Assww.,
Saya cuma bisa mengelus-elus dada dan beristighfar berkali-kali
melihat keanehan tingkah laku elit politik sekarang ini.
Agaknya, kita harus bersiap-siap memiliki Soeharto baru, yaitu Soetiyoso.
Para elit politik terlihat beramai-ramai mendukung Soetiyoso; bahkan
tidak sedikit kaum akademisi ikut propaganda
mendukung Soetiyoso.
Kelihatannya, para pendukung Soetiyoso “agak cerdas” dengan
menggunakan “past political syndrome” yang dianut bangsa ini
pasca-reformasi. Kita pernah kenal istilah “ABM” (Asal Bukan Mega),
atau “ABG” (Asal Bukan Gus Dur), “ABH” (Asal Bukan Habibie) dan mereka
memprediksi tahun 2009 yang terjadi adalah “ABS” (Asal Bukan SBY). Nah
… siapa yang akan menjadi ratu adil melawan SBY? Jawabnya, menurut
mereka, adalah Soetiyoso, karena Soetiyoso setidaknya memenuhi
beberapa kriteria, yaitu dia Jenderal, Jawa dan agak dipandang ganteng
oleh masyarakat karena sering nongol di tipi (seperti SBY yang menang
karena keberhasilan pembangunan imej). Dan, tahun 2009 diperkirakan
seluruh jalur Buswai akan kelar, yang membantu klaim Soetiyoso, bahwa
kerjanya sangat bagus (maka dari itu kerja busway sekarang dikebut,
yang menghasilkan kemacetan di seantero Jakarta)
Saya gak tahu, gejala apakah ini; apakah pada ndak mudeng, apa yang
terjadi ketika Soetiyoso akan menjadi Presiden negeri ini?
Apa sudah pada lupa dengan kasus 27 Juli, yang berpotensi dapat dibawa
ke Mahkamah Internasional?
Atau apalagi, dengan kasus Tim-Tim yang terus menjadi bara dendam
Australia setiap saat?
Bayangkan jika Sutiyoso menjadi presiden, dan para lawan politiknya
akan menggiring yang bersangkutan ke mahkamah internasional? Alangkah
malunya kita, ketika itu …
Pokoknya, harus ada gerakan menghentikan Sutiyoso, sebelum keadaan
semakin parah. Gerakan penghentian ini tentu jangan black campaign,
harus sesuatu yang lebih cerdas.
Dan saya melihat kaum reformis harus bersatu padu; PAN, PKS, PRD dan
kelompok-kelompok reformis lainnya harus ingat agenda reformasi; kita
harus memunculkan ratu adil yang dapat melawan Soetiyoso … dan saya
melihat itu ada di pasangan IWAN FALS – HNW.
Wassww.,
Agung
Maaf ya bung…., kalau iwan fals ok de…, tapi kalo HNW no !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!,
Pokoknya No untuk HNW !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Pro L.vie…sedikit berbobot dong….alasannya… ga cuma yes no yes no…..orang pinggir jalan mah jg bisa yes no yes no…..ga perlu belajar.
Kalo gw sih, akan memilih Sutiyoso!!! Gaya mimpinnya pas untuk org Indonesia yang kebanyakan ndableg dan keras kepala. Soal2 lain yg ditulis dalam postingan ini, gw pikir hanya kekhawatiran yang berlebihan. Iwan Fals-HNW? Nggak deh!!! Be rational my friend..!!!
tumben ….masih diatas…ketigaaaaaa
biasa pak agung, politik lupa dan politik ingat. kasus 27 juli, timtim, cara sutiyoso menangani kaum marginal ibukota cenderun dibikin lupa.
Eh,…ada bedanya pak, sutiyoso dan SBY. SBY ganteng beneran, dan pernah jadi objek penderita, seperti juga megawati (publik senang memilih orang tertindas sebagai pemimpin).
Sutiyoso justru menindas orang lain…. soal ganteng…ahem ahem…maaf…..bukan selera saya….
Kalo banyak pria di negeri ini pernah demam potongan rambut SBY, entahlah apa ada pria di negeri ini yang mau menganggap sutiyoso sebagai trendsetter…
STOP SUTIYOSO JUGA!!!!
Hi Yos!
Pesan dari tim sukses Sutiyoso for President.
Mulai bulan ini sampai 2009 nanti, hindari menu sbb :
– Es Beye
– Sup Kalla
– Mie Gawati
– Jus Dur
– Sayur Paloh
– Jagung Laksono
– Bakar Tanjung
– Ubi Ranto
– Udang Daradjatun
Sebaiknya pilih menu yg SEHAT & BERMANFAAT, yakni :
Soto Yoso !!!!
sebetulnya sih….saya ga masalah sama gaya kepemimpinan apapun…demokratis apa otoriter atau diktator sekalipun.
Gaya kepemimpinan itu kan harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang dipimpin.
Cuma syaratnya satu aja…
AMANAH,
berusaha selalu memenuhi hak rakyatnya
karena bila ada rakyatnya yang belum terpenuhi haknya, maka akan timbul gejolak…karena menghianati hukum alam, yang berarti mengingkari sunatullah….
karena keadilan itu, berarti selaras dengan hukum alam, selaras dengan sunatullah…
soal cara memimpin, ya sesuaikan ajalah…
SUTIYOSO bisa pegang amanah? Ah, saya sangsi itu….
Saya pasti tidak dukung Sutiyoso, pertama krn dia bagian dari generasi yang mewakili P Harto, ikut poya2. Kita perlu poemimpin muda maks usia 50 thn yang berani menghapus koropsi, dan menggunakan harta pribadi untuk memerangi kemisikinan dan kebodohan. Kita minta saran kpd Amin Rais siapa, kemungkianan besar adalah tokoh pendidik yang agamis. Orangnya dapat dimunculkan oleh tokoh-tokoh seperti Amin Rais, Megawati, Gus Dur, SBY, dan JK. Jangan mereka yang muncul, tapi mereka usulkan calonnya. Mereka cukup jadi penasehat saja. Beri peluang keada yang muda, yaitu generasi penerus bangsa.
Wassalam Ibrahim Musa
Cocoklah Sutiyoso karena kebaranian dan karakter yang matang. Kenapa tidak
ini dia yang saya bilang dengan anti-kesadaran-dari masyarakat.
Melulu mengandalkan presiden, memang presiden perlu, tp lebih perlu lagi jika membangun kesadaran dan perubahan dari kita sendiri, mulai dari keluarga dan lingkungan.
Try fair, not fear.
masalah yang paling susah di atasi adalah pemilih kita di seluruh Indonesia yang belum bisa mendapatkan informasi yang sangat benar tentang track record capres/cawapres.
Jadi jika tim sukses capres/cawapres bekerja optimal bisa mendekati pemilih(halal/tidak) siap-siap aja kecewa karena yang kita harapkan bisa memimpin bangsa ini gak terpilih.
Siapapun yang terpilih kita mau gak mau harus nerima karena suara terbanyak jadi penentu.
Mari kita berdo’a kelak presiden kita CERDAS, JUJUR, AMANAH dan harus Berani tentunya…….
Ah saya mah mending nonton tipi saja dirumah… liat sinetron
*siyul-siyul
Kalo saya sih Punya Usul Hidayat Nur Wahid VS Sri Sultan Hamengkubuwono X.
HNW : Saya yakin Religiusnya bisa di pertanggungjawabkan bukan sekedar slogan selama ini.
Sultan : Berwawasan Luas, Berpengalaman memimpin, menjadi raja pengayom InsyaAllah tidak hanya berorientasi ke materi atau Politik golongan semata, saya bisa usul begini karena saya sendiri sudah merasakan menjadi rakyat Sri Sultan juga pas melihat acara kick Andy sangat berwibawa.
Sutiyoso (TERLALU ) AROGAN, BISA MEMUNCULKAN DIKTATOR BARU, gak percaya lihat jakarta yang seolah2 seperti milik sutiyoso apa yang dia mau dia kerjakan tanpa memperdulikan rakyatnya.
Masyrakat Indonesia butuh seorang DIKTATOR yang ADIL dan AMANAH.
gw masih mencari figur-figur baru dari bakal2 calon pemimpin republik ini…kalo bisa sih yang agak2 muda la..47 tahunan gitu…
tapi memang untuk populer itu ga murah, pernah ada studi dari lembaga peneliti yang sering ngitung quick count, biaya untuk naikkan pamor bisa menelan puluhan milyar..
yang dari daerah dong…jangan dari jakarta mulu, mungkin dari para bupati yang sudah teruji kemampuannya…misal bupati musi banyu asin, atau mantan bupati belitung timur, atau juga bupati solok…mungkin hanya bisa terwujud di republik mimpi 😉
atau warga pribumi keturunan tionghoa mungkin ?
males liat itu lagi-itu lagi
salam
politik?? au ah
sutiyoso,
trisetyarso
hmmm…..hampir mirip so-nya
tapi ini blog bukan milik sutiyoso khan?
lam kenal
saya nggak mau banjir, saya nggak mau macet, saya nggakmau polusi. cukup jakarta saja yang begitu. nggak mungkin saya pilih sutiyoso
ada ga seh pemimpin yang benar-benar memikirkan rakyatnya.
ada donk !
sotoy~oso pakai greedy algorithm.. memilih yang terbaik dari pilihan yang diketahui saat ini (dari wawancara di televisi, Saya dilatih untuk mengambil keputusan dengan cepat, pilihan yang terbaik yang saya ketahui akan saya pilih).. sotoy-yoso tidak takut untuk mengorbankan rakyat kecil demi membangun image (kutipan, dalam setiap kebijakan pasti ada yang dikorbankan).
sosok presiden RI membutuhkan calon yang menggunakan algoritma yang adaptif/fleksibel, serta memikirkan pilihan yang akan dimiliki di masa depan sebagai dari opsi yang dimiliki sekarang.
😛
Ehm….meski otoriter, Soeharto jelas – jelas membawa wibawa dan perkembangan Indonesia menjadi naik.
Karena Presiden sekarang cenderung tidak kharismatik, malah ketakutan menghadapi rakyatnya. 😕
menjadi presiden di negeri ini adalah siap2 turun dengan wajah ‘malu’.
salam kenal
masyarakat sekarang lebih cerdas dibanding sebelumnya.apalagi dengan akses yang mudah untukmendapatkan informasi.masyarakat bisa menilai layakdan tidaknya.akan tetapi kadang masyarakat (biasa) terjebak pada pilihan. tak banyak pilihan yang ada di depan, pilihan itulah yang harus kita sodorkan.
Ada nggak sih orang lain selain yang itu-itu juga, emangnya orang Indonesia yang berbobot cuman itu-itu saja, udah rakyatnya miskin, eh ditambah miskin regenerasi pemimpin, kacian deh loe.
iya, bener. Hentikan sutiyoso.
gayanya memerintah mirip2 suharto.
Hmmmm, Sutiyoso?! entahlah 😦 Mengkhawatirkan juga sih
Tapi kalo bukan SBY kira2 nasib rakyat Aceh gimana yah? Juga gimana dgn nasib2 kemajuan&pembenahan yang telah dicapai
Kayaknya SBY dah lumayan deh. Perlahan tapi pasti. Daripada coba2 yang lain.. He, buat rakyat kok coba-coba :p
Sutiyoso? Menghisap darah rakyat yang justru berpuluh tahun sejak zaman Ali Sadikin membangun perekonomian Jakarta. Mau contoh? Tipu daya Sutiyoso mengusur pedagang tanah abang. Membangun bangunan baru ditanah milik orang lain, dengan dalih yang sangat absurd. Keinginan utama hanyalah membuat gedung baru yang dapat dijual mahal pada siapapun yang mampu bayar. Waduh sangat banyak dan ngga bisa disebutkan satu persatu kesalahan dia. Masih mau milih? padahal masih banyak pilihan yang jauh lebih baik. Mbah Roso mungkin justru lebih baik.
Pilih presiden jangan yang biasa-biasa saja, cari yang luar biasa. Sby Kala biasa, Mega, biasa, Gus Dur aneh, Habibi belum biasa, Suharto Luar biasa (korupnya) tapi tertata rapi, Sukarno Luarbiasa, bisa menyatukan bangsa, walaupu belakangan ambruadul. Cari Capres yang mampu mencipkan kemandirian bangsa. sekarang ini kita terjerat pada kapitalisme, rakyat indonesia yang seharusnya menjadi tuan dirumah sendiri malah jadi buruh. Makan nggak kenyang, tidurpun nggak nyenyak. contoh rielnya hampir seluruh pegawai, buruh pabrik, yang menenggah kebawah berangkat subuh pulang jam 22 malam tapi tetap cukup.
Inilah system budak yang diciptakan oleh imperalisme ini. Hanya segelintir manusia yang menikmati kemewahan yang luar biasa. Inilah mengkianati bangsanya yang melanggengkan system kapitalisme.
Ayo kita cari sosok presiden yang bisa merubah bangsa ini. Janga jadikan bangsa ini bangsa budak cuma alasan materi yang ngga seberapa.
Daripada dipimpin sama orang yg gak bisa mimpin macem SBY, Mega, Gus Dur dll. Mendingan dipimpin sama diktator,…tapi bener. Yang lain cuman omong-doang. Gw sih mending punya Presiden yg tentara Kostrad….daripada politikus memble,..cuma jago kandang doang. Lihat jaman Suharto, rakyat kecil gak ada yang kelaparan. Peduli amat elit politik yang bisanya cuma koar-koar doang. Sekarang yang penting SANDANG, PANGAN, PAPAN. Bahkan kalo perlu kita sewa aja professional presiden dari Luar Negeri. Liat aja realita, gak usa terlalu banyak makan politik, perut lapar man.. Kita perlu makan nasi bukan makan politik. Di Amerika, biangnya demokrasi… belum pernah ada presiden wanita atau presiden yg maaf, cacat. Kita ini memang udah gak punya nalar yg baik….masak milih presiden aja gak bisa. Wake up man !!,