Pemerintah dalam keadaan bingung menghadapi Amrozi dkk: jika dieksekusi, maka akan banyak ancaman terorisme, baik dari kalangan internal umat ataupun dari kaki tangan pihak luar yang menginginkan Indonesia hancur lebur. Jika tidak dieksekusi, maka Amrozi dkk akan selalu menebar ucapan-ucapan yang tak patut yang akan meresahkan masyarakat.
Pertanyaannya: Bagaimana yang terbaik bagi Amrozi dkk?
Beberapa kelompok, seperti MMI sebagaimana yang dikutip di sini, mengatakan bahwa Amrozi dkk jangan dieksekusi dulu, karena mereka dibutuhkan untuk mengungkap aktor sebenarnya.
Ust. Abu Bakar Baasyir dan TPM juga mengatakan bahwa mereka bukan pelaku bom Bali; pelaku sesungguhnya adalah zionist.
Tapi, masalahnya kemudian, Amrozi dkk selalu saja mengklaim dengan bangga bahwa merekalah pelaku bom Bali.(Mungkin inilah yang membuat pihak Pemerintah putus asa menggali informasi dari Amrozi dkk.)
Menurut saya, jika tak ada informasi lagi yang dapat digali dari Amrozi dkk., sementara itu bukti-bukti yang menunjukkan keterlibatan Amrozi dkk dalam peristiwa bom Bali sangat lemah, maka memang sebaiknya tak usah dieksekusi.
Tapi, disatu sisi, Amrozi dkk selalu saja memberikan komentar aneh2x yang membuat TPM dan Ust. Abu Bakar Baasyir bingung; jadi sebetulnya apa yang terjadi?
Dugaan saya, Amrozi dkk mengalami gangguan jiwa superberat, sehingga selalu memberikan komentar yang tak ada di realita. Sehingga jalan keluarnya adalah Amrozi dkk harusnya dimasukkan ke rumah sakit jiwa agar dibina oleh para psikiater agar kelak dapat berbicara waras lagi.
Dan ketika dibina di RSJ, hendaknya jangan dikutip-kutip pendapatnya; agar masyarakat tak resah.
hukuman mati cocok untuk para koruptor indonesia, tapi perbedaannya adalah permintaan terakhirnya
ketika aku mati tolong jangan tangisi aku, tangisi lah duitku, ketika aku mati tolong jangan di bungkus dengan kain kafan, tapi menggunakan 100 rb yang belom di potong, ketika aku mati tolong jasad ku beralaskan duit, ketika penembakan aku tidak mau di tutup dengan kain hitam tapi dengan 100 ribuan begitulah pesannya