Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Januari 13th, 2008

Semoga dugaan saya benar, yaitu Pak Harto sudah wafat sejak hari Jumat; sedangkan yang terjadi sekarang adalah pemasangan alat-alat bantu saja untuk memperpanjang umur, untuk mempersiapkan perasaan bangsa dan keluarga agar tak terlalu shock dengan kepergiannya.

Semoga dugaan saya yang ini salah: yaitu Pak Harto sulit meninggal karena masih begitu banyak orang yang belum rela akan kepergiannya yaitu korban-korban HAM, dan para manusia yang dirampok olehnya baik secara sadar, tak sadar, direncanakan atau tak terencana.

Kalau ini yang terjadi, maka alangkah menyesalnya seorang Soeharto: seumur hidupnya tak mampu mengantarkan akhir yang baik alias husnul khatimah. Seluruh pangkat, harta dan popularitas tak mampu membayar kenikmatan yang satu ini: HUSNUL KHATIMAH …

Di Al-Quran disebutkan bahwa orang kafir ingin sekiranya GUNUNG EMAS ditukar dengan satu kenikmatan: TAK TERSENTUH API NERAKA …

إِنَّ ٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْ لَوۡ أَنَّ لَهُم مَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا وَمِثۡلَهُ ۥ مَعَهُ ۥ لِيَفۡتَدُواْ بِهِۦ مِنۡ عَذَابِ يَوۡمِ ٱلۡقِيَـٰمَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنۡهُمۡ‌ۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٌ۬ (٣٦)

Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu [pula] untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya [tebusan itu] tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih. (Al-Maaidah:36)


Saya jadi teringat dengan tetangga di Depok yang bernama Haji Muhammad bin Sisan.

Mungkin nama beliau tak sepopuler Pak Harto di dunia ini; bahkan mungkin Pak Haji Muhammad bin Sisan tidak lebih populer dari Pak Fauzi Akbar, yaitu kepala RT.03/RW 06 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat. Begitu juga mungkin kekayaannya tak selevel dengan Pak Harto, bahkan mungkin tak setara dengan kekayaan Haji Toyib yang tanahnya beberapa hektar di Depok.

Tapi, Haji Muhammad bin Sisan memiliki satu keunggulan dibanding Pak Harto: HUSNUL KHATIMAH !

Beliau meninggal sehabis shalat maghrib berjamaah di Masjid Darul Istiqomah.

Saya ingat sekali, ketika itu kami habis shalat Maghrib, dan kami rebahan di masjid sambil menunggu Isya.

Ketika itu beliau berkata, “Ah … capek nih … rebahan dulu … ” setelah itu terdengar suara “ngorok”, dan langsung … tak sadar.

Setelah itu … langsung meninggal dengan muka yang tenang … di HARI JUMAT !

يَـٰٓأَيَّتُہَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَٮِٕنَّةُ (٢٧) ٱرۡجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً۬ مَّرۡضِيَّةً۬ (٢٨) فَٱدۡخُلِى فِى عِبَـٰدِى (٢٩) وَٱدۡخُلِى جَنَّتِى (٣٠)

Hai jiwa yang tenang. (27) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (28) Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, (29) dan masuklah ke dalam surga-Ku. (30)

Sehingga … jika disuruh memilih ingin seperti apa nasib diri saya, apakah seperti Pak Haji Muhammad Soeharto atau Pak Haji Muhammad bin Sisan; maka tanpa ragu saya jawab:

“SAYA INGIN MENGIKUTI LANGKAH HAJI MUHAMMAD BIN SISAN”

Hidup ibarat musafir .. berbekalah secukupnya … untuk mengarungi kehidupan yang sesungguhnya …

NB:

1. Muhammad Soeharto : Presiden Republik Indonesia

2. Muhammad bin Sisan : Imam Para Marbot Masjid Darul Istiqomah, Depok.

Iklan

Read Full Post »

Setelah mengganyang “orba”, seperti yang saya katakan dalam posting sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah revolusi.

Menurut saya, revolusi disini bukan berarti bakar-bakaran ala kerusuhan Mei 1998, bukanpula balas dendam ala revolusi Perancis maupun revolusi Rusia; melainkan revolusi budaya, termasuk di dalamnya revolusi etika, revolusi sains, revolusi pendidikan, revolusi teknologi dst … alias kita harus berani memulai renaissance di Indonesia.

Setiap dari kita harus berani memiliki mimpi besar mengenai bangsa ini; kira-kira perubahan apa yang dapat kita kontribusikan dan ke arah mana perubahan itu akan terjadi.

Mungkin ada yang berfikir, untuk apa ordinary people seperti kita memiliki mimpi untuk menciptakan renaissance di Indonesia?

Jawabnya adalah begini:

Tuhan (Allah SWT) menilai usaha kita bukan hasil.

Termasuk yang dikatakan usaha dalam hal ini adalah cita-cita, mimpi dan kristalisasi kringat (istilah Kiai Tukul Arwana); ini yang akan ditimbang kelak di Hari Pembalasan.

Jika cita-cita kita buruk begitu juga kerja kita tak menghasilkan kristalisasi kringat, maka buruk pula penilaian Allah kelak kepada kita. Sebaliknya, Insya Allah jika cita-cita kita mulia disertai dengan kristalisasi kringat, maka alam semesta ini akan bersaksi akan semua yang kita cita-citakan dan kerjakan.

ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلَىٰٓ أَفۡوَٲهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيہِمۡ وَتَشۡہَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ (٦٥

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.

Sehingga, singkat cerita, hendaknya kita semua bercita-cita untuk berkontribusi dalam revolusi bangsa ini, sehingga keadaan bangsa kita menjadi lebih baik …

Justru ordinary people kayak kita harus punya mimpi seperti ini; karena hanya dengan mimpi seperti yang dapat kita berikan ke keturunan kita …

(Bersambung)

Read Full Post »

Rekan-Rekan yth.,

Siapakah yang kita sebut dengan “Orde Baru”?

Sebelum “solve the problem”, mari kita maen tunjuk-tunjukan …

1. Soeharto dan keluarga cendana (termasuk Prabowo) adalah orba.

2. Golkar adalah orba.

3. Neo-Golkar adalah orba. Yang dimaksud dengan neo-Golkar adalah orang seperti Arifin Panigoro, Alm. Sumitro Djojohadikusumo dsb … sehingga …

4. PDIP, Astra (Toyota Astra dsb), Pegawai Negeri, Alumni ITB, Iluni UI, Partai Demokrat dsb … termasuk mengandung unsur “Orba”. Neo-Orba adalah segerombolan manusia yang masih mengidap penyakit Orba; semisal, Astra adalah himpunan manusia yang berbisnis ala Orba (lihat disini)

Nah, jadi … jika anda berminat memberantas “orba”, begini solusi saya:

“MULAILAH DARI DIRI SENDIRI”

Dengan cara:

1. Tidak mencoblos Golkar dan PDIP bahkan Partai Demokrat ketika 2009.

Perlu dicatat, GOLKAR, PDIP dan Partai Demokrat akan kembali mendominasi di pemilu 2009 (lihat survey LSI). Sedangkan, masih menurut LSI, partai reformasi seperti PRD, PKS dan PAN akan menjadi partai pariah di 2009.

2. Tidak menjadi PNS. Sehebat apapun reformasi yang dibuat oleh SBY, budaya selama 32 tahun masih belum sembuh. Artinya korupsi masih terjadi dimana-mana. Itu sebabnya, saya menyarankan, untuk tak mengambil kesempatan menjadi PNS.

3. Tidak kerja di perusahaan-perusahaan Neo-Orba, seperti Astra, Medco dsb

4. Menjauhi keluarga-keluarga “orba”, seperti keluarga Soeharto, Wiranto, s/d keluarga para dirjen “orba”. Jangan cuba-cuba mencari calon mertua dari mereka …

Jadilah “Pemuda Kahfi” … yang berani menentang arus …

http://www.quran.mangga.com/hudhaifi/s018_al-kahf.zip

http://iluvislam.imeem.com/music/5xYRB-iS/izzatul_islam_pemuda_kahfi/

Dimana dicari pemuda Kahfi
Terasing demi kebenaran hakiki
Dimana jiwa pasukan Badar berani
Menoreh nama mulia perkasa abadi
Umat melolong di gelap kelam
Tiada pelita penyinar terang
Penunjuk jalan kini membungkam
Lalu kapankah fajar kan datang
Mengapa kau patahkan pedangmu
hingga musuh mamapu membobol betengmu
Menjarah menindas dan menyiksa
Dan kita hanya diam sekedar terpana
Bangkitkan negri lahirkan generasi
Pemuda harapan tumbangkan kedzaliman
Wajah duia Islam kini memburam
Cerahkan dengan darahmu
Panji Islam telah lama terkuali
Menanti bangkit kepalmu

Itulah yang saya coba praktikan selama ini.

Bersabarlah, kawan … insya Allah kemenangan itu akan tiba …

Jalan Juang
By: Noorahmat

Sabarlah wahai saudaraku
Tuk menggapai cita
Jalan yang kau tempuh sangat panjang
Tak sekedar bongkah batu karang

Yakinlah wahai saudaraku
Kemenangan kan menjelang
Walau tak kita hadapi masanya
Tetaplah al-Haq pasti menang

Tanam di hati benih iman sejati
Berpadu dengan jiwa Rabbani
Tempa jasadmu jadi pahlawan sejati
Tuk tegakkan kalimat Ilahi

Pancang tekadmu jangan mudah mengeluh
Pastikan azzam-mu smakin meninggi
Kejayaan Islam bukanlah sekedar mimpi
Namun janji Allah yang Haq dan pasti..!

Read Full Post »