Seminggu ini saya semakin yakin, bahwa kejeniusan berbanding lurus dengan lelucon. Setidaknya itu saya lihat pada sosok Prof. Seth Lloyd dan Pak Armein (walaupun yang bersangkutan mungkin pasti menolak dikatakan sejenius Prof. Lloyd)
Definisi lelucon disini bukanlah seperti perilaku sebagian pelawak yang melawak secara kasar; melainkan lelucon2x dengan kata-kata dan pemikiran2x yang membuat kita menertawakan diri sendiri dan keadaan.
Ketika saya masih di ITB, saya sangat menikmati kuliah dengan Pak Pantur Silaban; beliau dikenal dengan lelucon2x politik dan sosial yang benar2x nyelekit; terkadang tak sedikit yang akan marah dengan perkataannya. Tapi, kalau dipahami dalam2x, ternyata perkataan2x tersebut tak ubahnya cara kita menertawakan diri sendiri dan keadaan yang kita hadapi.
Ketika Prof. Lloyd memberikan kuliah dan berdiskusi dengan saya, kenangan bersama Pak Silaban benar2x terbuka kembali.
Mari kita latih diri kita untuk dapat menciptakan lelucon2x yang dapat menertawakan diri sendiri dan keadaan. Mungkin dengan cara itu kita bisa menuju kejeniusan.
gi mena caranya supaya jenius
@jepri
karena saya gak jenius,maka gak bisa jawab. 😀
Tapi, setidaknya mari kita berusaha keras agar dapat mendekati kejeniusan.