Mementingkan makhluk dzhalim daripada Khaliq …
http://edition.cnn.com/2008/POLITICS/06/04/obama.victory/index.html
Posted in Uncategorized on Juni 4, 2008| Leave a Comment »
Mementingkan makhluk dzhalim daripada Khaliq …
http://edition.cnn.com/2008/POLITICS/06/04/obama.victory/index.html
Posted in Uncategorized on Juni 4, 2008| Leave a Comment »
Dua orang Habib saling berdiskusi.
Seorang Habib diantara mereka berkata, “Habib, agaknya kalau kita membuka FPI cabang Jepang, aktivitas kita akan banyak sekali.”
Habib yang satu menjawab, “Kita sudah punya FPI cabang Jepang … ”
Habib yang tadi bertanya spontan tersentak, “Oyaa … ?!”
Habib yang tadi kemudian meneruskan, “Ya, FPI cabang Jepang adalah Fersatuan Pelajar Indonesia cabang Jepang atau FPI-Jepang … ”
Posted in Uncategorized on Juni 4, 2008| Leave a Comment »
http://www.britannica.com/eb/article-9004141/Ahmadiyah
Menurut “Britannica”:
” … a modern Islamic sect and the generic name for various Sufi
(Muslim mystic) orders. The sect was founded in Qadian, the Punjab,
India, in 1889 by Mirza Ghulam Ahmad (c. 1839–1908), who claimed to be
the mahdi (a figure expected by some Muslims at the end of the world),
the Christian Messiah, an incarnation of the Hindu god Krishna, and a
reappearance (buruz) of Muhammad. The sect’s doctrine, in some
aspects, is unorthodox … ”
Saya kira yang tidak setuju dengan Ahmadiyah tidak hanya umat Islam,
melainkan rekan-rekan Kristen dan juga Hindu.
Bagi mereka yang mengikuti Mirza Ghulam Ahmad, ya jangan dikuyo-kuyo;
melainkan diberi tahu pelan-pelan, agar kesalahpahamannya jangan
terlalu lama.
Posted in Uncategorized on Juni 4, 2008| Leave a Comment »
Saya punya rekan seorang “Habib”.
Seharusnya yang bersangkutan bergabung dengan “Habib” Rizq memegang tongkat dan berdemo kesana kemari bersama FPI. Tapi, “Habib” kawan saya yang satu ini agak berbeda, yang bersangkutan malah menjadi guru.
Ketika saya tanyakan, mengapa tidak gabung saja dengan FPI, mengingat gelar “Habib”nya itu cukup menjanjikan untuk karir yang cerah di FPI, maka yang bersangkutan terdiam sejenak; kemudian sembari menerawang jauh ke depan, beliau berkata:
“Senjata yang paling ampuh bukanlah tongkat, melainkan doa dan ilmu.
Demonstrasi yang paling dahsyat bukanlah di jalanan, melainkan di depan kelas.”
Saya kira, seharusnya para “Habib” dan anggota FPI meneladani “Habib” rekan saya yang satu ini.