masalah kaum muslimin semata, tetapi sudah menjadi masalah kemanusiaan dan pelanggaran HAM yang sangat berat dan luar biasa biadabnya di abad ini.
Apakah semua kita tidak mau merenung dan berfikir, wahai bagi yang masih mempunyai hati?
@Sejuki: Yah, cuma bisa copas nih orang … WTC itu yang melakukan siapa? Osama bin Ladin? Bicara tanpa ilmu, pantesan aja sesat!!!
Saya tanya sekarang, ada berapa gedung yang runtuh dan ada berapa pesawat yang menubruk gedung di peristiwa 11 September 2001?
@trisetyarso
Kalau nanggepin komen orang, baca dulu dong secara keseluruhan apa yang ditulis orang. Payah juga nih orang. Coba anda simak, saya ada menyisipkan kalimat di sela tulisan Imam Samudra yang saya cuplik, sbb :
(***Saya sependapat dengan anda bahwa serangan 11 September 2001 adalah rekayasa kaum kafir sendiri, bukan oleh kelompok muslim. Sampai sekarang tidak jelas siapa-siapa penumpang pesawat tsb jika itu memang benar pesawat sipil. Saya curiga, itu pesawat tanpa awak dikendalikan dengan Remote Control, bukan oleh ‘teroris’ muslim***)
Ada gak kalimat tsb saya selipkan? Mata elo juling ya? Atau elo gak baca keseluruhan apa yang telah ditulis, gimana bisa nyambung?
Pantesan…!!!
@sejuki: paham konsekuensi 911 was an inside jobs? Atau sdg asbun?
@Sejuki: segala sesuatu pasti ada pembenarannya jika mau dibuat2x, sekalipun tindakan paling tolol atau paling kejam sekalipun. Termasuk membunuhi orang2x tak berdosa; Imam Samudra dkk dapat saja membuat pembenarannya. Sekali lagi, masalahnya adalah anda mau percaya ke ybs atau tidak. Kalau percaya, ya silahkan lanjutken perjuangan ybs untuk membom2x bunuh diri di mall2x.
Saya tunggu deh diberita ada orang yg namanya Sejuki tewas di mall Pondok Indah ….
@trisetyarso
Itu bukan membenaran Imam Samudra semata saudaraku. Tapi al Qur’an yang menggariskannya seperti itu.
Sekarang saya tanya anda, apa maksud ayat berikut (harap jangan melenceng, fokus saja) :
“Dan jika kamu mengadakan pembalasan, maka balaslah dengan balasan yang setimpal dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu ….” (An-Nahl [16]:126).
“Barang siapa melampaui batas terhadap kamu, maka balaslah serangan mereka seimbang dengan yang mereka lakukan terhadap kamu….” (Al-Baqarah [2]:194).
Apa maksud ‘SETIMPAL’ dan ‘SEIMBANG’ berdasar ayat di atas menurut anda? Jika musuh membunuh sipil muslim, boleh gak sipil musuh dibunuh? Jika tidak boleh, kenapa sipil muslim boleh dibunuh? Jika sipil musuh tidak boleh dibunuh, ya… jangan membunuh sipil muslim dong. Begitu kan?
Coba ulas ayat di atas, jangan hanya taunya teriak-teriak doang. Orang yang gak pernah merasakan pahit getirnya menyabung nyawa di medan jihad, kok sok tau tentang jihad setengah idup.
Jangan melenceng Bro, fokus saja.
Oke?
@Sejuki: dari judulnya aja anda udah tulalit.
Yang membunuhi orang Palestina itu siapa? Yang membunuhi orang Irak itu siapa?
Apakah pelajar2x Australia yang sedang liburan di Bali itu membunuhi orang di Irak? Apakah mereka membunuhi orang Palestina?
Ingat, bahkan tentara AS saja banyak desertir, kabur, karena tidak mau perang di Irak … jangan bawa2x keponakan, tetangga, atau sodara sepupu tentara tersebut! Jangan mentang2x mereka itu bule, anda memukul rata bahwa semua dari mereka itu wajib diperangi …
Itu tandanya anda adalah katak dalam tempurung, sudah parno melihat orang bule!
@trisetyarso
Kalau sipil bangsa penjajah apalagi yang sedang bermaksiat tidak boleh dibunuh ataupun dibom padahal dalam suasana perang, kenapa sipil muslim boleh dibantai, dibombardir, bahkan negaranya dihancurkan seperti Iraq dan Afghanistan. Jutaan anak menjadi yatim bahkan yatim piatu. Apa salah mereka?
Sesama muslim bersaudara, apakah mereka bukan saudara anda?
Kenapa bule bangsa penjajah yang sedang bermaksiat ria dan dibom oleh mujahidin anda fikirkan bahkan dibela mati-matian sementara saudara anda yang dibantai dan dibombardir tidak anda perlakukan yang sama?
Anda muslim apa bukan?
@trisetyarso
Hallooo…??? Anybody home???
Pada postingan anda tanggal 23 Agustus, 2010 jam 2:06 pm, anda telah menantang saya adu landasan syar`i tentang peristiwa bom Bali apakah merupakan tindakan TERORISME ataukah JIHAD FII SABIILILLAAH.
Berdasar tantangan anda tsb, landasan syar’i-nya sudah saya kemukakan berdasarkan apa yang ada dalam buku Imam Samudra yang sebagian isinya juga telah saya cuplikkan.
Nah, gimana? Kok gak ada respon? Kan elo sendiri yang nantangin gua.
Tuh tantangannya udah diterima. Lu jual, gua beli. Hehehe…
Hallo…???
Saya ulangi lagi ya? Tentunya dengan ulasan sedikit lebih mendalam lagi. Biar mata elo yang suka anggap enteng orang lain itu LEBIH MELEK LAGI.
Berdasar QS An-Nahl (16):126 dan QS Al-Baqarah (2):194, Allah SWT menekankan adanya keseimbangan dan atau kesetimpalan dalam hal membalas kezhaliman, keberingasan, kekejaman musuh kepada kaum muslimin. Darah dibayar darah, nyawa dibayar nyawa, bom dibayar bom, sipil dibayar dengan sipil, pelampauan batas dibayar dengan hal serupa dan setimpal. Dalam Islam disebut dengan istilah QISHASH (HUKUM KESETARAAN).
Sesama muslim adalah bersaudara bagai sebatang tubuh. Menyakiti muslim (apalagi memborbardir) di belahan bumi manapun, sama dengan menyakiti (memborbardir) muslim di seluruh dunia. Membunuh seorang (apalagi jutaan) muslim tanpa alasan yang jelas, sama dengan membunuh seluruh muslim bahkan seluruh ummat manusia. Memerangi muslim di satu wilayah, sama dengan memerangi seluruh muslim di dunia. Jika sudah diperangi (seperti saat ini), maka setiap jengkal tanah di bumi Allah ini (termasuk Indonesia tentunya) adalah area perang.
Islam agama akal, dalilnya disebut DALIL ‘AQLI (harus sesuai akal sehat). Tanpa al Qur’an-pun, akal sehat pasti akan menerima tentang konsep keadilan atau kesetaraan atau keseimbangan atau kesetimpalan. Anda berhutang Rp 1,- tentu harus dibayar Rp 1,-. Anda hutang nyawa, tentu harus dibayar dengan nyawa. Anda hutang bom, tentu harus dibayar dengan bom juga dong. Tinggal bagaimana cara membayarnya. Nah, jika musuh sudah membombardir sipil muslim, maka sipil musuhpun juga boleh dibombardir. Itulah kesetaraan. Itulah kesetimpalan. Itulah keseimbangan. Itulah keadilan. Jika sipil musuh tidak ingin dibombardir, ya jangan memborbardir sipil muslim dong. Gitu kan?
Pertanyaan saya, bom Bali menelan korban sekitar 202 orang, sementara musuh sudah memborbardir jutaan sipil muslim di Iraq, Afghanistan, Palestina dll. Negara mereka (nota bene adalah saudara-saudara kita kaum muslimin) dihancurin, termasuk infra strukturnya. Bahkan dengan cara keroyokan (AS + NATO). PENGECUT…!!!
Nah, sesuai ayat al Qur’an tsb di atas, jumlah korban bom Bali 202 orang dibanding jutaan orang sipil muslim (sebagian besar anak-anak, ibu-ibu hamil, orang tua jompo, Rumah Sakit dibom, Pasar dibom, orang pesta kawin dibom, wanita-wanita muslimah diperkosa dll), apakah sudah adil? Setara? Seimbang? Setimpal?
Hallooo…….. Bung @trisetyarso yang sok pinter mencap orang lain sesat, yang suka mencap orang lain antek Zionis? Yang suka mencap orang TIDAK NGERTI FISIKA? Yang sok pinter mencap Mujahidin sebagai orang-orang yang otaknya tidak waras?
Dari uraian di atas, semakin terbukti siapa sebenarnya yang otaknya tidak waras, andakah atau Imam Samudra Cs-kah? Silahkan anda nilai sendiri berdasarkan kejujuran hati nurani anda sendiri.
Apa kabar? Woiiiii…… Kok diem…??? Mana argumen ilmiah anda, wahai Doktoral Linglung yang suka gembar-gembor tentang keilmiahannya?
@Sejuki:
“Nah, sesuai ayat al Qur’an tsb di atas, jumlah korban bom Bali 202 orang dibanding jutaan orang sipil muslim (sebagian besar anak-anak, ibu-ibu hamil, orang tua jompo, Rumah Sakit dibom, Pasar dibom, orang pesta kawin dibom, wanita-wanita muslimah diperkosa dll), apakah sudah adil? Setara? Seimbang? Setimpal?”
Kalau menurut anda itu belum setimpal, seperti saya katakan berkali2x, silahkan buat bom Bali serupa, bantai manusia yang lebih banyak, agar memenuhi rasa keadilan anda.
Nanti aksi teror anda, saya amati dari sini.
—————
Kalau cara saya, tidak seperti itu; saya melawan Israel, kezhaliman elit di Pemerintah AS, NATO dst tidak dengan cara tolol Imam Samudra.
Tidak semua orang Amerika, Australia, Eropa, bahkan Israel setuju dengan apa yang Pemerintahnya lakukan. Bahkan para tentara mereka pun sudah banyak yang membangkang. Tidak selayaknya mereka menerima teror keji; kalau mau membunuh atau menyalahkan ya orang2x yang bersalah saja … jangan bawa2x manusia2x yang tidak tahu apa2x.
Kalau manusia tidak tahu apa2x dibawa2x, namanya aksi anda sama aja dengan Bush dkk.
(Udah ahhhh … mending fokus ke Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi daripada ngelayanin si Sejuki yang mengidolakan Imam Samudra)
@trisetyarso
Jangan melenceng. Fokus saja.
Imam Samudra dan Mujahidin lainnya juga tidak menghendaki hal tsb. Bom Bali meledak, itu tidak lepas dari shalat istikharah yang mereka lakukan, memohon petunjuk Allah. Ngapain, wong nyawa kok taruhannya. Akhirnya dipilihlah sipil musuh, tapi sipil musuh yang lagi bermaksiat ria seperti yang ada di Paddys Pub dan Sari Clubs pada waktu itu (bukan asal main hantam kromo). Dalam keadaan normal saja kemaksiatan wajib diberantas, apalagi dalam keadaan perang.
Nah, pembalasan qishash karena musuh telah melampaui batas dan memang ada tuntunan al Qur’an sebagai dasar syar’i-nya, dan itu anda katakan tolol. Lalu yang tidak tolol itu yang seperti apa?
Kenapa tidak anda katakan al Qur’an-nya saja yang tolol?
Ck… ck… ck..???
@Sejuki: Ngawur, jangan mencatut2x shalat istkiharah demi kezhaliman dan kefasiqan!!!
Yang tolol itu orang seperti imam Samudra dan anda yang merusak nama Islam, bukan shalat istikharah atau Al-Qur`an!
Bener2x tolol, membedakan begituan saja tidak bisa!
@trisetyarso
Al Qur’an tegas menyebutkan bahwa orang yang ZHALIM dan FASIQ adalah orang-orang yang tidak berhukum kepada apa yang diturunkan Allah (Syari’at Allah)). Silahkan anda cek pada surah Al Maaidah (5) ayat 45 & 47.
Nah, Imam Samudra Cs sudah sangat jelas berpijak pada al Qur’an, dan itu sudah saya uraikan sebelumnya yang tidak pernah anda tanggapi secara ilmiah kecuali cuman teriak ‘tolol’ melulu. Orang yang berpegang teguh secara istiqamah kepada al Qur’an anda katakan ZHALIM dan FASIQ bahkan TOLOL berarti bertentangan dengan al Qur’an itu sendiri.
Hehehe…… Terbalik jadinya Mas. Justeru andalah yang sebenarnya ZHALIM, FASIQ dan sekaligus TOLOL karena terang-terangan menentang al Qur’an (Syari’at Allah).
Senjata Makan Tuan. Tudingan anda justeru menohok ke diri anda sendiri. Tul gak?
Hehehe…. Ohoiiii….
@Sejuki: tidak ada hubungan antara menegakkan syariat dengan bom bunuh diri.
Kawan2x HTI, PKS, Jamaah Tabligh, Salafi, dst niatnya juga menegakkan syariat, tapi jalannya beda2x, tidak se-TOLOL Imam Samudra dan anda.
Sekali lagi, kalau anda memandang Imam Samudra itu jenius, silahkan dilanjutken perjuangannya untuk meledakkan diri di mall2x … nanti kami amati aksi anda dari sini …. kalau anda tidak melanjutkan perjuangan Imam Samudra, tandanya anda banyak bacot dan omong doang!!!
Malu tuh sama Amrozi dan Mukhlas!!
@trisetyarso
Statement anda itu hanya ulangan. Saya sudah katakan cara berjuang, dengan TANGAN, LIDAH dan HATI. Semuanya adalah benar karena itu adalah tuntunan Rasulullah.
HTI, PKS, JAMAAH TABLIGH, SALAFI dll apakah pernah saya salahkan? Adakah saya menyalahkan mereka? Adakah Imam Samudra Cs pernah menyalahkan mereka? Perjuangan mereka itu juga adalah benar, yaitu berjuang dengan LIDAH dan mungkin juga dengan HATI. Itulah cara.
Imam Samudra Cs dan para Mujahidin lainnya di seluruh dunia berjuang dengan kekuatan fisik (dengan TANGAN), kenapa malah disalahkan padahal itu sesuai dengan Tuntunan Allah dan Rasul-Nya?
Bukankah itu sama saja dengan menentang Allah dan Rasul-Nya?
@trisetyarso
Saya sudah katakan, sesuai petunjuk NABI SAW, ada 3 cara berjuang yaitu dengan TANGAN, LIDAH dan HATI. Ketiganya adalah benar. Yang dengan HATI, itulah selemah-lemahnya iman. Yang dengan TANGAN (kekuatan fisik), tentunya iman yang terkuat karena nyawa taruhannya seperti yang dilakukan Imam Samudra Cs, dan tentunya itu sudah mereka kaji sebelumnya. Yang dengan LIDAH, itulah iman yang tingkat menengah.
Perjuangan anda tentu saja juga adalah benar. Dari apa yang anda urai, saya dapat simpulkan bahwa anda berjuang dengan LIDAH, mungkin dengan HATI juga. Itu cara anda. Dan itu sudah saya katakan, adalah BENAR juga. Kesalahan FATAL anda adalah menyalahkan, menyatakan sesat bahkan menuding para MUJAHID yang berjuang dengan TANGAN (kekuatan fisik) sebagai kumpulan orang-orang yang OTAKNYA TIDAK WARAS. Dan, anda juga telah berburuk sangka, bahwa hanya dengan cara yang ditempuh Imam Samudra Cs saja yang benar, seakan saya disini juga mengajak anda seperti itu. Itulah juga kekeliruan anda. Disini kita hanya mencoba menganalisa, apakah gerakan Imam Samudra Cs itu TERORIS atau JIHAD FI SABILILLAH? Itu saja. Bukan ajak mengajak, tetapi hanya berbagi pemikiran.
Jika anda tetap berkeras dengan pendirian anda, itu adalah hak anda. Dan, itu tetap saya hargai. Tetapi perlu anda renungkan kembali, bahwa dengan sikap anda tsb, Insya Allah ditinjau dari sudut pandang syar’i amalan anda akan hancur di hadapan Allah, karena telah menzholimi dan menghina saudara anda sendiri para Mujahid (para kekasih Allah, Insya Allah) tsb yang siap berkorban nyawa (bahkan telah berkorban nyawa) demi secuil harga diri kaum muslimin. Saya sarankan, sebaiknya anda bertobat untuk itu. Itupun jika anda mau diberi saran.
Kaum kuffar, para DAJJAL-DAJJAL Amerika + NATO + Israel telah bersatu-padu menginjak-injak harga diri kaum muslimin bahkan membantai dengan persenjataan tercanggih di abad ini, membombardir dan mencaplok negeri kaum muslimin. Bisakah anda bayangkan bagaimana penderitaan yang sangat… sangat… sangat… luar biasa perihnya saudara-saudara anda yang telah dibombardir tsb? Tidakkah anda merenung bagaimana dampak psikologis yang mereka alami?
Sesuai dengan ayat al Qur’an yang sudah saya cuplik pada postingan sebelumnya, maka kaum musliminpun berhak membombardir negara mereka sebagaimana mereka memborbardir negara Afghanistan, Iraq, Palestina, Chechnya dll. Tapi ada gak balasan kaum muslimin seperti itu? Boro-boro mau memborbardir, ketika berangkat ke sana saja, belum apa-apa sudah ketangkep.
Nah, Imam Samudra Cs mencoba memberikan balasan (meski jauh dari setimpal), yaitu dengan membom bangsa penjajah yang kebetulan sedang bermaksiat ria di Paddys Pub dan Sari Clubs yang kebetulan sebagian besar dihuni oleh bule-bule Australia.
Pertanyaannya adalah: “Tindakan Imam Samudra Cs tsb, apa bedanya dengan menyerang dan memborbardir negara Australia yang secara syar’i adalah dibenarkan oleh al Qur’an?”. “Jika tidak boleh sipil mereka (apalagi yang sedang bermaksiat-ria) dibom, kenapa sipil muslim boleh dibombardir sebagaimana yang terjadi di Iraq, Afghanistan, Palestina, Pakistan, Chechnya dll?” “Bukankah, jika sipil mereka tidak boleh dibom, sipil muslimpun juga tidak boleh dibom?”
Tidakkah anda berfikir seperti itu, wahai @trisetyarso yang suka terburu-buru mencela dan menuding negatif orang lain?
Akal waras apalagi yang masih tersisa yang anda miliki, sehingga masih tetap mencela gerakan Imam Samudra Cs dan yang sejenisnya sebagai kumpulan orang yang otaknya tidak waras, sebagaimana kaum kuffar mencela mereka sebagai TERORIS yang wajib dimusnahkan?
…………….????????????????????
@Sejuki: koq anda masih ngebacot di milis ini, dan tidak berjihad dengan tangan ala Imam Samudra?!
Seperti saya katakan, kami tunggu aksi jihad anda untuk menyerang kapolsek terdekat dari rumah anda …
(Itu kan maunya anda?!)
Nanti saya saksikan aksi anda dari sini.
@trisetyarso
Pemerintah Thaghut ini, dilawan atau tidak dilawan secara fisik, Insya Allah akan jatuh sendiri, karena Allah sudah murka.
Rupanya anda begitu kesenangan sekali, persis seperti sikapnya Vampire bin Dajjal Amerika Cs jika ada Mujahid gugur berjuang secara fisik melawan Pemerintah Thaghut.
Luar biasa, ada sikap seorang yang mengaku muslim seperti ini.
Ck… ck… ck…???
@Sejuki: Jangan terlalu gegabah menisbatkan Imam Samudra, Amrozi dkk sebagai mujahid.
Saya mengakui mereka sebagai muslim; tapi sebagai mujahid, saya agak ragu, mengingat mereka membantai manusia tak berdosa dari kalangan muslim dan kafir dzimni.
@trisetyarso
Insya Allah saya tidak gegabah. Andalah yang saya lihat langsung tuding tanpa dilengkapi data yang kaffah. Makanya sebelum menyimpulkan sesuatu, kaji dulu dari semua sisi.
Al Qur’an dan Hadits tidak didalami, gimana mau ngomong tentang kebenaran?
Imam Samudra Cs bukan dalam konteks membantai manusia tidak berdosa dan kafir dzimmi. Bukan itu. Tapi dalam konteks membela saudaranya yang telah dibantai habis-habisan sementara PBB bungkam dan negara-negara muslim tidak berdaya apa-apa tetapi cuma mampunya bergumam dan mengecam. Mereka melakukannya dalam konteks Qishash yang memang diatur dalam al Qur’an dan al Hadits. Pijakan mereka adalah itu.
Anda dari kemarin-kemarin tidak sanggup mengomentari:
“Kenapa sipil mereka tidak boleh dibom sementara sipil muslim boleh dibom? Bahkan Negara muslimpun boleh dibombardir dan dihancurkan?”
Anda kan ahli logika. Nah, bisa gak anda kupas pertanyaan tsb secara ilmiah?
@Sejuki:
“Kenapa sipil mereka tidak boleh dibom sementara sipil muslim boleh dibom? Bahkan Negara muslimpun boleh dibombardir dan dihancurkan?”
Itulah yang membedakan orang kuffar dengan orang beriman; orang beriman punya akhlaq dalam berperang, sedangkan orang kuffar tidak punya.
Kalau anda berminat mengikuti Imam Samudra yang mirip dengan kaum kuffar cara perjuangannya, yaitu membunuhi orang2x tak berdosa, ya silahkan saja.
Kan sudah saya bilang berkali2x, saya tunggu aksi anda dalam menyerang polsek dekat rumah anda.
@trisetyarso
Tingkat Doktoral kok gak bisa mengalikan maksud orang ya?
Al Qur’an sudah jelas menekankan kesetimpalan dan keseimbangan (QISHASH). Itulah keadilan berdasar ukuran Allah (bukan ukuran manusia apalagi ukuran anda). Ayatnya sudah jelas saya sebutkan di atas sebagai pijakan para Mujahid Imam Samudra Cs.
Baiklah kalau begitu langsung saya fokuskan saja pertanyaannya.
Jika kaum kuffar boleh membombardir sipil muslim bahkan negaranya diinvasi dan dihancurkan tanpa tersentuh sanksi hukum sedikitpun, lalu Kaum Muslimin TIDAK DIBOLEHKAN melakukan hal yang sama. Kira-kira hukum yang seperti itu adil gak? Orang kafir boleh, orang Islam tidak boleh? Adil gak?
Tolong dijawab yang ini dulu. Jangan melenceng ke mana-mana.
Anda tinggal jawab ADIL atau TIDAK ADIL, tentunya lengkap dengan dalil-dalilnya berdasar al Qur’an dan al Hadits, bukan hanya berdasar otak anda yang ‘bodoh’ semata. Mudah dan sederhana sekali bukan? Kenapa harus dipersulit?
Oke?
@trisetyarso
Kaum kuffar Vampire bin Dajjal Amerika, NATO dan Israel mencap Imam Samudra Cs dan yang sejenisnya sebagai TERORIS itu adalah WAJAR. Tetapi jika seorang Muslim seperti anda (jika anda memang benar-benar mengaku Muslim), juga ikut-ikutan mencap mereka dengan stigma yang sama, maka itu namanya adalah TERLALU dan KURANG AJAR. Kurang ajar kepada siapa? Tentunya kepada Allah dan juga kepada kaum muslimin saudara-saudara anda sendiri yang sekarang sedang dibantai habis-habisan entah sampai kapan seperti di Afghanistan, Iraq, Palestina, Pakistan dll.
TERLALU…!!!
Kalau perlu bilang TERLALU-nya itu begini :
TER… LAAAAAAA……. (kemudian tidur dulu sebentar, dan ketika bangun tidur, langsung teriak)….. LUUUUUUUU…!!!
Hehehe……………..
@Sejuki: yang mencap Imam Samudra teroris itu adalah banyak pihak, termasuk para kaum muslimin yang menjadi korban aksi2x Imam Samudra dkk.
Menurut saya sih justru kaum kuffar ketawa cekikikan dengan adanya orang seperti Imam Samudra; untuk menghancurkan Indonesia tidak butuh pasukan asing atau senjata yang canggih2x, cukup dengan keberadaan Imam Samudra yang kerjaannya ngebomin tempat2x kaum muslimin … kaum kuffar tinggal ketaw-ketiwi melihat kita perang sendiri …. qqiqiqiqiiqi …
@trisetyarso
Saya sudah katakan, suara mayoritas tidak selalu benar. Bahkan kadang bisa menjadikan sumber tipu daya dan fitnah.
Anda tau apa itu al Ghuraba? Yaitu kelompok orang-orang terasing yang istiqamah berpegang tanpa reserve kepada al Qur’an dan al Hadits di tengah-tengah kebobrokan manusia di sekitarnya? Mereka adalah kelompok minoritas, tapi Nabi SAW mengatakan mereka adalah kelompok orang-orang yang beruntung. Anda tau itu?
Kemudian anda katakan kaum kuffar cekikikan? Hehehe… Benar sekali, tapi bukan cekikikan karena melihat diantara kita yang saling berperang sendiri. Bukan, bukan karena itu. Tetapi cekikikan karena melihat para pemimpin pemerintahan Islam yang ketakutan kekuasaannya akan terguling diganti dengan Syari’at Allah (Sistem Khilafah) dan berlomba-lomba menghamba kepada kaum kuffar, menjilat demi dollar, dan ikut berada di barisan mereka memerangi para Mujahidin dengan sama-sama ikut menudingnya sebagai TERORIS yang ‘wajib’ hukumnya diberantas. Itulah yang membuat mereka cekikikan. Pemerintahan Islam itu amat takut sekali dituding berada di barisan TERORIS yang sejatinya adalah di barisan Mujahidin. Takut sekali. Orang Islam itu (kebanyakan) gampang dibeli, gampang digertak, takut dibom, takut dimusuhi kaum kafir dll. Mereka tau persis itu, maka mereka cekikikan melihat kebodohan ummat ini. Anda tau itu?
Yaaaaa…… persis seperti anda itu. Cengengesan. Suka sekali jika ada Mujahid yang didor, meski tanpa diadili sekalipun. Dendeng Usus 88 yang nota bene andalah antek-antek Thaghut yang menghamba kepada kaum kafir juga begitu. Persis sekali.
Allah sudah mewanti-wanti dalam firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin; sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim” (QS Al Maaidah [5]:51)
Ayat tsb menohok sekali. Saya tidak tahu apakah anda merasa atau tidak. Mampu mengkaji atau tidak. Kayaknya otak anda yang tingkat Doktoral itu tumpul alias buntu jika sudah berbicara kebenaran Allah. Tapi jagonya oke lah jika berbicara kebenaran manusia.
Ingat, yang kita bahas ini bukan kebenaran ukuran manusia, tetapi kebenaran menurut ukuran Allah dan Rasul-Nya.
@Sejuki: yg ngikut Yahudi dan Nasrani adalah mereka yang memahami peristiwa 11 September 2001 adalah kerjaan Osama bin Ladin … nah jadi Imam Samudra, Amrozi, dkk termasuk anda adalah contoh manusia2x cecunguk yg taklid kepada Yahudi dan Nasrani.
@trisetyarso
Hehehe…..
Mana dalilnya untuk menunjang omongan anda itu? Tuding sana tuding sini. Dari kemarin-kemarin kok ngomong gak pakai dalil mulu, gimana mau bicara kebenaran Allah?
Nuding orang kok gak ada dasar syar’i-nya sama sekali. Gimana bisa diterima? Saya sedang berhadapan dengan orang yang katanya suka ilmiah dan katanya SUDAH TINGKAT DOKTORAL atau dengan orang yang benar-benar bodoh?
Kalo bukunya Imam Samudera enggak laku kenapa dipasaran jarang ada ya ?. jangan jangan ada yang ngeborong biar pada engga bisa ter expos.
Ditoko mana yang masih jual buku itu ?.