Feeds:
Pos
Komentar

Archive for November 21st, 2007

Pak Pantur Silaban, kalau memberikan kuliah, memiliki kata-kata favorit berikut ini:

“The greedy of power, wealthy and popularity is the source of wickedness.”

Konon kabarnya beliau mendengar langsung dari Paul Dirac; dan Dirac mengambil kata-kata itu dari Leo Tolstoy.

Intinya: Tamak sumber kehancuran diri.

Kalau kita perhatikan, manusia yang hancur adalah manusia yang tamak.

Tamak akan harta, merupakan pintu bagi korupsi.

Tamak akan cinta, merupakan pintu bagi riya.

Tamak akan kekuasaan, merupakan pintu bagi kedzhaliman.

Harta, Cinta dan Kekuasaan tidak salah; tapi yang salah adalah penyikapan terhadap ketiganya.

Ada manusia yang serakah alias tamak alias tidak pernah merasa cukup dengan ketiganya, sehingga ibarat peringatan Nabi, bahwa manusia jika diberikan satu gunung emas, pasti akan menagih yang kedua; setelah dapat yang kedua pasti akan menagih yang ketiga dst …

Tidak merasa cukup dalam hal harta misalnya ia telah memiliki harta yang cukup untuk hidup. Namun, karena desakan sosial, misalnya karena trend alias gaya hidup, maka si fulan selalu menumpuk dan menumpuk harta. Menumpuk harta karena dikejar-kejar gaya hidup dan status sosial.

Ada manusia yang serakah terhadap cinta. Setelah mencintai satu perempuan, ia melihat perempuan lain yang lebih cantik, kemudian mencoba meraih cinta perempuan tersebut. Atau, ketamakan cinta dalam bentuk lain adalah seseorang yang sangat serakah akan popularitas; ia ingin selalu dikenal dalam banyak kelompok masyarakat.

Serakah dalam kekuasaan adalah serakah dalam posisi yang dapat mempengaruhi orang lain. Tipe orang seperti ini telah memiliki jabatan, namun ia rela melakukan apa saja demi pengaruh yang lebih besar.

Ketiga penganut tamak alias serakah tersebut dalam catatan sejarah biasanya akan hancur, cepat atau lambat.

Sikap yang terbaik adalah selalu merasa cukup (qanaah), bersyukur dengan apa yang kini kita miliki, dan bertawakkal kepada Allah akan masa depan kita.

Sebagai penutup, saya terkesan dengan kata berikut:

http://manusiasuper.wordpress.com/2007/11/21/shell-be-better-without-me-wont-she/

“Entahlah, hanya saja terkadang kehilangan mimpi jauh lebih menyakitkan dibandingkan kehilangan sebenarnya…”

Kita sering khawatir dengan sesuatu yang kita tak miliki …

Atau, kita sering tidak cukup dengan apa yang kita miliki dan tamak dengan apa yang tidak kita miliki …

Atau, kita mencintai sesuatu berlebihan melebihi kadar cinta yang selayaknya bagi objek yang kita cintai tersebut …

Tamak alias serakah adalah disebabkan kekhawatiran kehilangan sesuatu yang tidak kita miliki; sesuatu itu adalah mimpi-mimpi kita yang kita anggap dapat memberikan kehidupan yang lebih baik …

Wahai insan, kumpulkanlah harta sebanyak mungkin, carilah simpati dari makhluk sebanyak mungkin, carilah kekuasaan sebesar mungkin dalam gemerlapnya dunia … ketahuilah sesungguhnya puncak hidupmu berakhir dengan dikubur di dalam tanah dan dalam keadaan sendiri, gelap dan sepi … maka sebaik-baiknya bekal adalah ketakwaan …

“Syaithan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan (sehingga) menyuruh kamu berbuat keji; sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui …”

(Al-Baqarah:268)

“Boleh jadi kamu benci kepada sesuatu pada hal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu pada hal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya. (Surah Al-Baqarah, ayat 216)

Wassww.,

Agung

(Maaf para pemirsa … tulisan ini bukan bagi anda … tapi bagi diri saya sendiri. “Terinspirasi dari Randy Pausch”)

Iklan

Read Full Post »

Makanan Ternikmat

Assalamu`alaykum wr. wb.,

Bagi saya saat makan ternikmat adalah ubi goreng plus teh pahit ketika saya makan di mushalla Al-Lathief, Kanayakan Dalam, Dago, Bandung, 10 tahun yang lalu.

Saya menikmati keduanya pada pukul 10 pagi, sehabis kerja bakti membersihkan daerah Kanayakan dan sekitarnya.

Bersama Kang Maman, Lukman dkk., kami ketika itu menyewa gerobak sampah, dan membersihkan daerah Kanayakan dan sekitarnya sesaat setelah habis shalat subuh …

Kerja bakti itu kemudian diganjar dengan ubi goreng dan teh pahit.

Makanan ala kadarnya tersebut ternyata merupakan ganjaran yang luar biasa bagi kerja kami; bahkan kenikmatannya masih bisa saya rasakan sampai dengan detik ini …

Masya Allah …

Read Full Post »