Yang dibutuhkan Indonesia dalam waktu dekat adalah Revolusi etika.
Dibutuhkan pemahaman baru mengenai etika dalam bermasyarakat; yaitu etika kerja, etika berkeluarga, etika berbelanja, etika naik kendaraan umum, etika tertib lalu lintas, etika mengemukakan pendapat, etika terhadap generasi yang lebih tua atau lebih muda, dsb.
Saya melihat, kekuatan Jepang bukanlah pada kepintaran mereka; bukan pula pada kekuatan fisik.
Tapi pada etika.
Seperti dapat kita lihat dalam etika berpolitik Shinzo Abe akhir-akhir ini; begitupun pendahulu-pendahulunya.
Shinzo Abe adalah politisi yang negarawan, yang mundur dengan ikhlash ketika masyarakat memang memintanya untuk mundur. Ini berbeda dengan politisi kita, yang selalu saja tidak ikhlash untuk untuk turun. Misal kasus ZA yang menyebarkan berita fitnah demi memiliki bargain politik dengan Presiden, agar tidak kehilangan penghasilan dari DPR/MPR.
Atau TKiemas yang menyebarkan fitnah kemana-mana bagi partai tertentu dan paham tertentu, demi majunya kembali istrinya ke kursi presidenan.
Itu contoh tidak adanya etika dalam level elit.
Dalam level yang lebih rendah, dapat kita lihat dimana-mana, betapa tidak beretikanya bangsa kita; mulai dari di jalanan, pasar, s/d sekolah.
Sepanjang pengetahuan saya, bangsa Jepang adalah bangsa yang sangat beretika; dan itu dapat dilihat di segenap pelosok negeri ini.
Semoga, bangsa kita yang besar, dapat mengalami revolusi etika dalam segala level, untuk kehidupan bangsa kita yang lebih baik.
Wass.,
Agung
Hiyoshi, 25 September 2007
Kalo di Hiyoshi, motor dan sepeda tidak perlu digembok; mobil banyak yang diparkir diluar. Hebatnya, pada gak ilang. Coba itu terjadi di Jakarta; wah udah pada ilang tuh …