Feeds:
Pos
Komentar

Archive for November, 2007

Alhamdulillah, hari ini saya menjalankan salah satu sunnah Nabi Muhammad SAW, yaitu bersilaturahmi dengan kerabat orang tua.

Kerabat tersebut adalah Pak Anwar Pulokadang ketika beliau berbicara di Todai.

(Saya sampai tidak begitu sadar bahwa 99 % pemirsa di acara tersebut adalah orang todai …)

Ternyata almarhum ayah saya, Sutomo Susito, meninggalkan kesan yang mendalam bagi yang bersangkutan; ketika mereka masih sekolah dulu, mereka pernah satu asrama, dan sering berkunjung satu sama lain.

Ketika datang ke Indonesia pun, adalah almarhum ayah dan almarhum kakek yang menjemput beliau di bandara (saya langsung teringat senyum ayah dan kakek ketika itu juga).

Memang begitulah seharusnya dua orang sahabat berteman; umur dan waktu tak pernah memisahkan mereka. Mereka dapat saja berpisah secara fisik, namun tak pernah pisah di hati.

Semoga Allah SWT merahmati mereka semua … Amiin.

Note:

Dilain waktu sebetulnya saya ingin Pak Anwar berbicara lebih spesifik mengenai kontribusi yang sangat besar para alumni PERSADA di Indonesia.

Secara spesifik, saya ingin agar bangsa ini tahu betapa sangat besarnya kontribusi ayah saya (Sutomo Susito) dalam industri otomotif di Indonesia!!

Read Full Post »

http://money.cnn.com/2007/11/02/news/companies/bank_writedowns/index.htm?cnn=yes

Read Full Post »

Rekan-Rekan yth.,

Menurut saya, pasangan Bang Iwan Fals – Ust. Hidayat Nur Wahid adalah pasangan yang memiliki kans sangat bagus, jika disandingkan menuju istana negara.

Pada tahun 2009, memang kita rasakan akan terjadi krisis kepemimpinan. Berikut peta singkat beberapa kandidat presiden 2009:

1. SBY. Jenderal kita yang satu ini sebetulnya cukup bagus ketika menjadi presiden 2004-2009; tapi popularitas beliau selalu menurun dari bulan ke bulan. Tidak ada yang salah dengan Presiden SBY; hanya saja karena masalah yang sangat berat menghadang beliau, maka ekspetasi masyarakat ke beliau juga sangat tinggi. Karena selalu tidak sesuai dengan ekspektasi, SBY akan menjadi kandidat yang tidak populer lagi.

1a>. Yusuf Kalla. Modal Yusuf Kalla hanyalah Golkar dan uang. Kelihatannya dua faktor tersebut tidak banyak membantu beliau dalam menuju istana.

2. Sutiyoso. Mantan Gubernur DKI kita yang satu ini sebetulnya punya modal bagus untuk jadi Presiden 2009; beliau Jenderal dari ABRI dan Jawa pula. Tapi kelihatannya terlalu banyak faktor penghambatnya; misalnya di dalam negeri beliau terlibat kasus 27 Juli dan di luar negeri belum pula selesai masalah dengan Australia. Kelihatannya, faktor di dalam negeri dan di luar negeri menjadi penghambat besar bagi kesuksesan beliau.

3. Tokoh-tokoh lawas seperti Amien Rais, Gus Dur, Mega, Wiranto dsb akan sangat mustahil untuk kembali ke panggung politik; mereka tokoh-tokoh yang bagus, tapi kelihatannya masa mereka sudah selesai.

4. Diantara tokoh-tokoh muda yang mungkin jadi kandidat adalah:

4a> Yusril Ihza Mahendra : terjerat kasus poligami dan dugaan korupsi

4b> Akbar Tanjung: terjerat kasus korupsi

dsb.

Tokoh-tokoh di atas tidak akan menandingi popularitas Bang Iwan dan Pak Hidayat di mata masyarakat.

Bang Iwan memiliki massa fanatik yang menyukai lirik-lirik kritik sosialnya; kalau dilihat dari puluhan ribu massa yang selalu hadir di setiap konsernya dan juga rating di televisi yang selalu tinggi untuk setiap acaranya, maka massa bang Iwan bisa diperkirakan sangat-sangat tinggi.

Silakan bayangkan, jika Bang Iwan diadu dengan SBY; kira-kira siapa yang lebih populer di mata rakyat? Saya sangat ragu SBY bisa menandingi popularitas Bang Iwan.

Kemudian, massa Pak Hidayat juga sangat besar. PKS adalah partai anak muda yang sangat cepat pertumbuhannya; prediksi 20 % suara pada 2009 bukanlah hal yang mustahil, jika melihat perkembangan yang sangat luar biasa dari partai ini.

Sehingga, kolaborasi Bang Iwan dan Pak Hidayat akan menjadi pasangan yang sangat serasi dilihat dari sudut manapun; dari segi politik, Bang Iwan – Pak Hidayat mendapat legitimasi suara yang luarbiasa. Pendukung Bang Iwan adalah lintas partai, plus dukungan dari PKS akan menjadi legitimasi pasangan ini di Senayan.

Selain itu, Bang Iwan – Pak Hidayat ibarat pasangan Bung Karno – Bung Hatta ketika tahun 1945.

Bang Iwan ibarat Bung Karno merepresentasikan suara Nasionalis, sedangkan Pak Hidayat layaknya Bung Hatta yang merupakan wakil kaum agamis.

Bang Iwan ibarat Bung Karno yang dapat menyihir masyarakat lewat pidato-pidatonya. Bedanya, Bung Iwan lewat lirik-lirik lagunya. Sedangkan Pak Hidayat ibarat Bung Hatta, yang cenderung kepada ketenangan, intelektualitas dan kedalaman pemikiran.

Persamaan diantar keduanya adalah mereka berdua merepresentasikan gerakan kaum muda di Indonesia; mereka berdua tidak dilahirkan dari politik masa lalu. Mereka berdua adalah KAUM REFORMIS.

Perbedaan antara Bung Iwan dan Bung Hidayat akan menjadi harmoni yang luarbiasa indahnya jika benar-benar terjadi di 2009. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, kita akan memiliki Presiden dari kalangan artis, yang merupakan legenda musik Indonesia. Di sisi lain, Pak Hidayat akan membuktikan kepada dunia, bahwa kalangan pesantren pun dapat menjadi politisi yang bersih dan profesional ketika diberikan amanat memimpin.

Naiknya pasangan Bung Iwan dan Bung Hidayat, otomatis akan membawa arah baru dalam perpolitikan Indonesia; dominasi GOLKAR dan NEO-GOLKAR (PDIP dsb) akan semakin melemah, dan akan digantikan dengan dominasi kekuatan-kekuatan reformis.

Mereka akan menjadi kekuatan moral yang luar biasa di Indonesia.

Semoga pasangan ini akan benar-benar akan menduduki Istana.

Wass.,

Agung

“Saatnya daun jatuh ke bumi, tunas muda bersemi …”

Satu Satu

Satu-satu daun berguguran
Jatuh ke bumi dimakan usia
Tak terdengar tangis tak terdengar tawa
Redalah reda …

Satu-satu tunas muda bersemi
Mengisi hidup gantikan yang tua
Tak terdengar tangis tak terdengar tawa
Redalah reda …

Waktu terus bergulir
Semuanya mesti terjadi
Daun-daun berguguran
Tunas-tunas muda bersemi

Satu-satu daun jatuh ke bumi
Satu-satu tunas muda bersemi
Tak guna tertawa
Redalah reda …

Waktu terus bergulir
Kita kan pergi dan tinggal pergi
Ke dalam tangis ke dalam tawa
Tunas-tunas muda bersemi

https://trisetyarso.wordpress.com/2007/11/02/pahlawan-di-sekitar-kita-si-budi/
https://trisetyarso.wordpress.com/2007/11/01/ujung-jalan-balubur/
https://trisetyarso.wordpress.com/2007/10/11/kesaksian/

Read Full Post »

Pahlawan disekitar kita adalah si “Budi”,

baik yang masih muda ataupun sudah tua.

Mereka mengais rezeki halal, rela menempuh kesulitan seberat apapun

Demi masa depan diri, masyarakat dan keluarga …

Inilah gambaran kehidupan si “Budi” … hargailah mereka dimana pun engkau jumpai

Sore Tugu Pancoran
Karya : Iwan Fals ( Album Sore Tugu Pancoran 1985 )

Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Di simpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran

Menjelang maghrib hujan tak reda
Si Budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang

Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu
Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu
Anak sekecil itu sempat nikmati waktu
Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepang

Cepat langkah waktu pagi menunggu
Si Budi sibuk siapkan buku
Tugas dari sekolah selesai setengah
Sanggupkah si Budi diam di dua sisi

Read Full Post »

Meeting with Rod-San

Quantum Information Symposium
(Collaboration between Stanford University, Keio University, NII and NTT)

Read Full Post »

Rekan-Rekan yth.,

Saya cuma berfikir, apakah tahun depan akan ada momen besar pergeseran kekuatan dunia?

Amerika sekarang sedang melemah dan akan semakin melemah di tahun depan.

http://tech.groups.yahoo.com/group/Interdisiplin/message/2890

http://news.yahoo.com/s/ap/20071101/ap_on_bi_ge/chrysler_job_cuts

 http://news.yahoo.com/s/ap/20071101/ap_on_bi_st_ma_re/wall_street

http://news.yahoo.com/s/ap/20071101/ap_on_go_pr_wh/bush

Read Full Post »

“Ujung Jalan Balubur”

Rekan-Rekan yth.,

Dalam sebuah milis, ada seorang alumni ITB yang sangat terkejut dengan perkembangan yang terjadi di daerah Balubur dan sekitarnya.

Beliau, yang angkatan 80-an tersebut, sangat terkejut dengan perubahan drastis yang terjadi dengan daerah yang dulu cukup berkesan tersebut; kemudian saya jadi berpikir kembali, apakah pembangunan selalu seperti yang dikatakan Iwan Fals dalam “Ujung Jalan Pondok Gede”, yaitu selalu tidak beradab?

Ternyata tidak selalu begitu.

Saya diceritakan oleh Mas Achmad Husni Thamrin, yang merupakan “sesepuh” kami di Keio, dulu ketika kampus SFC dibangun, ada sekeluarga elang yang memiliki sarang di sebuah lokasi yang merupakan bagian dari rencana pembangunan tersebut. Hebatnya perasaan para kontraktor di Keio adalah elang yang berkeluarga tersebut tidak diusir, melainkan diberikan tempat dan waktu yang lama untuk mencari tempat baru. Keluarga elang tersebut diberi waktu untuk berkeluarga, membesarkan anak dengan nyaman dst., sampai akhirnya elang tersebut benar-benar pindah.

Begitu juga kalau kita lihat dengan pembangunan di Keio dsb; pembangunan tersebut tidak melanggar estetika dan juga etika yang ada, sehingga pembangunan dalam skala besar dan kecil dapat dilakukan dengan beradab; yaitu tidak mengganggu masyarakat sekitar.

Memang ironi sekali, kalau kita lihat di bangsa kita yang konon kabarnya, bersilakan “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” dsb., dan konon kabarnya pada beriman.

Pembangunan seringkali dilakukan tanpa mengindahkan etika dan estetika yang ada; misal pembangunan jalan layang di balubur benar-benar meluluhlantakkan romantisme suasana balubur, persis seperti yang pernah dikatakan Iwan Fals dalam syairnya:

Ujung Aspal Pondok Gede
Karya : Iwan Fals ( Album Sore Tugu Pancoran 1985 )

Di kamar ini aku dilahirkan
Di balai bambu buah tangan bapakku
Di rumah ini aku dibesarkan
Dibelai mesra lentik jari ibu

Nama dusunku ujung aspal pondok gede
Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun

Kambing sembilan motor tiga bapak punya
Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya

Sampai saat tanah moyangku
Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota
Terlihat murung wajah pribumi
Terdengar langkah hewan bernyanyi

Di depan masjid samping rumah wakil pak lurah
Tempat dulu kami bermain mengisi cerahnya hari
Namun sebentar lagi angkuh tembok pabrik berdiri
Satu persatu sahabat pergi dan tak akan pernah kembali”

Thx to http://iwanfalsmania.blogspot.com/2006/04/ujung-aspal-pondok-gede.html

Read Full Post »

Assww.,

Sudah kedua kalinya ITB tidak masuk 100 besar universitas di Asia versi webometrics.

http://www.webometrics.info/top100_continent.asp?cont=asia

AADI (Ada Apa Dengan ITB?)

Wassww.,

Agung

Read Full Post »

Indonesia & Negeri Mati yang dibangkitkan Tuhan

 

 

Indonesia sekarang, adalah negeri tanpa harapan. Di negeri ini, terlalu banyak kata untuk menggambarkan kerusakan, kebejatan, kebodohan dan kekotorannya. Sebaliknya, terlalu sedikit kata untuk dapat menggambarkan prestasi, kebaikan dan keberhasilannya. Negeri ini telah mati.

 

Nyaris setiap penduduk di negeri ini sudah merasa tidak punya harapan, sehingga setiap dari mereka merasa perlu untuk keluar dari negeri ini selama memungkinkan.

 

Adakah harapan ? Jawabannya tidak ada, bagi mereka yang tidak percaya Tuhan. Bagi Anda yang percaya Tuhan … jawabannya Ada !!

 

Tuhan berfirman di Surat Al-Baqarah ayat 259 :

 

“…apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia (orang itu) berkata : “Bagaimana Allah akan menghidupkan kembali negeri ini setelah kehancurannya ? “ Maka Allah mematikan orang itu selama seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya:”Berapa lama kamu tinggal di sini ? “ Ia (orang tsb) menjawab:”Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari.” Allah berfirman:”Sebenarnya kamu tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi umat manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu,  kemudian Kami akan menyusunnya kembali, kemudian Kami akan membalutnya dengan daging”. Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata : “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

 

Sebagaimana kisah Nabi Ismail yang ditaruh di tengah padang pasir yang sangat tandus. Secara perhitungan akal sehat, Nabi Ismail tidak akan bisa hidup di tengah-tengah padang pasir yang sangat tandus … tetapi apa yang kemudian terjadi ? Justru dari peristiwa itulah awal mulanya kota Mekah berdiri.

 

Sejarah mencatat, prestasi yang besar seringkali diawali oleh keputusasaan. Apa yang kelihatan sebagai akhir, seringkali merupakan awal yang sesungguhnya. Malam yang semakin pekat, merupakan ciri munculnya mentari di pagi hari.

 

Insya Allah, Indonesia oleh Tuhan sedang dijadikan tanda kekuasaanNya, dengan cara menjalani proses yang sedang lihat sekarang ini.

 

Kita tidak tahu sampai kapan proses ini akan berlangsung, itu bukan urusan kita. Yang perlu kita lakukan adalah bekerja, bersabar dan berdoa.    


Read Full Post »

« Newer Posts