Kita emang agak konyol …
Sering lebih percaya kepada yang maya daripada yang nyata …
(Renungan bagi kasus Ade … )
http://kunto.blogs.friendster.com/kunto/2007/08/maya.html
maya
Ketiadaan telah menjadi kenyataan. Manusia semakin mudah percaya pada sesuatu yang tidak pernah jelas keberadaannya. Manusia telah pula gampak digoyak oleh kenyataan yang tidak ada.
Manusia modern menyebutnya dunia maya. Tanpa tatap muka, tanpa sentuhan. Tanpa wujud, hanya ada bayang-bayang. Tanpa kehadiran, namun dengan perpisahan.
Dunia maya, dunia tanpa bentuk yang nyata. SMS, email, mailinglist, blog, dan web adalah beberapa contoh kemayaan yang nyata itu. Lalu, manusia bisa terhubung ke belahan dunia yang lain dalam waktu yang begitu cepat. Manusia bisa begitu akrab dengan teman barunya hanya dengan kata-kata, atau bertatap sepotong foto. Jarak telah ditiadakan. Semua terasa begitu dekat, yang kadang-kadang memang sungguh seperti dekat.
Kehangatan pun tak memerlukan pelukan untuk menggetarkan. Keromantisan juga tidak memerlukan belaian untuk mendidihkan gairah. Hmmm, bahkan kemarahan pun tak memerlukan pelototan atau tonjokan.
Dunia maya adalah dunia tanda. Tanda hanyalah wakil, hanya silih, simbol akan.
Malapetaka besar ketika tanda dipuja. Dan kini sudah terjadi. Manusia-manusia terkesima pada tanda. Dunia maya telah begitu nyata bagi mereka.
Haha, kecanggihan teknologi melahirkan manusia berwajah ganda: tampak maju, sekaligus bego. Terampil berselancar, sekaligus melorot nalarnya.
Maka, marilah kita merayakan kesuksesan dunia maya menjungkalkan kemanusiaan kita. Dengan sukacita kita olok-olok mereka yang gampang termakan muslihat maya, eh kelabuh dunia maya hahahahaha….
paul ricoeur pernah bilang bahwa sebuah teks memiliki dunia sendirinya. soalnya mungkin bukan pada mana yang mau dipercaya tetapi pada bagaimana memahami dan menafsirkan sebuah teks atau media. kadang membaca yang tersirat memang jauuuh lebih rumit daripada yang tersurat.. salam kenal.. 😀
bukannya dunia pustaka juga seperti itu. hanya saja dunia maya lebih interaktif. kok dunia pustaka ngga dianggap tanda malapetaka?
manusia adalah mahluk yg dibatasi oleh ruang dan waktu… ia bukan jin yg bisa berpindah benua hanya dalam satu kedipan mata 😀
hingga dibutuhkan satu fasilitas untuk berkomunikasi dari jarak jauh walaupun hanya dengan perwakilan tanda2…. teknologi yg disebut dunia maya memungkinkan itu
dan jutaan informasi mampu diakses hanya dengan mengklik tombol search.
Adapun hal2 negatif di dalamnya… well, ciptaan manusia nggak ada yang sempurna bukan?
itu tergantung pinter2nya kita aja dalam menyaring informasi… 🙂