Pak Pantur Silaban dulu pernah berkata:
” … yang utama adalah kejujuran, soal-soal mekanika kuantum adalah mudah, yang
sulit adalah jujur … publikasi akhir-akhir ini kalau dikumpulkan bisa
menyentuh bulan, tapi mungkin kemajuannya 0 …”
Ketika membaca artikel ini:
http://www.nature.com/news/2009/090615/full/news.2009.571.html
http://www.the-scientist.com/blog/display/55759/
(Dan, dengan mudah saya dapat membuat ratusan paper dengan cara begini:
http://apps.pdos.lcs.mit.edu/scicache/621/scimakelatex.96505.Agung+Trisetyarso.Seth+Lloyd.pdf)
Rasanya perkataan Pak Silaban menjadi relevan lagi.
Bahkan sebuah publikasi sampah saja, dengan bahasa yang indah2x dapat tembus
sebuah jurnal.
Sebaliknya, tidak sedikit karya brilian yang rejected, padahal di kemudian hari,
dampaknya luar biasa. Contoh yang paling jelas adalah karya Alexei Kitaev,
“Fault-tolerant quantum computation by anyons”
(http://arxiv.org/abs/quant-ph/9707021)
Saya tidak bermaksud untuk menafikkan pentingnya jurnal, tapi hendaknya
kontribusi kita jangan dibatasi oleh jurnal.
Mari kita berkarya sebanyak2xnya dengan jujur, tapi jangan kecewa jika karya
kita tersebut dicibir orang.
Orang2x terdahulu sudah banyak berkarya yang besar dan tidak sedikit dari mereka
yang masuk penjara bahkan nyawanya menjadi taruhan.
Tapi, tidak sedikit pula manusia yang berkarya kacangan tapi mendapatkan
pujian2x …
Jadi … sekali lagi … apa makna sebuah publikasi?
Salam,
Agung
Tinggalkan Balasan