(Tulisan ini adalah salah satu rangkaian diskusi dalam sebuah milis. Silakan lihat di kolom “komentar” (comment))
Coba pikirkan, berapa banyakkah guru dan dosen yang dapat bersuara di DPR?
Setahu saya sih gak ada karena memang gak mungkin.
Untuk menjadi wakil rakyat di dari PKS, yang dikenal partai yang relatif bersih, itu mesti menyediakan dana sekitar 10 jutaan. Uang itu dimaksudkan sebagai uang kampanye, membantu kampanye yang dilakukan partai.
(Bagi guru yang jujur, 10 juta mending untuk beli motor!)
Kalo di GOLKAR, harus sedia di atas 50 juta; untuk setori ke DPD, DPP dsb, plus uang kampanye.
(Maka dari itu Bupati Majalengka yang sekarang pernah pinjam 3,5 miliar untuk hal-hal ini)
Partai lain yang GOLKAR-like, seperti PDIP, Demokrat, dsb, ya … bermodus seperti GOLKAR bahkan lebih parah.
Jadi, ya, … tidak mungkinlah Guru atau Dosen jadi anggota DPRD, DPR dsb.
Selain kagak punya duit, saya yakin masih banyak Guru dan Dosen yang masih punya hati nurani, sehingga gak bersedia bersedia ikut-ikutan sistem begituan.
Itulah sebabnya gak ada Guru dan Dosen (yang jujur) yang bisa menembus DPR dan MPR.
Nah … hadirin silakan memilih deh, apakah sistem politik kita akan kita biarkan berjalan seperti sekarang ini, yaitu sistem politik tanpa melibatkan hati nurani yaitu cuma berbasis duit semata, atau kita memperjuangkan sistem politik baru yang lebih menyuarakan hati nurani.
Wass.,
Agung