Salah satu keindahan QC adalah kita dapat melakukan pengkodean qubit dengan berbagai cara; sampai detik ini dikenal dengan toric code dan measurement-based quantum computation (mbqc). Toric code, yang digagas oleh Alexei Kitaev pada 1997, berawal dari sistem anyon pada FQHE (Fractional Quantum Hall Effect). Frank Wilczek, peraih Nobel pada 2004, menggagas ide yang cukup spekulatif: dalam sistem FQHE, muatan elektron ter-fraksi dan muatan tersebut dapat digunakan sebagai resource dalam QC. Kitaev menunjukkan bahwa jika kita menggunakan anyon sebagai QC resource, maka secara natural qubit akan mengalami error correction. Inilah kelebihan toric code.
Basis toric code adalah formulasi QC dengan menggunakan stabilizer formalism (SF); yaitu memberdayakan matrix2x Pauli sebagai representasi qubit. Semisal untuk 1-qubit, SF-nya adalah I atau matrix identitas. Sedangkan untuk 2-qubit, maka terdapat X[1]X[2], Z[1]Z[2], dst; mereka ini dapat digunakan untuk representasi qubit.
Ide yang selanjutnya tak kalah menarik adalah MBQC. Digagas oleh Raussendorf, Briegel dan Browne, ide ini berbasis pada pengukuran untuk merambatkan informasi dalam kisi. Dengan anggapan terdapat interaksi antara qubit, pengukuran akan merusak entanglement antara qubit dan secara otomatis informasi akan merambat dalam sistem kisi tersebut.
(Bersambung …)
Tinggalkan Balasan