Rekan-Rekan yth.,
Berikut saran saya untuk kasus ini:
Kalau saya melihat, kasus ini dapat terjadi dimana saja; tidak hanya
di Jepang.
Yang salah itu adalah perilaku mabuknya (baca: minum khamr).
Kisah ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita semua untuk
menghindari kebiasaan buruk bangsa Jepang yang satu ini.
Saya ingat, dulu ada kisah dari buku KH. Abdurrahman Arroisi.
Dulu kala ada seseorang alim yang diberikan pilihan oleh Iblis, apakah
beliau harus memilih:
1. Meminum Khamr;
2. Memperkosa seorang wanita
3. Membunuh
(Kalau saya tidak salah, singkat cerita, ketika itu orang alim itu
dihadapkan pada minuman khamr, seorang wanita, dan seorang anaknya
yang akan menjadi saksi, jika wanita itu diperkosa)
Orang alim itu akhirnya memilih dosa “teringan”, yaitu meminum khamr.
Tapi, justru kemudian, ketika meminum khamr, orang alim itu lupa diri
ketika melihat wanita yang ada di depannya, akhirnya justru memperkosa
wanita tersebut.
Setelah memperkosa wanita itu, orang alim itu sadar, bahwa ada anak
wanita tersebut yang menjadi saksi, sehingga akhirnya orang alim itu
membunuh anak tersebut.
Pelajaran dari sini adalah meminum khamr justru dapat menjadi jalan
bagi semua kejahatan sehingga diharamkan di Al-Quran, sebagaimana yang
telah diperlihatkan dalam kasus saudari kita ini.
Kemudian, saran untuk “Bunga”, insya Allah akan ada “pangeran” yang
kelak menerima “Bunga” apa adanya.
Disini pentingnya kita percaya takdir, bahwa setiap manusia
berpasangan dan setiap manusia yang baik berpasangan dengan manusia
baik pula.
Mungkin hanya ini saran dari saya.
Kalau jatuh cinta sama bunga, berani nikahin ga, Mas?
*cuma berandai-andai. 😀
Wah, Mas Hariadhi, bisa aje …
Kemarin disuruh jatuh cinta sama si “Ade”, sekarang sama si “Bunga” … istri ogud bisa mencak-mencak dong kalo begitu … 😀
Btw, yang namanya cinta kan gak harus dimanifestasikan dalam hubungan suami istri; bisa aja hubungan kakak-adik.
Saya cinta kepada “Bunga” dan “Ade”, tapi manifestasinya bukan cinta antar laki-laki dan perempuan seperti biasa; atau cinta suami-istri.
Tapi, lebih dari itu; cinta kakak ke adik, atau cinta seorang ayah ke anaknya …