Feeds:
Pos
Komentar

Archive for November, 2008

Malu dengan tokoh nasional

Ketika sebuah partai politik menampilkan tokoh2x nasional, seolah-olah seluruh tokoh ormas berebut melarang iklan tersebut.

Ada yang mengatakan bahwa lebih baik kalau ingin menampilkan tokoh2x itu minta ijin dulu. (kira-kira harus minta ijin ke siapa? bgmana surat ijinnya?)

Ada yang mengatakan bahwa tokoh2x itu sudah di alam barzakh jangan diganggu gugat lagi.

Dst … dst

Ketika kita  semua sudah melupakan tokoh nasional selama bertahun2x, dan lebih ingat kepada artis2x, tiba2x kita marah ketika ada sebuah partai politik yang menampilkan tokoh2x nasional beserta kata2x mutiaranya …

Apakah ini pertanda bangsa ini belum siap menjadi bangsa yang besar?

Read Full Post »

Disamping Elica

From 2008_11_09

Bersama orang2x …

From 2008_11_09

Read Full Post »

Konspirasi menghancurkan Indonesia

Indonesia adalah negeri yang besar dan kaya. Warisan budayanya juga luar biasa; sehingga kebangkitan negeri ini hanyalah tinggal menunggu waktu.

Tapi, tetap saja, ada pihak-pihak yang khawatir terhadap negeri yang besar ini; untuk itu dibuatlah skema-skema untuk menghancurkannya.

Skema pertama adalah melalui budaya. Untuk itu, disuplailah film-film porno, obat-obat terlarang untuk menghancurkan generasi mudanya.

Skema kedua, melalui ekonomi. Ekonom-ekonom zionis seperti George Soros diberi ruang seluas-luasnya untuk bergerak. Belum lagi kaki tangan zionis seperti Sjamsul Nursalim dkk, yang menjadi ATM abadi bagi para penegak hukum.

Skema ketiga, para aktifis islam dicokoki dengan dogma-dogma terorisme, sehingga motivasinya bukan menghancurkan zionis yahudi, melainkan berorientasi meledakkan Bali, Plumpang, Kemang dsb, yang notabene banyak orang beriman yang berseliweran disitu.

Agaknya, kita semua harus waspada akan skema jahat ini.

Read Full Post »

Imam Samudra memberikan wasiat sebagaimana tertera disini:

http://www.detiknews.com/read/2008/11/09/091946/1033782/10/gelar-teroris-lebih-mulia-daripada-gelar-ulama

Beberapa paragraph sebelumnya tidak bermasalah, tetapi paragraph berikut yang akhirnya menjadi masalah:

“Kepada antum semua yang telah mengikrarkan dirinya untuk bertempur habis-habisan melawan anjing-anjing kekafiran,  …. Sungguh gelar teroris itu lebih mulia daripada gelar ulama. Namun mereka justru menjadi penjaga benteng kekafiran.”

Orang kafir (baca: tidak beriman) tidak semuanya patut diperangi sebagaimana hadist Rasulullah SAW:

“siapa yang membunuh (termasuk menyakiti dll) orang kafir dzimmi, maka akulah yang akan menjadi pembelanya”

Berikut hak2x kafir dzimmi:

http://hikmah.sitesled.com/jihad/macam_macam_jihad-hak_dan_kewajipan_zimmi.htm

Jadi agaknya Imam Samudra menuliskan wasiat itu bercampur-campur emosi.

Bagi saya, bisa jadi Amrozi dkk diterima disisi Allah SWT; tapi tidak sebagai mujahid, tapi sebagai orang yang bertobat.

Seperti Ryan, sang penjagal dari Jombang; konon kabarnya sekarang sudah tobat. Ketika kelak dia dieksekusi, bisa saja dia terhitung orang yang bertobat, tapi tetap saja ada perbuatan membunuh manusia yang tak berdosa, yang kelak akan diperhitungkan oleh Allah SWT.

Read Full Post »

Pemerintah dalam keadaan bingung menghadapi Amrozi dkk: jika dieksekusi, maka akan banyak ancaman terorisme, baik dari kalangan internal umat ataupun dari kaki tangan pihak luar yang menginginkan Indonesia hancur lebur. Jika tidak dieksekusi, maka Amrozi dkk akan selalu menebar ucapan-ucapan yang tak patut yang akan meresahkan masyarakat.

Pertanyaannya: Bagaimana yang terbaik bagi Amrozi dkk?

Beberapa kelompok, seperti MMI sebagaimana yang dikutip di sini, mengatakan bahwa Amrozi dkk jangan dieksekusi dulu, karena mereka dibutuhkan untuk mengungkap aktor sebenarnya.

Ust. Abu Bakar Baasyir dan TPM juga mengatakan bahwa mereka bukan pelaku bom Bali; pelaku sesungguhnya adalah zionist.

Tapi, masalahnya kemudian,  Amrozi dkk selalu saja mengklaim dengan bangga bahwa merekalah pelaku bom Bali.(Mungkin inilah yang membuat pihak Pemerintah putus asa menggali informasi dari Amrozi dkk.)

Menurut saya, jika tak ada informasi lagi yang dapat digali dari Amrozi dkk., sementara itu bukti-bukti yang menunjukkan keterlibatan Amrozi dkk dalam peristiwa bom Bali sangat lemah, maka memang sebaiknya tak usah dieksekusi.

Tapi, disatu sisi, Amrozi dkk selalu saja memberikan komentar aneh2x yang membuat TPM dan Ust. Abu Bakar Baasyir bingung; jadi sebetulnya apa yang terjadi?

Dugaan saya, Amrozi dkk mengalami gangguan jiwa superberat, sehingga selalu memberikan komentar yang tak ada di realita. Sehingga jalan keluarnya adalah Amrozi dkk harusnya dimasukkan ke rumah sakit jiwa agar dibina oleh para psikiater agar kelak dapat berbicara waras lagi.

Dan ketika dibina di RSJ, hendaknya jangan dikutip-kutip pendapatnya; agar masyarakat tak resah.

Read Full Post »

kita semua bersuka cita dengan kemenangan Obama … tapi rasanya
cerita belum selesai, deh.

Kampanye McCain dan Palin kemarin2x ini sangat memendam kebencian
kepada Obama.

Yang kita khawatirkan adalah akan terjadi pembunuhan terhadap Obama;
kalau kata Joe Biden, Obama akan mengalami masa sulit selama 6 bulan
pertama; pasti akan ada ujian2x berat.

http://www.rushlimbaugh.com/home/daily/site_102008/content/01125106.gu
est.html

BIDEN: Mark my words, within the next — first six months of this
administration, if we win, they’re going to — we’re going to face a
major international challenge, ’cause they’re going to want to test
him, just like they did John Kennedy, they’re going to want to test
him, and they’re going to find out this guy’s got steel in his spine.

Kita doakan semoga Obama dapat melalui masa2x sulit ini ..

Read Full Post »

Selain menggembar-gemborkan mengenai aktifitas Al-Qaeda, yang
keberadaannya ditolak oleh Ustadz Abu Bakar Baasyir sebagaimana
dinyatakan dalam wawancara dengan beliau, Arrahmah tidak lupa
menjelek-jelekkan HAMAS:

http://www.arrahmah.com/index.php/english/detail/when-palestine-is-being-destroy\
ed-this-is-what-the-leader-of-hamas-is-doing/

Dengan maksud apakah Arrahmah menjelek-jelekkan HAMAS?

Apakah Ar-Rahmah adalah pesanan Zionist Yahudi?

Wallahu`alam …

Wassalamu`alaykum ww.,

Agung

— In dago_permai@yahoogroups.com, “Agung” <trisetyarso@…> wrote:
>
> Assalamu`alaykum ww.,
>
> Terkait semakin memanasnya situasi menjelang eksekusi Amrozi dkk.,
> rasa-rasanya umat Islam harus waspada terhadap segala provokasi yang
> dapat menjurus kepada kerusuhan.
>
> Yang harus kita waspadai adalah adanya pihak-pihak yang berminat
> memperkeruh keadaan baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
>
> Kelompok-kelompok ini, entah apa motivasinya, sangat senang Indonesia
> terjerumus kepada jurang kehancuran dengan semakin banyaknya bom-bom,
> perang dsb.
>
> Padahal, jelas sekali, Ust. Abu Bakar Baasyir menolak itu semua,
> sebagaimana terlihat JELAS SEKALI dalam wawancara-wawancara berikut:
>
>
http://uk.youtube.com/watch?v=DWN3IwXFlIg&eurl

> http://jp.youtube.com/watch?v=KWEhhlaQDHc&feature=related
>
> Salah satu kelompok yang mencoba mendistorsi informasi dari Ustadz Abu
> adalah kelompok arrahmah.com (http://www.arrahmah.com/index.php)
>
> Beberapa comment yang mencoba mengungkapkan interview tersebut selalu
> dihapus … seolah-olah ada informasi yang disembunyikan …
>
> Wassalamu`alaykum ww
>
> Agung
>

Read Full Post »

Kata “sheikh” adalah kata yang mulia dan besar. Setidaknya menurut wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Sheikh), kata “Sheikh” berarti “orang yang dituakan atau dimuliakan (karena ketinggian ilmu agamanya)”, “orang yang bijak”, “orang yang memiliki pengetahuan yang dalam mengenai Quran dan Sunnah” dan juga “seseorang yang menyelesaikan pendidikan mengenai studi islam dan dipersiapkan untuk menjadi guru.”

Oleh karenanya, beberapa orang alim dinisbatkan label “sheikh” pada diri mereka, sekalipun tentu mereka tak mengharapkannya; sebutlah, Sheikh Yusuf Al-Qaradhawi, Sheikh As-Sudais, Sheikh Shuraim, dst. Beliau-beliau ini adalah lentera ditengah umat-umat manusia; ucapan mereka adalah ilmu dan menjadi sarana bagi turunnya petunjuk.

Bicara tentang konteks di Indonesia, akhir-akhir ini kata “syaikh” banyak sekali digunakan oleh media. Sayangnya, kata “Sheikh” tidak dinisbatkan kepada orang yang berilmu; dua orang ini yang sudah identik dengan kata “syaikh”:

1. “Syaikh” Puji

Orang yang bernama Pujiono ini terkenal ke-“syaikh”-annya karena niatnya menikahi tiga orang gadis dibawah 13 tahun: yang satu 12, satu lagi 7 dan satu lagi adalah 9 tahun.

Saya tak berminat mempermasalahkan landasan fiqh-nya, karena menikahi gadis <13 tahun sifatnya debatable; yang saya permasalahkan adalah “syaikh” yang satu ini dikenal bukan karena kedalaman ilmunya, bukan karena karya-karyanya; melainkan tingkah laku yang nyentrik dan mencari perhatian banyak orang.

Lagi pula perlu dipertanyakan, selayak apakah Pak Puji ini menempel kata “Syaikh” dinamanya: apakah yang bersangkutan sudah merasa setara dengan Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, Syaikh As-Sudais, Syaikh Shuraim dsb? Kalau iya, apakah ada karya ilmiah dibidang studi islam yang dapat membuktikannya?

2. “Syaikh” Mukhlas

Kasus kedua adalah pelaku bom bali, yaitu Mukhlas.

Seperti kita ketahui, Mukhlas bersama dengan Imam Samudra dan Amrozi, mengklaim dengan bangga berada dibalik peristiwa Bom Bali; sekalipun, Ust. Abu Bakar Baasyir dengan tegas mengatakan bahwa pelaku sesungguhnya adalah AS, Yahudi dan Australia yang berkonspirasi untuk membom bali (http://www.news.com.au/heraldsun/story/0,21985,24510319-661,00.html). Sekalipun begitu, adalah aneh sekali, bahwa arrahmah.com tetap membenarkan pengakuan Mukhlas dkk dan bahkan memberikan label “syaikh” kepada Mukhlas (http://www.arrahmah.com/index.php/english/detail/the-exclusive-interview-with-ustadzah-parida-abbas-the-wife-of-syekh-mukhla/)

Aneh, Ust. Abu Bakar Baasyir disebut Ustadz, sedangkan si Mukhlas disebut “Syaikh”?! Padahal siapakah Mukhlas sehingga layak mengusung gelar “Syaikh”?

Agaknya umat Islam yang masih waras harus bertindak dari perampasan istilah-istilah yang mulia ini.

Read Full Post »

« Newer Posts