Mengapa sulit sekali bagi bangsa Indonesia untuk menarik investasi dari tanah Arab, padahal mereka begitu gampang mengucurkan uang ke Jepang, Amerika dan Inggris?
(Sehingga bangsa ini perlu menjadi pelacur dihadapan Singapura …)
Berikut berita terkait:
http://www.ecommercetimes.com/story/60465.html?welcome=1206224616
Itulah mas, saya ikut prihatin
seharusnya uang milyaran dollar di Arab saudi sana menurut hemat saya lebih diprioritaskan untuk mengangkat nasib saudara2 umat muslim lain di berbagai negara lain yang masih bersimbah dengan dengan keterpurukan di berbagai sektor.
Semoga ada keterbukaan hati dan pikiran untuk melihat kembali prioritas tujuan investasi dan bantuan yang akan diberikan dari negara-negara petrodollar tersebut.
trimakasih sudah mengangkat tema yang menarik
wassalam
Saudi Arabia has donated $1 billion to support impoverished nations of the Organization of the Islamic Conference (OIC).
http://www.saudiembassy.net/2008News/News/IslDetail.asp?cIndex=7742
Dulu-dulu sheikh-sheikh minyak Arab paling senang investasi kuda-kuda pacuan dan diskotik kelas atas di Eropa. Ada kemajuan kalo gitu.
Mengharap mereka invesstasi di sini, mimpi kalee yee. Kalau kawin kontrak mereka mau. itu juga arab-arab kere yang menghindari keriuhan musim haji di negaranya.
@ Semua
salah besar bahwa Saudi arabia adalah negara yang mementingkan ukhuah islamiyah apalagi persaudaraan sesama muslim 🙂
Mereka infestasi di negara barat dan jepang karena para pakar maupun akhli ekonomi mereka berasal dari negara tersebut. sehingga ibarat pria kaya tapi bodoh, mudah saja bagi saudi untuk di pralat.
btw, jika memang mereka “Pahlawan bagi komunitas islam” itu salah besr. Coba pikir pangkalan amerika serikat ada di situ. Bahkan serangan ke iraq, mungkin iran pun akan dimulai dan dibiayai oleh saudi arabia. hmm pikir baik baik !
Investasi akan mengalir deras ke tempatnya yang kondusif.
Gimana mo inves di Indonesia, kalo Indonesianya bawaannya demo buruh di mana-mana, ‘biaya administrasi’ di sana-sini, jalanan macet dan berlubang2, politisi dan wakil rakyat pada ngobyek.
Investasi yang sia-sia….
jangan suudzon dulu sama orang arab, kawan…
lihat dulu instrumen investasi di kita, sudah mendukung atau belum untuk menarik dana dari timur tengah?
Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN) UU nya, mandeg di DPR. bulan september 2007 lalu saat dengar pendapat dengan para praktisi di komisi X DPR RI, tak satu pun PArtai Islam hadir disana. maka rapat dengar pendapat ini pun lebih mirip interograsi dari para anggota partai yang sekuler, walau mereka muslim. Hanya satu anggota komisi yang muslim dari partai golkar yang mendukung ini, dan dia kalah suara dari yang lain. kalo PDS, ngertilah mereka tak mendukung, wong mereka itu punya misi, tapi kalo muslim dari PDIP, PD dan lainnya kok ya memandang sebelah mata sama ekonomi syariah…partai Islamnya juga ndak ada kabar….
walhasil, proyek jakarta monorail mandeg, karena instrumen investasi ga ada, padahal dubai sudah mau invest.lucunya singapura, cina, rusia, dan bbrp negara eropa sudah memiliki UU surat berharga syariah ini. kok negara muslim terbesar didunia masih takut dengan UU SBSN, UU perbankan syariah dan UU anti pornografi….
jadi, bikin investor tenang dulu dong dengan aturan yang jelas…masak kalah sama negara yang muslimnya minoritas?
==saya bukan arab, lo…===
Tergantung seberapa lihai lobi para pebisnis kita untuk meyakinkan investor negara petro dollar sana. Kendati banyak kucuran investasi ke negara-negara macam Inggris, Jepang, Singapura dan Hong Kong, masih ada kok pebisnis kita yang mampu meraup ‘remahan’ petrodollar. Contohnya Grup Bakrie. Mereka bisa menjaring triliunan dana dari Dubai World untuk membiayai proyek Rasuna epicentrum….
So, yang berperan di sini adalah bukan masalah kompetitif tidaknya instrumen investasi, melainkan kemampuan untuk melobi dan meyakinkan para investor petro dollar. Kalau sekelas Bakrie saja bisa, kenapa Pemerintah tidak?
kalo ndak ada instrumen investasi yang membuat mereka nyaman, lambat laun memang mengalir juga kok akhirnya dana itu kesini.
pertanyaannya, lewat jalur mana? untuk kemakmuran siapa?
selama iklim investasi di Indonesia tidak kondusif, mau arab, jepang, china, malaysia, amerika, afrika, mars, pluto dll dll dll pasti enggak mau ke Indonesia.
assalamualaikum,wr,wb.
mas-mas orang arab itu biasanya klo invest ya dinegra yang jelas…
jelas sekuler atau agamisnya…
nah indonesia…sekuler bukan agamis bukan…
@syahbal
Mau sekuler atau agamis itu bukan persoalan..
Yang penting Nilai keuntungannya sudah jelas berapa!
Gimana kalo kita investasinya ke perusahaan arab-nya? jadi secara tidak langsung kita bisa punya sony juga? :p
tak kenal maka tak sayang, mungkin orang Arab kurang kenal Indonesia.