http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=5373
Menjadi Pengemis seperti Cak To masih jauh lebih bagus daripada
menjadi Pengemis yang menjual-jual aset-aset negara atau menjadi
peminta-minta kepada IMF, World Bank dkk.
Orang seperti Cak To adalah pengemis yang masih dapat dipahami,
mengingat yang bersangkutan harus menghidupi anak dan istri; tapi
pengemis jenis kedua adalah mereka yang bergelar sarjana tapi memilih
menjadi pengemis demi mendapat komisi dari penjualan aset negara, calo
perusahaan asing atau menambah hutang ke negara lain.
Pengemis seperti Cak To terbentuk karena pengemis-pengemis yang
kebanyakan ekonom tersebut; pengemis-pengemis bergelar ekonomi ini
mengikuti pesanan-pesanan IMF, World Bank dkk dengan menghilangkan
subsidi-subsidi barang-barang yang sangat dibutuhkan rakyat seperti
(BBM, Pupuk dsb), sehingga rakyat tercekik. Petani tercekik, Pedagang
tercekik, sehingga mereka diharuskan menjadi pengemis dan TKI.
Jadi, jangan salahkan manusia seperti Cak To; yang salah itu
gerombolan pengemis seperti Mbak Sri.
Gerombolan pengemis ekonom itu dibenahi dulu, sehingga orang seperti
Cak To tak muncul lagi.
Budaya ngemis dimana-mana ya?
halah,:-D
salah, karena sesudah dia tidak perlu jadi pengemis pun masih terus melanjutkan, dan malah menurunkan ilmu mengemisnya
Ya, si Cak To salah, tapi, dia hanya mengikuti sistem yang salah yang dibuat gerombolan pengemis yang diatas; yaitu para ekonom yang mengemis dengan cangkir emas ke negara lain.
bahwa ada orang lain yang juga berbuat salah tidak mengubah kenyataan bahwa perilaku cak to itu salah
Betul, banget.
Tapi ya gimana lagi; di dalam hidup itu selalu ada saat-saat kita harus pragmatis. Dalam kasus ini, Cak To harus tawar menawar dengan pekerjaannya. Kita paham lah 100 persen, bahwa tak ada orang yang ingin selalu memiliki tangan dibawah. Si Cak To merasa bangga dengan penghasilannya 9 juta, tapi saya yakin hati nuraninya berontak dengan kenyataan bahwa ia tak ubahnya pengemis.
Dalam kerangka keadaan Cak To, mungkin itulah aktivitas terbaik diantara yang terburuk yang mampu ia lakukan. Mungkin lingkungan sekitarnya sudah banyak yang merampok dsb.